Red (As Rose) pt. 2

135 17 39
                                    

Jung (y/n) P.O.V

Esok harinya, aku pun menemui Seonha dengan bantuan Hongbin oppa saja, karena Wonshik oppa sedang latihan basket (kata Hongbin oppa). Lalu namja dengan lesung pipit di kedua pipinya itu segera meninggalkanku sendiri dengan Seonha sunbaenim yang menurutku tampang dan auranya menakutkan.

"Hyuk?" Tanya wanita itu mencoba memastikan bahwa ia tak salah mendengarku menyebutkan nama namjachingu-ku itu. Aku menganggukkan kepalaku kecil.

"Aku bahkan tak ingin menyebut atau mendengar namanya," keluh Seonha sunbaenim lalu menghela nafas. Aku mengerutkan dahiku.

"Memangnya kenapa, sunbaenim?" Tanyaku sopan.

"Ada sebuah alasan rahasia mengapa aku mengatakan demikian. Ada baiknya kau tidak ikut mengetahuinya," jawabnya lalu menatap tepat kearah mataku.

"Hyuk ingin menyembunyikan rahasia yang menjadi alasan mengapa aku tak ingin berurusan dengannya. Lagipula tak banyak orang mengetahui. Hanya beberapa orang yang mengetahui dan ia terus berusaha mengubur rahasia tersebut." Aku semakin terdiam mendengarnya.

"Lagipula aneh sekali kau justru kemari dan bertanya langsung padaku," imbuhnya lalu tiba-tiba memamerkan senyum liciknya. Aku mengerutkan dahiku tak mengerti.

"Ya, akulah yang selama ini membuat mejamu penuh dengan telur pecah."

Mulutku hampir menganga jika saja aku tidak menahannya untuk tertutup. Jadi ... selama ini Seonha sunbaenim adalah orang yang melakukan itu semua?

"Memangnya aku salah apa?" Tanyaku pelan. Tanganku mengepal kuat menahan kesal.

"Salahmu? Kau tahu si Yoongi teman sebangkumu itu kan?" Seonha sunbaenim justru balik bertanya. Aku menganggukkan kepala.

"Memangnya kau pikir kau ini siapanya? Berani sekali kau mendekati lelaki tampan sepertinya. Bahkan banyak gadis yang membencimu karena kau dekat dengannya." Aku menatapnya kesal. Jadi alasannya hanya karena aku mendekati seorang namja bermata sipit yang dipujanya itu?

"Sudahlah, aku malas bicara denganmu," ucap gadis itu lalu segera berlalu dari hadapanku.

******

"Yoongi," panggilku kearahnya yang tumben sedang mencoret-coret bukunya.

Sekarang jam kosong karena guru yang menggantikan Jung seonsaengnim yang sudah keluar tak hadir. Jadi, kami pun belajar mandiri meskipun pada kenyataannya semua teman sekelasku tak ada yang belajar. Namun, kami sepakat untuk tidak membuat keramaian agar tidak dihukum oleh wali kelas kami.

"Mwo?" tanyanya dan menatapku malas. Ya, lupakan soal Seonha sunbae yang benci melihatku yang padahal hanya sesekali mengobrol dengan tukang tidur ini.

"Bunga mawar merah tua itu artinya apa?" Yoongi terdiam sebentar setelah mendengar pertanyaanku.

"Kamu mau merayuku?" Ia justru melontarkan pertanyaan konyol. Aku pun langsung memukul kepalanya dengan buku tulis milikku.

"Aku bukan mau merayumu tahu! Lagipula untuk selamanya mana mau aku melakukannya!" Seruku kesal.

"Mawar merah tua ... artinya cinta kan?"

"Selain itu."

"Kalau nggak salah aku pernah dengar itu artinya kematian." Aku agak kaget mendengarnya. Kematian?

"Kematian? Kau yakin?" Tanyaku mencoba memastikan bahwa ia mengatakan hal yang benar. Namja itu hanya mengangguk.

"Wae? Apa ada sesuatu yang gawat?" Tanyanya begitu melihatku yang memasang wajah serius.

Colors (VIXX) [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang