Part 2

544 73 5
                                    

Ini cerpen,cuman iseng-iseng aja,lagi ngelamun eh dapat ide, tapi gak bakalan lama udah end:D ..
Awas ada typo.

Happy Reading....

****

Malam semakin larut, hawa dingin pun semakin terasa menusuk tulang. Jalanan-jalanan dan atap-atap rumah sudah dibasahi air hujan .namun itu semua tidak menghentikan kelima Pria yang sedang fokus pada latihannya. suara alat musik masih mengalun di ruang latihan mereka, suara alat musik pun berhenti menandakan bahwa latihan mereka selesai

"akhirnyaaa selesai juga" Adi berseru dan langsung merebahkan dirinya di atas lantai tanpa peduli lantai itu kotor atau tidak. sedangkan yang lainnya langsung duduk dan menenggak minuman yang telah di sediakan sambil menyeka peluh dengan handuk kecil seraya menetralkan pernafasan mereka yang terengah-engah.

"Rell..lu mau nelepon siapa" Tanya Adi yang masih belum bangun dari tidurannya

"Nona gue" Jawab Verrel santai. Adi hanya mengatakan 'Oh' tanpa suara.

Tanpa ada rasa curiga sedikitpun, mereka tidak ada yang mempedulikan ucapan Verrel

"Hallo nona"

"Iya, ada apa kamu menelponku" Jawab gadis di seberang sana

"Memangnya aku gak boleh meneleponmu nona? Aish...kamu ini" Verrel pura-pura kesal. tapi kemudian kembali melanjutkan

"kami sebentar lagi pulang? aku bersama WS" Verrel melirik Stefan, sedangkan yang di lirik tidak sadar akan adanya bahaya yang sebentar lagi menimpanya

"kamu lagi apa nona" Tanya Verrel sumringah. Entah apa yang sedang di pikirkan anak itu saat ini

"lagi membaca buku? memangnya kenapa"

"Ahh tidak, hanya bertanya? Hmm... Nona" panggil Verrel lagi
"Kata Stefan dia merindukanmu"

Stefan yang mendengar namanya di sebut tidak sengaja menyemburkan air yang sedang di minumnya ke muka Mike yang tepat berada di hadapannya karena kaget. Stefan membelalakan matanya ke arah Verrel seolah ingin memakannya? Stefan langsung merebut ponsel yang berada dalam genggaman Verrel dan langsung mematikan sambungannya ,Adi,Maxime dan Verrel menahan tawa melihat ekspresi Stefan yang berubah jadi horor kecuali Mike yang baru saja kena semburan dari Stefan mengusap wajahnya pasrah menahan kesal

"Rell ! Apa yang lu lakukan" Adi, Maxime saling berpelukan, takut kalau Stefan benar-benar mengamuk

"gue hanya membantu menyampaikan isi hati lu Stef" Ucap Verrel seraya mundur perlahan. tangannya membentuk huruf 'V' dengan menampilkan sederet gigi putihnya

"isi hati lu bilang?"

"Stef, sebagai sahabat yang baik gue tau isi hati lu, kalau sebenarnya lu menyukai nona Yuki, iya kan" dengan yakin Verrel mengucapkannya secara langsung, membuat Stefan semakin membulatkan matanya

"tau apa lu soal isi hati gue" kini Verrel semakin mundur ke belakang sebelum akhirnya dia mengambil langkah seribu

"KEMBALII LU VERRELLL..." Stefan mengejar Verrel yang berlari memutari ruang latihan mereka. jadilah mereka kejar-kejaran dengan berputar-putar mengelilingi ruangan tersebut.
.
.
.
sedangkan Yuki yang berada di apartemennya bingung karena Verrel yang tiba-tiba memutuskan sambungan teleponnya

"Aish, anak ini? lagi-lagi dia mengerjaiku" Yuki menggerutu kesal. Di hempaskannya ponselnya ke sofa dan kembali ke kegiatannya yang tadi sempat tertunda

****

"Aaarrgh... Stefan hentikann" Verrel meringis, lebih tepatnya berteriak karena Stefan sejak tadi tidak berhenti memukuli kepalanya

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang