Twelve

7.2K 684 23
                                    

Pagi telah tiba, ditandai oleh sinar yang masuk melalui celah tirai jendela Jimin. Ia dan Jungkook masih nyenyak tidur selepas kejadian kemarin yang cukup menguras tenaga maupun pikiran.

Jimin mengerang tak nyaman saat ia rasakan cahaya dibalik kelopak matanya yang tertutup. Kasur Jimin tidak memiliki ranjang, jadi kasurnya dan kasur Jungkook nampak seperti tersambung. Seolah-olah mereka berada dalam satu kasur.

Entah disadari atau tidak, kini mereka tengah berpelukan dengan lengan Jungkook pada pinggang ramping Jimin dan Jimin yang meletakkan kedua tangannya di dada Jungkook.

Wajah mereka begitu dekat, dengan bibir Jungkook yang berada pada bawah hidung Jimin. Yang tua terus saja menggeliat entah karena apa. Jika Jimin menaikkan sedikit wajahnya ia sudah dipastikan akan mencium Jungkook.

"Hmm.." Jimin menggeliat di dalam dekapan Jungkook yang hangat.

"Hyung diamlah.." Jungkook mengernyit dengan mata tertutup dan mengeratkan pelukannya pada pinggang ramping Jimin. Ah, anak ini. Entah ia sudah bangun atau belum.

"Umm~ Jungkook~ berat~" Jimin masih menutup matanya dan berucap dengan manja.

"Hyung. Diam atau kucium.." Jungkook juga masih menutup kedua matanya.

"Jungkook~" Jimin sedikit menaikkan kepalanya, namun bibir tebalnya belum menyentuh bibir Jungkook.

TOK TOK TOK.

"Jimin!! Jungkook-ah!! Bangun!! Hari ini sidang Taehyung!"

Keduanya langsung membuka mata.

"AAAGH!! JUNGKOOK!!" Dengan panik, Jimin mendorong tubuh Jungkook yang sungguh dekat dengannya. Wajahnya begitu merah sekarang. Ia menyambar handuk di kursi meja belajarnya dan langsung keluar kamar, menuju kamar mandi.

"......ah, padahal tinggal sedikit lagi." Jungkook tersenyum tipis.

Dan ya, ia ternyata sudah bangun daritadi.

.

.

Sidang Taehyung berlangsung singkat. Tak ada orang tuanya yang ikut dalam sidang. Entah karena urusan pekerjaan atau tengah menanggung malu. Hanya hadir seorang pengacara dan asisten pribadinya saja. Jungkook, Jimin, dan ayah Jimin berperan sebagai saksi. Mereka juga mempunyai pengacara tentunya.

Sidang ini begitu cepat karena ayah Jimin begitu ulet saat menangani kasus seperti ini. Malam itu polisi langsung datang dan memeriksa segalanya saat itu juga sampai tuntas.

Taehyung divonis hukuman penjara selama lima belas tahun. Namun karena hasil tes rumah sakit bahwa Taehyung mengalami gangguan jiwa, maka hukumannya diringankan menjadi lima tahun. Selama sidang, Taehyung hanya bisa menunduk saja.

Jimin sedikit merasa kasihan menatap Taehyung yang seperti itu. Ia tidak menyangka sahabat kecilnya akan dipenjara. Ada suatu rasa sakit, namun ia yakin itu adalah rasa kecewa dimana Taehyung telah berusaha membahayakan dirinya.

Setelah sidang selesai, mereka bertiga kembali pulang. Ayah Jimin nampak harus kembali bekerja dan sepertinya Jimin dan Jungkook tidak ada kelas hari ini. Mereka menetap di rumah Jimin.

"Jungkook, kapan kau akan pulang?" Ucap Jimin yang memberikan secangkir teh hangat pada Jungkook yang sudah duduk di sofa milik Jimin.

"Pulang atau tidak pulang sama saja. Mereka tak akan peduli padaku." Jungkook menyeruput tehnya dan Jimin duduk di sebelahnya.

"Bagaimanapun juga ia adalah ayahmu,  Jungkook. Satu-satunya keluarga yang kau punya, sama sepertiku." Jimin berucap lembut dan Jungkook nampak memperhatikan wajahnya. Hal itu membuat darah Jimin berdesir, menimbulkan semburat kemerahan di pipi gembulnya.

Do I Love You? || kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang