PART 8

279 19 2
                                    

Pagi itu adalah surga bagi Aletta. Hari ini, ia tidak terlambat masuk lagi. Entah, kebetulan atau apa yang jelas hari ini tidak ada kata terlambat bagi Aletta. Ia tersenyum menyeringai melewati koridor kelas XI. Tapi, langkah nya terhenti karena sesuatu menabrak punggungnya dari belakang

Brukkk

"Awww! Sakit, bego! Jalan itu pake mata, bukannya pake dengkul!" cacian Aletta menyembur ke arah orang yang menabraknya. Mata Aletta sukses membulat melihat siapa orang yang telah membuatnya terkapar di lantai

"Maaf, nggak sengaja" jawab orang itu

"Arga?" Mata Aletta terus memandangi Arga. Wow. Aletta terdiam dan tidak berkedip. Susah payah ia meneguk salivanya melihat Arga hari ini tidak memakai kacamata nerdnya. Aletta mengernyitkan dahinya sambil terus menatap Arga. Arga yang ditatap dengan mata telanjang hanya terdiam lalu menjulurkan tangannya untuk membantu Aletta berdiri

Aletta masih sibuk memandangi Arga. Wow, betapa indah mata itu. Bulat, iris kecoklatan yang menawan dan bulu mata yang indah sekali. Aletta tidak pernah melihat mata sesempurna itu sebelumnya. Ia masih terpaku sampai-sampai tidak sadar bahwa ini masih di koridor kelas XI. Arga yang tahu bahwa Aletta menatap matanya terang-terangan langsung panik dan ingin segera pergi saat ini juga

"Emm maaf aku nggak sengaja. Kamu nggak papa kan?"

"Ha? Eh? I..iya gapapa kok gapapa"

"Oke. Aku duluan"

Arga segera beranjak meninggalkan Aletta yang masih mengagumi mata indahnya itu. Arga memang sengaja tidak menggunakan kacamatanya pagi tadi karena terburu-buru. Disisi lain Aletta masih sibuk dengan pikirannya

"Gilak, matanya keren banget, sumpah dah. Baru kali ini gue liat mata seindah itu. Kenapa gue baru sadar ya? Argghh! Cukup Aletta, cukup! Sepertinya gue perlu air mineral buat memfokuskan diri gue lagi"

Aletta lalu berjalan menuju ke kantin. Dilihatnya empat sekawan nya sudah nangkring dengan indahnya di daerah kekuasaan mereka. Aletta lalu berjalan menghampiri sohib-sohibnya itu

"Woy, Ale! Tumben lu kagak telat? Alarm jam berapa yang lu setel? Ajib dah!" seru Dika

"Nah gitu dong, lo jangan langganan telat muluk" timpal Vero

"Lo tumben ke kantin pagi? Belum sarapan ya? Mau gue pesenin apaan?" tanya Dimas sambil berdiri ingin memesan makanan

"Gue nasi goreng satu sama minumnya es jeruk. Kalo nggak ada es jeruk soft drink lah. Kalo nggak ada juga ya es teh lah kagak papa. Tapi kalo es teh gula mahal, yaudah air putih juga gakpapa" sahut Dika

"Gue juga deh, tapi minumnya milkshake vanilla ya. Susunya dibanyakin gitu. Jangan manis-manis gue lagi diet" timpal Julia

"Elah goblok lu, lu nggak minum manis tapi susunya lu suruh banyakin. Otak lu kebalik kali ya?"

"Yaudah terserah Dimas aja deh"

"Gue enggak deh. Gue minum aja, orange juice nya satu ehh sama lo beli jajanan apa kek" timpal Vero

"Etdahh lu pikir gue kacung disini? Anjir lo pada. Padahal gue cuma nanya Ale doang. Dasar curut got" jawab Dimas dengan nada jengkel

Aletta tidak menggubris keempat celotehan sohib-sohibnya itu. Ia masih teringat Arga yang berbeda hari ini. Selama ini, Aletta sering menatap Arga terang-terangan, namun menurut Aletta tidak ada yang spesial. Tapi kali ini, sungguh berbeda. Arga yang ditatapnya setiap hari berbeda dengan Arga hari ini. Mata yang indah itu terus saja terngiang-ngiang di pikiran Aletta "makhluk se cupu Arga, kok bisa ya punya mata seindah itu?" Batinnya

The Coldest NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang