Part 3

572 64 7
                                    

Ini cerpen,cuman iseng-iseng aja,lagi ngelamun eh dapat ide, tapi gak bakalan lama udah end:D ..
Awas ada typo.

atas permintaan teman-teman aku next hampir 3000 kata,ini baru pertama kali next sepanjang ini:D karna aku bukan penulis handal,gak kaya kk ChiMaggie dan kk Nissa_IoMoon kerenn:)

Happy Reading....

****

Yuki menghela nafasnya, dan akhirnya dia segera menuju dapur. Sebentuk senyum kecil terukir samar pada wajah Stefan kala dia menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh
.
.
.
.
dilain tempat.tepatnya disamping kamar Yuki.

"Mike lu mau mebodohi kita, hah" Mike meringis saat kupingnya di tarik Maxime

"Maaf.. maaf" Mike mengusap-usap kupingnya yang memerah

"gara-gara lu kita hampir malu di depan Yuki. untung aja kita gak sampai mengobrak-abrik apartemennya" Ucap Adi

"gue kan gak bilang kalau itu benar terjadi? gue hanya bilang seandainya, bagaiman kalau" Mike membela diri

"Tapi ucapan lu itu meyakinkan sekali" Verrel ikut nimbrung

"salah kalian, kenapa mempercayai gue"

"lu yang maksa kita untuk percaya bodoh" Adi menoyor kepala Mike

"Stefan dimana? dari tadi gue gak melihatnya. Dia gak ke kantor polisi untuk menemui si Eza" Semua melihat sekeliling mencari keberadaan Stefan setelah mendengar ucapan Maxime

"kemana lagi? udah pasti sedang melepas rindu" Ucap Verrel tiba-tiba

"emang lu yakin Rel kalau Stefan menyukai Yuki" Tanya Adi

"belum sih. Hehehe..." Verrel memamerkan gigi-giginya yang putih? "tapi gue pengen menyatukan mereka berdua? bukankah mereka sangat cocok? kalau di lihat-lihat nona Yuki itu type ideal-nya Stefan, dia Baik, perhatian dengan orang-orang di sekitarnya dan pintar memasak" Verrel tersenyum bangga

"bukannya lu mencoba mendekatkan Yuki dengan Maxime? Kenapa tiba-tiba jadi pindah haluan" Kini giliran Mike bertanya

"Ck, nona Yuki itu bukan gadis yang banyak bicara. dia agak pendiam. sedangkan Maxime itu sangat tenang sekali? apa jadinya kalau dua orang yang gak banyak bicara di satukan? pasti sungguh membosankan. lagi pula gue gak merasakan adanya getaran cinta di antara mereka berdua. gak sama Stefan, gue emang belum tau apakah mereka saling menyukai. tapi gue yakin kalau ada cinta di salah satu hati itu. kalau sama Maxime gue gak merasakan apa pun, malah gue merasakannya getaran itu ada pada temannya" Maxime yang sedang minum pun tersedak mendengar ucapan terakhir Verrel. Tiba-tiba mukanya menjadi merah, membuat yang lainnya menatap curiga.

"benarkan gue bilang" Ucap Verrel penuh arti. lelan namun masih bisa terdengar dengan yang lainnya termasuk Maxime

"apanya yang benar" Tanya Maxime sedikit membentak dan salah tingkah

"Cinta"

Maxime melangkah memasuki kamarnya di ikuti tatapan penuh arti dari teman-temannya. bagaimana tidak, Maxime yang biasanya tenang tiba-tiba menjadi gugup dan merona? Semuanya terkikik geli saat Maxime sudah menghilang di balik pintu kamarnya

"jangan tertawa. gue tau kalian menertawakan gue" Teriak Maxime dari dalam kamarnya! Sontak semuanya membekap mulutnya masing-masing
.
.
.
Tidak banyak yang di masak Yuki. hanya menu sederhana seperti telur gulung, tumisan sayur yang berisi sawi putih, kol, wortel, brokoli, juga irisan daging dan sup kimchi. Biarpun tidak seenak masakan hotel bintang lima, tapi masakannya cukup membuat siapa pun yang mencobanya selalu ingin lagi

Aku dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang