Four

9.8K 851 80
                                    

A/N: Sebelum lanjut, saya mau kasih ralat untuk chapter kemarin. Terima kasih untuk HyungJiKook senpai(?) yang sudah ngeh hurray xD

Nah, jadi kan ada paragraf:

Di keluargaku, hanya Junghyuk yang memiliki golongan darah yang sama denganku. Aku tak tahu jika ia akan sukarela mendonorkan darahku. Saat terbangun, ingin rasanya aku berterima kasih pada kakakku.

Kata mendonorkan darahku seharusnya menjadi mendonorkan darahnya.

Mianne, saya ga ngedit lagi akhirnya begitu/? Ya biar saja lah yha, sudah terlanjur :"v /?

Lalu kenapa darah Junghyuk yang menggumpal? Saya baca diinternet kalau darah menggumpal karena kekurangan trombosit. Mungkin itu penyebab Junghyuk meninggal/? Tapi dia meninggal bukan waktu transfusi darahnya, melainkan setelah transfusi darah.

Jadi dia kekurangan trombosit setelah transfusi darah. Begitu/?

Maaf, saya ga mahir dalam penyakit penyakitan so.. maklumin yak.. anggep aja clear begitu/? :"3

Oke daripada bacot tidak jelas mending capcus/?

---

"Jadi.. dia ini temanmu?" Tanya Taehyung kembali, dengan tatapan datarnya yang mengarah pada Jungkook. Jimin membalasnya dengan dua kali anggukan.

"Memangnya kenapa? Tak boleh aku berteman dengan 'Jiminnie'mu?" Balas Jungkook dengan penekanan dan ekspresi yang sinis, terlalu berani untuk orang asing yang pertama kali ia temui.

PLETAK

Jimin langsung menyentil kening Jungkook. Hei, kekuatan tangan dan jari-jari mungil Jimin tak bisa dibilang rendah. Jungkook mengaduh.

"Hyung!"

"Wae? Wae? Salah kah jika aku memberi hukuman pada dongsaeng yang tak hormat sepertimu?" Jimin melipat kedua tangannya didepan dada dan keningnya mengerut. Taehyung hanya menyeringai penuh kemenangan.

"Tsk. Terserahlah. Hyung, besok belajar bersama lagi, ne? Ingat itu!" Jungkook berucap sambil berlalu. Jimin hanya mendengus. Mengapa masih ada saja orang yang seenaknya dan gamblang seperti itu di jaman ini? Ia tak habis pikir.

Tunggu, apa baru saja ia memikirkan Jungkook?

"Tidaaaak! Tidak! Tidak!" Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya cepat. Hal itu terlihat lucu dimata Taehyung.

"Apa yang kau lakukan, hm?"

"Ah, tidak, Taehyung. Aku hanya lelah hari ini." Balas Jimin dengan senyum manisnya.

Ia hanya menyukai Taehyung, tak ada yang lain.

Ya, tak ada yang lain.

"Ya sudah, masuklah. Ayahmu pasti sudah menunggu."

"Ah, benar. Sampai jumpa Taehyung!!" Jimin melambaikan tangannya sambil masuk ke rumah. Taehyung hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Setelah pemuda mungil itu masuk, senyum Taehyung berubah menjadi sendu.

.

.

"Ayah, aku pulang~"

Jimin membuka sepatunya dan meletakkannya dengan rapi pada rak di dekat pintu. Kedua kakinya melangkah menuju ruang makan dan menemukan hidangan-hidangan yang jarang ia santap. Mulut Jimin menganga. Ada sup rumput laut, pula.

Do I Love You? || kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang