Chapter 9

201 23 2
                                    

WOW!!!
YEAH THAT'S RIGHT!
THIS IS A NEW CHAPTER
FINALLY IT JUST TOOK LESS THAN 24 HOURS HAHAHA

HOPE YOU LIKE IT!
VOTE AND COMMENT :)

update selanjutnya akan ada kalau ada 25 orang yang vote & comment :)

-Shanaz-

Aku bangun dengan mata sembabku lagi. Semalam aku benar benar merindukan Louis dan mengkhawatirkannya. Saat ku lihat jam, ternyata sudah jan 8 lewat. Hari ini memang tidak ada sarapan bersama karena dad dan Sandres bilang akan pergi lebih cepat. Hari ini aku berniat akan ke studio the boys. Aku bersiap siap untuk pergi, dengan menggunakan navy jeans, kaus putih polos dan dilapisi jaket kulit hitam serta boot hitam untuk sepatu. Aku hanya mengikat rambutku menjadi kuncir satu. Kuambil tas hitamku, tidak lupa juga kacamata hitam untuk menutupi mataku yang sembab ini.

Sebelum sampai di studio aku memberhentikan mobilku di Starbucks untuk sarapan. Aku melihat ke sekelilingku, mencoba menebak apa yang sedang mereka rasakan. Dari apa yang kulihat kurasa beberapa dari mereka sedang terburu buru karena begitu mereka menerima pesanannya mereka langsung melangkahkan kakinya dengan cepat untuk keluar dari ruangan ini, ada juga yang sedang tertawa bersama teman mereka, duduk sendiri menatap hp atau laptopnya. Lalu ada diriku yang sebenarnya sengaja berhenti disini untuk msngulur waktu. Kurasa aku masih takut menemui mereka.

Aku menyalakan mobilku dan mengendarainya sampai ke studio. Ku hirup nafasku dengan panjang dan menghembuskannya perlahan untuk menenangkan diriku.
Kulangkahkan kakiku ke dalam studio, kurasakan perbedaan udara diluar dan didalam yang menggunakan AC. Tanpa melepaskan kacamataku aku berjalan menuju toilet. Sebenarnya saat aku menginjakkan kaki disini tiba tiba aku merasa belum siap menghadapi semuanya, jadi kurasa aku akan meyakinkan diriku dulu di toilet. Kedengarannya memang lucu, ke toilet untuk meyakinkan diri. Sampai di toilet kubuka kacamataku dan melihat pantulan diriku di cermin. Aku berkata pada diriku sendiri bahwa aki harus siap dan aku bisa melakukannya. Kupakai lagi kacamata hitamku dan keluar dari toilet ini.

Aku langsung terdiam begitu membuka pintu toilet. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Suasana hening untuk sementara sampai akhirnya dengan bersamaan aku dan Louis berkata "Hai." Kemudian hening.

-Louis-

Oh God. Dia benar benar Naz-- Shanaz. Sedang apa dia disini? Aku bertanya tanya bukan karena berharap dia datang menemuiku. No. Yeah. No. Ah baiklah kuakui aku memang berharap dia datang untuk menemuiku.
Ekhem, aku berdeham.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku berusaha merubah suasana.
"Ak-aku... Aku datang untuk-- Lou aku minta maaf" ucapnya tiba tiba.
Aku tak tahu harus menjawab apa, tapi hari ini aku telah memutuskan untuk memulai semuanya dari awal.
"Hei tidak apa apa. Aku juga minta maaf. Kurasa aku terlalu berlebihan, kau bebas memilih bukan? Karena dulu kita bersama bukan karena kemauanmu."
"Lou bukan itu mak--"
"Sampai jumpa nanti" aku memotong perkataannya. Aku tak sanggup melihatnya. Aku tak sanggup menahan tubuhku yang ingin memeluknya. I really miss her.

-Shanaz-

Louis ada disini. Bodoh sekali aku hingga tidak bisa tidur semalam karena mengkhawatirkannya. Sekarang untuk apa aku disini? Aku sendiri tidak yakin kalau apakah Louis merasakan hal yang sama seminggu belakangan ini, yaitu rindu.
Aku memutuskan untuk ke cafeteria yang ada di sini. Kulihat Harry juga sedang ada disitu, aku tetap berjalan dan berpura pura tidak melihatnya. Tiba tiba ada orang dibelakangku, mencegahku untuk berjalan lebih jauh dengan cara menarik tanganku. Aku yakin ini pasti Harry.

We Need Each other (Louis Tomlinson) ON HOLD!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang