Phobia

27 2 1
                                    

Selangkah demi selangkah, aku melewati jalan untuk melewati persimpangan jalan...
Lalu lalang kendaraan membuatku merasa asing...

tibalah aku di persimpangan jalan..
Banyak sekali orang disini..walupun sudah malam tapi jalan ini masih saja ramai.. Ku coba lewati ramainya kerumunan orang-orang ini..

Tiba-tiba Kepalaku terasa berat...
nafasku semakin terasa sesak, aku tidak bisa bernafas dengan lancar... Apa yg terjadi padaku....
Aku mencoba menstabilkan diriku...
Tapi kerumunan orang-orang ini semakin membuatku menggigil, badanku gemetaran.. Aku merasakan sakit yang luar biasa... Aku tak bisa menahannya lagi, mataku kabur dan hampir tak bisa melihat apa-apa.. Dan..

gelap....!!

Aaa... aku merasakan sebuah tangan menarikku dari kerumunan orang-orang ini...
Ku rasakan tangan menutupi mataku..
Aku tak bisa melihat apa-apa, kecuali merasakan genggaman yang sangat kuat...

Lepaskan aku... Siapa di sana kataku..
Seseorang ini membawaku ke tempat yg jauh dari keramaian itu.. Tak terdengar lagi suara apapun..
Tad ada seorangpun kecuali aku dan seseorang yang tak ku kenal ini..

Kemudian kami berhenti
Perlahan dia membuka tangannya di mataku..
Mataku masih samar, tak jelas kulihat siapa yang bersamaku.. Dia mengatakan sesuatu tapi aku tak bisa mendengarnya...Dan akhirnya belum sempat melihat orang itu, aku jatuh dan tak sadarkan diri....

Aku tersadar, aku sudah berada di kamarku
Ahhhh.. Kepalaku masih sakit, ku coba bangkit berdiri dan menstabilkan diri kembali... Tiba-tiba terpikir olehku siapa yang membawaku kesini.

Seluruh tubuhku masih merasakan sakit yang luar biasa...
ini akibatnya karna aku memaksakan diriku.. Kesalku terhadap diriku kenapa aku mendapatkan penyakit seperti ini... Aku menangis untuk sesaat...

Kemudian ku perhatikan kembali surat itu... Sesalku tak bisa bertemu dengannya malam itu.

pagi mulai menampakan diri... Aku mencoba menulis surat permintaan maaf kepadanya...
Kubuat surat itu menjadi pesawat kertas!
Ku lemparkan pesawat itu.. Dan terbang melewati jendelaku dan terbang dibawa angin pagi itu..
Semoga dia membaca surat itu.

Ketakutanku terhadap kerumunan orang membuatku tak ingin lagi keluar.. Padahal besar harapanku bertemu dengannya.tapi  aku tak akan pernah bertemu dengannya...

Mungkin tak akan pernah...

PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang