Now, I know.

288 28 19
                                    

The story by: Nurmonasyaputri

(((())))

Dia tau kalau aku mencintainya.

Dia tau kalau selama ini aku lah yang memberi dia cokelat.

Tetapi, ia tidak pernah membalas rasa cintaku padanya. Aku tidak mengerti, aku adalah wanita yang sangat di incar pria-pria di luar sana, mereka sampai melakukan apa pun untukku sampai aku menerima mereka.

Tapi tidak. Aku tidak pernah mengharapkan mereka yang mencintaiku. Yang aku harap adalah dia yang aku cintai dan tidak mencintaiku.

Memang dunia tidak adil, ketika di sekitarnya ada orang yang mencintai nya, tetapi ia tidak mau bersama orang yang sudah ada di depan mata. Dia lebih memilih yang jauh-jauh dari matanya.

Apakah aku harus jauh agar dia mencintaiku?

Di sini ku menunggu orang yang tak pasti akan membalas rasa ini.

"Rei mau sampai kapan, kamu ngirimin dia cokelat? Percuma Rei gak akan di bales rasa cinta kamu ke dia Rei." Calisca temanku sekantor yang sangat pengertian padaku.

"Sampai ia tidak menyukai cokelat lagi Calisca," jawab ku.

Dia yang kucinta sangat menyukai cokelat terutama cokelat yang asli dari French. Aku tidak keberatan setiap kali memesan cokelat di Negara romantis itu.

Ia selalu menerima pemberian ku, walaupun ia tidak menerima rasa cintaku kepadanya.

Dia adalah temanku sewaktu masih sekolah lalu. Dari sekolah juga aku sudah mencintainya. Dari sekolah dulu juga aku kirim cokelat, tapi itu hanya cokelat yang biasa tidak import dari French.

*  *  *

"Apakah Nova ada di ruang kerja nya?" Tanya ku kepada receptionist perusahaan Nova.

Nova di wariskan oleh orangtuanya perusahaan yang menghasilkan minuman yang sudah di eksport sampai Negara Paman Sam.

Nova pun sangat berbakat dalam mengurus perusahaan yang di berikan Ayahnya itu. Berbeda denganku yang sangat tidak bisa mengurus perusahaan sendiri. Alhasil aku belum menerima perusahaan yang di berikan Ayah padaku. Ayah pun tidak keberatan, aku belum menerima nya.

"Maaf, ia lagi sibuk dan tidak bisa di ganggu. Anda bisa menitipkan barang itu di sini nanti akan saya sampaikan," Kata receptionis di depanku ini sehabis berbicara dengan telepon. Aku tau ia pasti habis berbicara dengan Nova.

"Baiklah. Tolong berikan ini kepada nya. Terimakasih," Ucapku dan keluar dari gedung itu.

Aku tau Nova sebenarnya tidak sibuk, dia hanya menghindar dariku saja. Aku sangat tidak mengerti kenapa.

Apa pun itu, aku Rei tetap menunggumu Nova.

*   *   *

Hari ini suasana sangat mendukung sekali, lebih baik aku memanfaatkan nya dengan berkeliling taman yang dekat dengan kantor Nova.

Tidak. Aku bukan ingin modus bertemu dengan Nova, aku hanya jalan-jalan saja di taman itu. Kalo bertemu dengan Nova berarti itu bonus.

"Mah aku mau keluar dulu ya," Kataku lalu keluar dan menuju mobil merah yang tersimpan di bagasi.

Mobil ini hasil keringat aku sendiri, yang membelinya. Begitu pun dengan cokelat yang ku beri dengan Nova itu hasil keringat ku sendiri yang bekerja sebagai sekertaris di kantor teman Ayah ku. Kalian mengerti aku belum menerima pewarisan Ayah ku, jadi seperti itu aku bekerja di tempat teman Ayah. Aku pun ingin mandiri tidak ingin di manjakan.

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang