"l...lo?" gumamku terkejut.
"ini punya kamu gak?" tanyanya menyodorkan novel yang berada di genggamannnya. Ia adalah kevin,salah satu orang yang sudah masuk dalam blacklist-ku.
"iya,emangnya lo dapet dimana?"sahutku dengan muka datar. aku langsung menyambar novelku yang masih tergenggam aman ditangannya. Ia mengerutkan dahinya,mungkin karena bingung dengan sikapku.
"kok kamu gak berterima kasih sama sekali? emangnya aku salah apa sama kamu?" Ia kembali bertanya. aku hanya ingin muntah mendengar logat-nya yang super 'iuhh' ditelingaku.
"lo kalo speak sama gue biasa aja,gak perlu pake logat segala" ucapku kesal. serasa malas berhadapan dengannya. aku membuang muka tanpa memeludikannya. "bodo amat dia mau marah kek,mau benci sama gue,bomat" gumamku dalam hati. aku segera melangkah keluar setelah urusan novelku telah selesai,sekarang aku harus menenangkan diri sejenak ke uks karena kepalaku pening sedari tadi.
Aku melangkah santai ke uks,tanpa disadari lelaki yang berhadapan denganku tadi sedang membuntutiku dari belakang. Aku mendengus kesal. Aku kembali mempercepat langkahku ke uks. Tak terasa Ia juga berlari kecil. Aku kesal,akhirnya berbalik kebelakang dan mendapati seorang kevin yang terlihat sedang mengatur nafasnya.
"t..tunggu sebentar" ucapnya pelan karena masih mengatur nafasnya,mungkin kelelahan. "Sebentar lagi aku akan pulang,bolehkah aku berbicara sedikit denganmu?" Lanjutnya lagi.
Aku menimbang-nimbang permintaannya,kalau aku tak mau pasti aku akan ketinggalan berita tapi kalau mau,bagaimana dengan harga diriku sekarang? berpura-pura jutek dihadapannya dan tiba-tiba menerima ajakkannya begitu saja? mungkin dia akan menertawaiku dan membenarkan bahwa sedari tadi aku hanya ber akting saja. bagaimana ini? Tapi hatiku berkata lain,entah apa yang aku jawab,tak ada angin tak ada hujan aku langsung menerima permintaannya.
"o..oke lo mau bilang apa? cepat bilang aja sama gue" jawabku dengan wajah datar. berusaha tak melihat wajahnya secara langsung.
"ahh,maksudku bukan disini tapi di taman,aku ingin berbicara serius padamu" sahutnya dengan senyum yang terhias di wajahnya. sumpah,wajahnya 100% lebih tampan saat tersenyum. bahkan sampai-sampai aku tak berkedip dibuatnya.
"ahh naya? kenapa kau melamun?" Ia melambaikan tangannya tepat di depan wajahku. Aku kemudian tersadar dari lamunanku.
"baiklah,ta-" belum sempat melengkapi kalimatku,pergelangan tanganku langsung ditarik begitu saja. "akhh,dia memang sangat gila,berani-beraninya langsung menarik tanganku didepan orang banyak" batinku kesal.
"hey lepasin! lo gak tau apa semua orang ngeliat kita" ucapku setengah berbisik kepada kevin. Tapi dia sangat keras kepala,dia malahan menggenggam tanganku lebih kuat. Seperti aku mau kabur saja. tapi dari sorot mataku,terlihat beberapa siswi sedang berbisik dan lainnya menatapku kesal. "akh si kunyuk ini keras kepala" Batinku.
~~~~~~~~~~~~~~~
"Lo mau apa,sih? gue heran sama lo" ucapku geram. Aku menepis tangannya saat sampai ditaman.
Aku masih dibuat kesal olehnya. Tapi entah mengapa Ia menunduk sambil terduduk di sebuah bangku taman. Seperti menangis tapi aku tak terlalu mengerti dengan perubahan sikapnya.
"lo kenapa? gue terlalu kasar ya sama lo?" tanyaku sedikit pelan. bagaimanapun juga aku adalah manusia yang punya hati. diriku tidak sepenuhnya bertindak kasar seperti tadi. tapi keadaan yang tadi membuatku naik darah. Aku tak ingin menjadi sorotan umum.
"l..lo boleh nemenin gue gak? sebentar aja" ucapnya dengan nada pelan. Ia memohon padaku. Aku menjadi iba dibuatnya. akhirnya aku menuruti keinginannya dan perlahan-lahan duduk disampingnya.
suasana menjadi canggung. Tak ada diantara kami yang berani membuka percakapan. Aku hanya memalingkan pandanganku ke sebuah sungai sedangkan kevin masih menunduk. Tiba-tiba dia sesegukkan. Aku nyaris kaget. Mana mungkin dia menangis dari tadi? apakah karena perlakuanku padanya? aku seketika terbawa perasaan,melihatnya dengan tatapan iba. Aku pernah membaca sebuah buku di perustakaan. Di dalam buku itu tertulis jika ada seseorang yang merasa sedih,sebaiknya menenangkannya dengan cara memeluknya agar dia terasa nyaman dan beban di pikirannya hilang. Aku ragu-ragu untuk memeluknya. Takutnya Ia terbawa perasaan atau Ia menganggapku aneh.
"naya,boleh g..gue meluk lo?" gumamnya pelan. masih dengan isakan tangis. Aku mengangguk dan seketika Ia langsung memelukku. Aku membalas pelukannya dengan sepenuh hati. Ia menyandarkan kepalanya di bahuku dan seketika aku merasakan air matanya yang mengalir di baju seragamku. Dia kembali memelukku erat. Aku tak keberatan dengan itu,aku tau mungkin dia butuh ketenangan. Tapi dalam hatiku aku masih bingung dengannya,ya dengan semua.
bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
I BELIEVE IN ME
Romansabagaimana jika kamu percaya dengan dirimu sendiri saja? dan kau tidak akan pernah percaya dengan orang lain? ~~~~~~~~~~~ naya ada gadis "dingin" yang tidak pernah mempercayai orang-orang sekitarnya bahkan tidak ingin bertegur sapa dan bercerita kep...