Katakan gua gila sekarang. Tapi, emang pada kenyataannya gua daritadi senyum-senyum tanpa henti. Pikiran gua melayang pada kejadian beberapa minggu yang lalu. Hari dimana gua bisa sedekat itu dengan Raya. Ya, walau sehabis itu sikap Raya kembali dingin dan cuek terhadap gua, tapi gua yakin lama-lama Raya tidak akan seperti itu.
Saat sedang asyik melamun, gua dikagetkan dengan seruan orang-orang yang panik. Gua bangkit dari tempat duduk dan berjalan mengikuti kemana mereka pergi.
"Eh, ada apa?" tanya gua.
"Itu ada adek kelas pingsan pas lagi olahraga," jawab Andre.
"Siapa?" tanya gua lagi.
"Raya," jawabnya.
Setelah mengucapkan terima kasih, gua langsung lari menuju UKS. Gua bener-bener khawatir sama keadaan dia sekarang. Saat gua membuka pintu UKS, hanya terlihat petugas PMR dan Raya yang berbaring dengan mata terpejam.
"Lo boleh keluar. Gua yang bakal jagain dia," ucap gua pada petugas PMR tersebut.
Dia mengangguk dan meninggalkan gua berdua dengan Raya. Wajahnya pucat dan bibirnya agak biru. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Raya? Gua menggenggam tangannya yang hangat lalu memperhatikan wajah damainya yang tengah terlelap.
"Lo kenapa bisa pingsan, Ai? Lo lagi sakit?" tanya gua pelan.
Tiba-tiba gua merasa pergerakan kecil dari tangan Raya dan perlahan matanya terbuka.
"Kak Davin?" panggilnya sedikit terkejut.
Ck, gadis keras kepala. Sudah berkali-kali gua bilang jangan panggil 'Kak' eh masih saja memanggil seperti itu.
"Lo butuh apa? Biar gua ambilin," tanya gua.
"Air," ucapnya pelan.
Gua pun mengambil segelas air yang ada dimeja nakas lalu membantunya untuk meminumnya.
"Thanks. Lo gak balik kekelas?" tanya Raya.
"Gak. Gua mau temenin lo aja, Ai," jawab gua sambil tersenyum.
Dia pun mengangguk lalu matanya terpejam lagi.
"Lo lagi sakit, Ai?" tanya gua penasaran.
Matanya kembali terbuka dan menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Gak. Gua Cuma kecapekan aja," jawabnya.
Gua hanya bisa mengangguk-ngangguk mengerti. Mungkin benar Raya baik-baik saja. Gua nya aja yang terlalu takut kalau Raya kenapa-kenapa.
***
"Lo serius deketin adek kelas itu, Vin?" tanya Deo.
Kini, kami sedang berkumpul dirumahnya. Gua yang tadinya sedang sibuk ber-LINE ria dengan Raya langsung menoleh.
"Iya, gua serius. Emangnya kenapa?" balas gua sambil balik bertanya.
"Ya, kalo misalkan lo deketin Raya cuma buat pelampiasan aja gua saranin jangan, Vin. Raya cewek baik-baik dan beda dengan cewek yang lainnya,"
"Gua deketin dia bukan untuk dijadiin pelampiasan kok. Gua deketin dia karena gua emang punya perasaan sama dia. Lagipula kejadian 3 tahun yang lalu udah gua lupain. Gua udah move on!"
Deo mengangguk mengerti. Lalu gua kembali mengirimkan Raya LINE hingga cewek itu kesal. Membayangkan wajahnya yang kesal saja udah bikin gua senyum-senyum sendiri. Ah, Raya emang cuma lo yang bikin gua sampe seperti ini banget.
TBC
***
A.n.
Hi, guys! Akhirnya ada waktu senggang hingga bisa update lagi. Maaf ya udah gantungin cerita ini selama 1 bulan lebih. Karena kalian pasti tahu-lah kesibukkan anak SMA seperti apa. Untuk itu, hari ini aku akan mem-post 2 part sekaligus hitung-hitung permintaan maaf.
Please vote+commentnya!
Regards,
annisanrl
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (PENDING)
Teen Fiction(VERY SLOW UPDATE) LDR dalam cerita ini bukanlah Long Distance Relationship melainkan Love Different Religion. Ya, kisah ini bercerita tentang pacaran beda agama. Dimana kedua anak manusia dipertemukan dan dibuat jatuh cinta hingga saling takut untu...
