PART 9

228 12 0
                                    

Alarm dari jam weker yang telah berkumandang sejak jam 5 tadi sudah berbunyi hampir ke 5 kalinya, namun Arga juga tak kunjung bangun. Setelah bunyi alarm nya yang ke 6 barulah ia tersadar jika suara itu sangat berisik. Ia merasa terganggu dalam mimpi-nya.

Arga mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih buram sehabis bangun tidur. Ia lalu duduk dan mengambil nafas panjangnya. Ia melirik ke arah jam wekernya.

"Astaga!" pekiknya. Arga langsung saja lompat dari tempat tidurnya dan belari terbirit-birit ke kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, ia pun langsung bergegas keluar dan menyambar seragam sekolahnya. Dengan cekatan ia juga langsung berlari mengambil sepatu dan tasnya. Ia mengunci pintu rumahnya dan langsung berlari ke halte tempat ia menunggu angkot.

Jam 6.20

Sudah 10 menit sedari tadi belum juga ada angkot lewat. Biasanya sekitar 5 menit sekali sudah ada angkot yang lewat, tapi sampai saat ini belum ada juga.

6.40

Sudah 20 menit ia menunggu angkot lewat maupun kendaraan umum lainnya seperti bus, namun juga tidak ada yang lewat. Apalagi ia hanya berdiri sendirian sedari tadi. Biasanya jam-jam seperti ini banyak siswa-siswi sekolah yang ikut menunggu bersamanya di halte, namun kali ini hanya ia yang tersisa. Ini benar-benar hari sial bagi Arga.

Dengan wajah gusarnya ia mencari ojek disekitar halte tempat ia berdiri, ia menoleh kesamping kanan dan kirinya namun hanya mobil dan sepeda motor yang berwira-wiri menyisiri jalanan.

Akhirnya, Arga memutuskan untuk jalan kali ke sekolah. Entah apa lagi yang harus Arga pakai untuk membawanya ke sekolah. Ia nekat jalan kali dari halte sampai di sekolah. Padahal jarak rumahnya dengan sekolah cukup jauh jika berjalan kaki, sekitar 4-5 km.

Setelah cukup jauh berjalan, bunyi klakson mobil terdengar keras dibelakangnya. Namun Arga tak menghiraukan itu, ia terus berjalan tanpa menoleh siapa orang yang mengklaksonnya itu.

"Arga!" seru orang itu

Arga yang merasa namanya dipanggil pun segera menoleh.

"Sarah?"

"Hei? Haaa?! What the hell with you? Isn't you? Wow! Kamu Arga, kan? Kamu kenapa jalan kaki? Dan kenapa kamu jadi...."

"Hash, ceritanya panjang. Kamu kok bisa di Jakarta?"

"Kamu sekolah di SMU Krida Bhakti, kan? Aku juga. Aku yang nyuruh papa buat daftar ke sana. Karena aku kangen banget sama kamu! Kita udah lama nggak ketemu semenjak kejadian itu" wajah Sarah pun menjadi sangat murung setelah mengucapkan kalimat terakhir itu.

"Udahlah, yang dulu nggak usah dipikirin lagi"

"Tapi, Ga. Niat aku kesini tuh buat minta maaf"

"Udahlah, Sar. Lupain aja"

"Tapi, kenapa kamu jalan kali? Pak Aji mana?" tanya Sarah penasaran

"Ceritanya panjang, dan aku harap kamu jangan pernah bilang ke siapa-siapa dulu tentang ini"

"Oke deh, yaudah yuk naik"

Arga pun naik ke mobil Sarah. Gadis cantik berwajah oriental itu pun tersenyum manis, sangat manis. Ia senang sekali bertemu dengan Arga, sahabat kecilnya. Dan Sarah kembali karena ia sangat merindukan Arga. Ia menatap wajah Arga dengan perasaan bahagia, setelah sekian tahun mereka berpisah, kini mereka kembali dipertemukan.

*****

Sesampainya di sekolah, Arga berpura-pura tidak mengenal Sarah. Sarah yang bingung dengan sikap Arga pun mencoba bertanya 'kenapa?'. Tapi, Arga enggan menjawab pertanyaan itu. Arga justru terus berjalan menyusuri koridor kelas XI.

The Coldest NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang