(Y/n) P.O.V
Akhirnya kelas hari ini selesai juga. Beberapa mahasiswa lain sudah berjalan keluar dari ruangan yang kami tempati hari ini. Sementara aku membereskan barang-barangku. Lalu mataku bergantian melirik kearah jam dinding di ruangan ini dan jendela kelas.
Jam 4:20 p.m dan kini hujan tengah turun dengan derasnya.
Jika yang lain akan kesal kalau hujan turun, berbeda denganku yang akan tersenyum seolah-olah aku telah memenangkan sebuah lotre. Payung, itulah alasan singkat kenapa aku tersenyum ketika hujan turun. Payung warna merah maroon yang berada di tasku sejak 2 minggu yang lalu dan tak pernah aku gunakan karena hari ini adalah hari pertama turun hujan setelah sekian hari berlalu dengan sinar matahari yang menyilaukan.
Payung itu merupakan pemberian bibiku yang kala itu datang berkunjung ke rumahku. Sebenarnya beliau membawa 2 buah payung, yang satu berwarna merah marun dan yang satunya berwarna pink. Aku dan adikku pun berebut ingin payung berwarna merah marun itu. Kami pun memutuskan untuk melakukan suit gunting-batu-kertas, yang berakhir dengan aku sebagai pemenangnya. Diiringi tawa kemenangan, aku mengambil payung itu di depan adikku yang memasang wajah kesal.
"(Y/n), kau mau pulang?" tanya Yoon Jisung, teman satu kelasku, yang rupanya sedari tadi masih belum pulang.
"Ah, iya. Kau masih belum pulang?" Aku pun balik bertanya padanya. Ia menunjukkan tangannya kearah jendela.
"Aku akan basah kuyup jika pulang naik motorku sekarang. Jadi aku memutuskan akan ke kelas Hakyeon hyung dan mengajaknya ke sekitar gedung ini sambil menunggu hujan reda," jawabnya seraya membawa tas ransel hitam miliknya.
"Oke, aku pulang dulu ya. Besok jangan lupa ingatkan aku tentang tugas kelompok yang diberikan oleh Choi ssaem, ya" ujarku berpamitan padanya.
Lalu aku pun segera keluar dari ruangan itu, dan berjalan menyusuri koridor lantai 2 ini. Bunyi hujan yang keras mengiringi bunyi sepatu kets yang kugunakan.
Tak butuh waktu lama hingga akhirnya aku sampai di pintu masuk gedung fakultasku. Tampak banyak mahasiswa lain yang menunggu hujan reda dengan berbagai aktivitas. Aku pun berjalan melewati mereka, karena tujuanku bukanlah membuang-buang waktuku dengan menunggu seperti yang lain.
Tepat ketika aku mengeluarkan payungku dari tas, aku kaget bukan main ketika melihat payung yang aku pegang justru payung berwarna pink milik adikku. Bahkan ada sebuah note tertempel di payung itu.
Hari ini aku mau pulang dengan teman-temanku. Jadi aku menukar payung noona dengan milikku. Hehe.
- Lee Jaehwan -
Huh, liat saja nanti. Aku punya pembalasan yang cocok untuk bocah satu ini.
Aku menghela nafas melihat payung yang kupegang. Bukan hal yang salah jika aku memakai payung warna pink ini, hanya saja aku merasa malu jika memakai barang berwarna pink. Aku merasa seolah-olah orang di sekitarku akan melihatku dengan tatapan seolah-olah aku orang yang kemarin baru masuk kilas berita di internet. Yah, tapi daripada aku pulang dalam keadaan basah, lebih baik aku menahan malu dan memakai payung yang sebenarnya milik Jaehwan ini.
Tepat ketika aku akan membuka payungku, ekor mataku menangkap sosok yang familiar di mataku. Mataku agak membelalak, tak lupa aku yang menahan rasa girangku di dalam hati. Jantungku terasa sedikit berdebar. Kuurungkan niatku untuk segera pulang ke rumah.
Duh, aku benar-benar ingin menyapanya. Tapi bagaimana jika ia menganggapku sok dekat? Walaupun kami satu fakultas, aku berani jamin dia tak akan mengenal sosokku yang sehari-hari lebih sering memilih untuk menyendiri.
Ah, masa bodoh dengan itu. Kapan lagi aku mendapat kesempatan bisa menyapanya seperti hari berhujan ini? Sepertinya setelah ini aku akan mencintai hari hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors (VIXX) [FIN]
FanfictionKalian tahu cinta kan? Cinta itu kadang rumit seperti labirin. Cinta itu kadang terasa manis seperti permen. Cinta itu kadang pahit seperti kopi. Cinta itu kadang asam seperti lemon. Cinta kadang juga terasa dingin seperti es batu. Pada intinya, ci...