Ini cerpen,cuman iseng-iseng aja,lagi ngelamun eh dapat ide, tapi gak bakalan lama udah end:D ..
Awas ada typo.disinih ada adegan kis nya ,tapi maafkan kalau kurang greget soalnya aku gak pandai nulis tentang begitu:D maafkan kesomplakanku yaa hihii:D
Ohiya, minal aidzin walfaidzin ya,mohon maaf lahir dan batin,maafkan kesalahan aku maupun yang disengaja ataupun tidak:)
Happy Reading....
****
saat Stefan ingin menaruh kembali bingkai itu pada tempatnya, dia seperti melihat sesuatu yang menyembul sedikit keluar dari belakang foto Yuki. Seperti sebuah kertas tapi sedikit lebih tebal. penasaran, dia coba keluarkan yang ternyata sebuah foto. dan betapa kagetnya Stefan melihat foto yang kini ada di genggamannya. di pandanginya foto tersebut bergantian dengan wajah Yuki yang masih pulas di sampingnya
"bagaimana Mungkin"
Stefan menggeleng-gelengkan kepalanya heran sambil menatap wajah Yuki yang masih nyaman dengan dunia mimpinya
"jadi selama ini kamu menyimpan fotoku diam-diam? Aish..kenapa tidak bilang" Ucap Stefan pelan. "baiklah, kalau ku ambil satu fotomu tidak masalah bukan? itu akan menjadi adil" Ucapnya tersenyum. Di masukannya foto gadis itu ke dalam dompetnya dengan senyum kemenangan tercetak di wajahnya. Di letakan kembali bingkai tersebut yang bukan lagi menampakan foto seorang gadis, melainkan foto dirinya
"selamat malam" Ucapnya yang hampir menyerupai bisikan? Stefan mengecup kening Yuki sebelum akhirnya dia pergi meninggalkan kamar gadis itu
.
.Yuki terbangun saat di rasanya tenggorokannya kering. dia mengerutkan keningnya saat melihat sekelilingnya
"bukankah tadi aku tertidur di sofa? kenapa sekarang ada di kamar? apa aku tidur saat berjalan" lalu tiba-tiba dia teringat Stefan "Ah, pasti dia yang memindahkanku"
Yuki turun dari tempat tidurnya hendak ke dapur mengambil air minum, saat di buka pintu kamarnya dia mendapati ruang tamunya sudah gelap
"baguslah dia sudah pulang" Gumam Yuki pelan
Yuki berjalan perlahan menuju dapur, namun seketika dia berhenti saat dia melewati ruang tamu. Di geleng-gelengkan kepalanya saat melihat ke arah sofa
"Stefan, kamu gak pulang" Yuki membangunkan Stefan yang tertidur di sofa.
"Stefan" Panggilanya lagi menggoyang-goyangkan tubuh Stefan pelan, karena Pria di depannya ini tak kunjung juga bangun
"Aish...tidur seperti orang mati" Gerutunya pelan
Yuki menyerah membangunkan Stefan. biar sajalah dia tertidur, pasti dia lelah.Pikirnya. namun bukannya segera beranjak pergi, Yuki justru berlutut di bawah sofa yang di tiduri Stefan. tepat di samping wajah pria itu, di pandanginya wajah Stefan yang sedang tertidur
"kalau aku mengungkapkan perasaanku, masih bisakah aku memandangmu seperti ini? Masih bisakah aku bertemu denganmu tanpa ada rasa takut kamu akan menghindariku? kalau kamu tau perasaanku, mungkinkah kamu masih bisa bersikap begitu baik padaku? Aku takut semua itu berubah, biarlah seperti ini. Biarlah aku mencintaimu seperti ini, asalkan aku masih bisa melihatmu. Asalkan aku masih bisa bersamamu, walau hanya sebagai teman itu pun sudah cukup bagiku" Ucap Yuki dalam hati
"mau sampai kapan kamu memandangiku? aku tau aku tampan" Yuki terkesiap karena tiba-tiba Stefan bicara dalam tidurnya. namun begitu jelas
"kamu gak tidur?" Ucap Yuki kesal
"bukankah kanu yang membangunkanku tadi" Kini pria itu sudah membuka matanya
"lalu kenapa kamu tadi gak bangun? malah berpura-pura tidur. Aish menyebalkan sekali" Yuki berdiri dan hendak pergi dari situ. namun sayang, baru saja dia akan berbalik Stefan lebih dulu menarik tangannya. Yuki kehilangan keseimbangannya, yang akhirnya membuat tubuhnya jatuh menimpa tubuh Stefan. baru saja dia akan bangkit, lagi-lagi Stefan menahannya memeluknya semakin erat
