A 🌹

797 52 21
                                    

Tau cerita ini darimana?

Published 13 Juni 2021

Pakaian cewek itu dirobek kasar hingga menyisakan dalaman yang masih melekat. Namun, dalaman tersebut juga direngut paksa hingga siempunya tidak ditutupi kain selehaipun. Pria yang berada diatasnya tidak peduli dengan tangisan serta kalimat memohon dari sigadis.

Tubuh Alana dibalik dan sekarang posisinya sedang telungkup, kemudian kepala cewek tersebut dibentur keras kedinding ranjang yang terbuat dari kayu. Cairan merah mengalir dari sana hingga membasahi sprey kasur. Alana meringis kesakitan ditambah pening yang menjalar keotaknya.

"Berisik, lonte!"

Tanpa diberi waktu istirahat, Aldo langsung melancarkan aksinya dan memompa Alana dari belakang yang kian meraung kesakitan.

"Udah gak perawan ternyata. Udah main sama berapa cowok lo?" Decih Aldo jijik sambil terus melakukan kegiatannya. Tangan Aldo yang lain tak tinggal diam, dia meraih ponsel disamping kasur dan merekam aktifitasnya bersama Alana. Ia akan menggunakan video tersebut untuk mengancam Alana nanti agar tidak membuka mulut.

Setelah beberapa saat sampai akhirnya tiba, Aldo langsung mengeluarkan miliknya dan segera merapikan diri. Alana terkapar tak berdaya dengan keadaan masih polos tanpa pakaian.

Saat hendak pergi, Aldo menaruh beberapa tablet diatas meja.

"Jangan lupa lo minum. Kalau sampe jadi anak, gue gak bakal ngakuin sama sekali. Dan mungkin....lo bakal gue bunuh."

🌹🌹🌹

Hari berikutnya Alana turun dari angkot, lalu melewati gerbang kampus dan menuju kegedung A - Fakultas Kedokteran. Terlihat kakinya berjalan agak diseret sedikit lantaran rasa perih dibagian vital bawah. Walau begitu, ekspresi datar Alana tidak menunjukkan keadaan sakit tersebut hingga tak ada yang sadar apa yang sedang ia rasakan.

Alana memasuki kelas 204, disana sudah terdapat Niken teman barunya seminggu ini. Sedari awal Alana tidak pernah mempunyai teman, karena tidak ada yang mau menjalin pertemanan dengan seorang gadis miskin sepertinya. Dikampus ini, mereka yang punya orang tua berpengaruh dan kaya, bakal dihormati layaknya Raja dan diperlakukan baik. Tidak seperti Alana yang berjuang giat dengan beasiswa, selalu menjadi mainan bagi mereka yang berkuasa.

Kejadian buruk yang dialami Alana hampir satu semester.

Walau sudah mengadu ke guru dan polisi, tetap ia yang tidak punya apa-apa, kalah dengan mereka yang bergelimangan uang. Sangat mudah untuk menutupi hal-hal seperti ini dengan sejumlah sogokan. Maka dari itu, Alana memilih bungkam.

Karena semuanya percuma.

"Kaki lo kenapa?" Tanya Niken yang tak dihiraukan Alana. Gadis itu fokus membaca isi buku Biomedik 1.

Tak mempermasalahkan Alana yang cuek, Niken memilih topik lain. "Nanti siang makan bareng gue ya Al?"

Alana lagi-lagi tak membuka mulut.

Entahlah, ia tidak berpikiran untuk mempunyai teman sama sekali. Biasanya mereka hanya baik diawal dan merayu begitu baik sampai akhirnya mengubah jalinan pertemanan tersebut jadi ikatan antara majikan dan kacung.

Niken memajukan bibir kesal. "Ayo dong makan bareng gue. Gue baru pindah seminggu di kampus ini, dan gak punya temen selain lo, Al."

WHITE ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang