Jung (y/n) P.O.V
Aku melirik Hyuk yang masih terus berkutat dengan lamunannya. Aku menggelengkan kepalaku pelan dan segera menghampirinya yang masih duduk di bangku taman.
"Hyuk," panggilku pelan. Namja bermarga Han itu segera tersadar dari lamunannya dan beralih menatapku.
"Ah, (y/n). Duduklah," jawabnya kemudian menepuk pelan tempat kosong di sebelahnya. Aku pun menurut.
"Mengapa kau belakangan ini selalu melamun?" tanyaku to the point.
"Em, aku tidak melamun kok," jawabnya cepat. Aku pun memajukan bibirku.
"Kau pasti sedang punya masalah ya? Kenapa tidak cerita padaku?" Tanyaku dengan nada agak kesal.
"(Y/n) ada gulali kesukaanmu tuh. Kamu tidak mau kubelikan?" Tiba-tiba saja Hyuk mengalihkan pembicaraan dan segera pergi melesat menuju orang yang sedang menjajakan gulali.
"Hyuk, kau selalu pintar mengelak." Ucapku pelan dan segera mengikuti Hyuk, namjachingu-ku.
******
Kulangkahkan kakiku memasuki kamarku dan melempar badanku keatas kasur empuk milikku. Mataku menatap kearah langit-langit kamar yang dicat warna putih itu.
Kenapa Hyuk tadi benar-benar terasa mencurigakan ya? - pikirku dalam hati.
"Ah, aku coba saja tanya pada teman-temannya." Ucapku kemudian merogoh ponsel milikku yang berada di saku bajuku.
(Y/n): Oppa, apakah Hyuk sedang memiliki masalah belakangan ini?
HongBinLee: Molla.
Wonshik: Belakangan ini dia terlihat biasa saja kok. Wae?
(Y/n): Tidak apa-apa. Aku hanya bertanya saja.
Aku menghela nafas pelan. Bahkan teman-temanya saja tak tahu. Jemariku menekan tombol close dan segera mematikan ponselku. Mataku kembali memerawang ke atas langit-langit kamar.
Entah mengapa aku merasa ada yang berbeda dengan Hyuk dan merasa harus menyelidikinya. Di hatiku yang terdalam aku bisa merasakan perasaan takut yang teramat sangat. Meskipun alasanku terbilang aneh, pokoknya besok aku harus menyelidiki Hyuk besok. Titik.
******
Kugerakkan kakiku menuju kelasku, 2-2 (asal kalian tahu aku ini masih murid SMA). Mataku mendapati sebuah bangku yang entah untuk keberapa kalinya ini dipenuhi oleh telur pecah. Aku memutar mataku kesal karena bangku itu adalah bangkuku.
"Lagi-lagi," gumamku pelan lalu menghampiri bangku tersebut dan membersihkannya dengan sebuah lap yang selalu kubawa karena kejadian ini selalu terulang seperti ini.
"Hei, nona telur, kau selalu membuat kelas berbau aneh tahu!" Seseorang dengan suara yang kuhafal mengejekku diiringi bunyi tawa memuakkan gengnya.
Jung Hoseok! Kalau saja aku tak punya perasaan, aku sudah memenggalmu!- batinku kesal dalam hati.
"(Y/n), annyeong." Sapa seorang namja kemudian duduk tepat di sebelahku. Aku meliriknya sebentar.
"Oh, Yoongi. Annyeong." Balasku menyapa namja bermata sipit yang merupakan teman sebangkuku itu.
"Kau masih belum juga mencari tahu siapa yang melakukan ini padamu?" Tanyanya. Aku menggelengkan kepalaku pelan sementara Yoongi membalasnya dengan decakan kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors (VIXX) [FIN]
FanfictionKalian tahu cinta kan? Cinta itu kadang rumit seperti labirin. Cinta itu kadang terasa manis seperti permen. Cinta itu kadang pahit seperti kopi. Cinta itu kadang asam seperti lemon. Cinta kadang juga terasa dingin seperti es batu. Pada intinya, ci...