Seven - Raya

185 14 2
                                    

"Raya?" mendengar namaku dipanggil membuatku menoleh dan menemukan Tristan berdiri didepan pintu kelasku.

Saat ini tengah jam istirahat dan dikelas sedang sepi tidak ada orang selain diriku dan Tristan.

"Ada apa, Tan?" tanyaku sambil berjalan mendekatinya.

"Pulang sekolah ikut gua, yuk?" ajak Tristan.

"Kemana?" tanyaku.

"Ada deh. Lo pasti suka! Gimana? Mau, ya?"

"Hmm, boleh deh,"

"Okedeh. Nanti pulang sekolah gua tunggu lo diparkiran ya!"

Setelah berkata seperti itu Tristan pergi meninggalkan kelasku. Aku kembali duduk dikursiku. Mengambil sebuah novel dan ipod. Dan, tak lama aku tenggelam dalam duniaku sendiri.

*

"GALERI LUKISAN? Ya Allah, Tan, lo baik banget sama gua! Gua udah lama pengen bisa kesini. Thanks, ya," ucapku dengan gembira.

Ya, sekarang Tristan mengajakku untuk mengunjungi sebuah galeri lukisan yang terkenal. Galeri yang baru dibuka beberapa minggu yang lalu. Aku sebenarnya sudah berniat akan mengajak Papa dan Mama kesini tapi ternyata Tristan telah mengajakku duluan.

Mataku terus memperhatikan setiap lukisan yang ada di galeri ini. Bahkan memfotonya jika ada yang kusuka. Mungkin bisa menjadi inspirasiku nanti. Tak terasa kami berada di galeri ini begitu lama hingga akhirnya, Tristan mengajakku untuk sholat Ashar.

"Lo kalo udah selesai sholat tungguin gua disini aja, ya!" ucap Tristan sebelum kami berpisah untuk sholat.

Aku pun segera melaksanakan kewajibanku. Sesudahnya, aku menunggu Tristan di bangku panjang yang berada tak jauh dari Musholla tempatku tadi sholat. Tak sampai 15 menit, Tristan keluar dari Musholla dan dia pun mengajakku pulang yang sebelumnya kami makan dulu.

***

"Ya?" panggil Sinta.

"Kenapa, Ta?" sahutku.

"Lo tau gak kalau sebenarnya agama Kak Davin itu non Islam?" tanya Sinta pelan-pelan.

Hufft, tentang ini ternyata. Aku mengangguk. Jelas aku tahu. Karena waktu dia mengantarku pulang dan aku memintanya untuk menurunkanku didepan Masjid, dia terlihat kaget dan aku menyimpulkan bahwa dia adalah orang non Islam. Karena jika dia orang Islam maka dia tidak akan kaget.

"Tau. Kenapa emangnya?" balasku.

"Tau karena nama lengkapnya atau hal lain?

"Hal lain. Tunggu emang nama lengkapnya apa?"

"Davin Christian Aryatama. Terus kira-kira dia tau gak kalau lo agamanya Islam?"

"Tau, sepertinya. Emangnya kenapa, sih?"

Sinta tidak menjawab pertanyaanku. Dia hanya mengangkat bahunya dan kembali memakan makanan yang dipesannya tadi.

TBC

***

a.n.

Hi, sorry baru sempet update. Di part ini emang gak ada Davin, tapi semoga pada suka ya!

Please vote+commentnya!

Regards,
annisanrl

LDR (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang