.
"AKU PULANG!!"
Hening. Yah, sudah kuduga rumah akan sepi. Mommy dan Daddy pasti masih sibuk bertemu dengan koleganya.
Sedangkan Kak Bryan? Aku gak yakin kalo ia bisa selamat pulang kerumah dalam keadaan mabuk berat.
Yah, kakakku yang satu itu sangat sering berkumpul dengan teman sekantornya di club atau kalau tidak pasti di karaoke.
Tapi tak urung ia juga sangat sayang padaku. Memperlakukanku layaknya adik seperti biasanya.
Dirumahku juga tidak ada seorang pun asisten rumah tangga. Hanya pak Sigit yang bertugas menjaga rumah.
Langsung saja kulangkahkan kakiku menuju ke kamarku yang bersebelahan dengan kamar kak Bryan.
Fuah... Kuhempaskan begitu saja tubuhku di atas kasur yang empuk dan terasa dingin tersebut. My lovely bed.
Samar-samar sebuah benda bergerak kearahku. Aku yang menyadarinya, langsung sumringah dan menengok ke arahnya.
"Harry!! Sini manis," dan langsung saja kuambil tubuh gembul Harry dan kupangku ia di atas kedua pahaku.
Sebenarnya tubuh Harry tidak terlalu gemuk. Hanya saja bulu yang terlalu lebat itulah yang membuatnya terlihat lebih besar. Dan aku belum hidup kalau sehari tidak mengelus bulu-bulu itu!
Setelah acara temu kangen, aku menyingkirkan Harry dari pangkuanku dan berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian ganti dan melangkah ke kamar mandi untuk melakukan ritualku.
'BRAK!'
Tiba-tiba sebuah suara dari arah luar terdengar begitu nyaring dan keras. Aku yakin pasti benda yang bersangkutan akan langsung rusak.
Segera aku mempercepat mandiku dan melihat apa yang baru saja terjadi.
Baru saja sampai di kamar kakakku, sebuah pemandangan tak enak menyambutku mengetahui kegaduhan apa yang sudah terjadi.
"Kak Bryan," ucapku sambil menyentuh pintu kayu kamarnya yang sedikit penyok. Mungkin ini yang jadi kegaduhan tadi.
Tidak ada jawaban. Sang empunya kamar terlihat tergeletak lemah di atas kasurnya.
Dengan pakaian yang sudah berantakan dan dasi yang simpulnya telah mengecil dan melonggar, aku tahu pasti ada suatu masalah yang menimpa dirinya.
"Kak! Ishh...jawab kek,"
Kepala kak Bryan sedikit terangkat melihat siapa gerangan yang sudah mengganggu acara rebahannya.
"Apa?" racaunya sedikit tak jelas karena suaranya yang tiba-tiba serak.
"Tadi kenapa? Kok kayak ada suara benda tubrukan gitu,"
Kak Bryan menunjuk ke arah penyokan di pintu kamarnya itu berada dengan dagunya.
"Bukti benda tubrukan yang kamu maksud,"
Ucapnya cuek sambil mengarahkan kepalan tangan kanannya yang memar dan robek sehingga mengeluarkan darah.
Aku meringis perih mengetahui hal itu.
"Kakak udah makan?" dan ia hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban lalu kembali meletakkan kepalanya tersebut di atas kasur.
"Mom sama Dad masih ada acara sama koleganya. Kakak mau makan apa nggak? Mumpung aku masih baik hati,"
Spontan kak Bryan langsung menegakkan tubuhnya dan berjalan kearahku dengan langkah gontai dan helaan nafas kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
200%
Teen FictionApa itu cinta? Menurut Barbara atau biasanya dipanggil Bunda, cinta itu hanya omong kosong. Lalu bagaimana pendapat Aryosy? Siapa itu Aryosy? Menurutnya cinta itu aneh. Tapi banyak penggemarnya (Jawaban yang sangat konyol). Aryosy adalah sahabat Bu...