.
"Terima kasih banyak untuk semua yang ada disini. Sekarang untuk lagu terakhir akan dimainkan jika ada yang me-request,"
Sebuah tangan terangkat mengalihkan perhatian semua orang.
Sarah menunjuk orang tersebut yang tak salah adalah tangan milik Yosy.
"Boleh gak, gue duet sama cewek disebelah gue buat lagu terakhir?" dasar pembuat onar, cari perhatian.
Sarah dan Jeje saling menatap kemudian mengangguk.
"Sure. Kelihatannya bakal ada kejutan nih," Sarah mengedipkan sebelah mata kearah Yosy dan Lusie yang tersenyum malu-malu. Topengnya mahal.
Mereka berdua berjalan kearah panggung dan Yosy mengambil alih gitar Jeje.
"Selamat siang. Saya dan gadis manis disebelah saya akan membawakan lagu terakhir yakni, from this moment on. Enjoy it!" hah dasar devil!
Yosy memulai petikan gitarnya dan mulailah mereka bernyanyi bersama. Aku yang melihatnya semakin dibuat kesal saja.
Pasalnya mereka bernyanyi seakan dunia milik mereka sendiri. Pasti banyak yang mengira mereka sepasang kekasih.
Aku mendengar permainan mereka dengan perasaan dongkol dan semakin lama melihat mereka, otakku semakin menginstrupsikan agar aku segera menjauhi mereka sekarang juga.
Tapi bagaimana? Saat aku melihat Lala, ia terlihat sangat menikmati penampilan Yosy. Aku jadi tidak enak jika tiba-tiba aku mengajaknya keluar.
Saat di akhir penampilan, Yosy terlihat berlutut kearah Lusie dan seperti mengambil sesuatu.
Bangsat. Sepertinya aku memang harus menuruti kemauan otakku. Aku semakin was-was dan kekesalanku sampai pada puncaknya saat Yosy mengarahkan setangkai mawar merah asli kearah Lusie.
"Dear my Lusie, mungkin ini terdengar terburu-buru, but..." Yosy menggantungkan kalimatnya.
Atmosfer di dalam cafe menjadi sesak seketika dan semua orang terlihat menantikan kelanjutan kalimat Yosy seperti yang kulakukan dan juga Lusie, tentu saja.
"Would you be my girlfriend?" For hell sake, Yosy nembak Lusie disaat seperti ini! God, otakku terasa buntu sekarang.
Moodku sangat buruk dan segala macam setan dan jin seakan merasuki tubuhku.
"Wow, seorang Aryosy menembak Lusieanna. Berita terhangat," aku menatap sengit kearah Lala yang masih menatap dua insan tersebut yang entah sedang apa sekarang tetapi respon orang lain menandakan bahwa kejadian barusan akan menjadi mimpi buruk untukku.
"La, I want to go home," ucapku lemah. Sekarang yang aku butuhkan adalah tidur dikamarku yang hangat ditemani Harry, kucing anggora kesayanganku.
Lala menatap khawatir kearahku. "Why? Kamu sakit?"
Aku hanya mengendikkan bahuku sebagai jawaban. Akupun tidak tahu jawaban untuk pertanyaan Lala seharusnya apa.
"Kamu pucat. Fine, kita pulang dan kamu harus istirahat, ya?" Aku hanya mengangguk tanpa menatapnya.
Kamipun keluar dari cafe dan berjalan menuju mobil Karimun Wagon tosca milik Lala.
Ia mengendarai mobilnya keluar pekarangan dan aku mengambil ponselku dari dalam tas.
To: Yosylayalay.
'Nice. Penampilan yang bagus dan bayaran yang setimpal.'Aku mengirimnya dan langsung kulepas baterai ponselku. Menyerah dengan jawaban apa yang akan dilontarkan Yosy nantinya.
Dan mungkin, aku akan banting mental lagi mengetahui fakta yang lebih buruk akan menghampiriku esok hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
200%
Teen FictionApa itu cinta? Menurut Barbara atau biasanya dipanggil Bunda, cinta itu hanya omong kosong. Lalu bagaimana pendapat Aryosy? Siapa itu Aryosy? Menurutnya cinta itu aneh. Tapi banyak penggemarnya (Jawaban yang sangat konyol). Aryosy adalah sahabat Bu...