Yes or Yes?

21 2 0
                                    

Kami memasuki sekolah itu lagi, tempat dimana aku menimba ilmu 3 tahun yang lalu. Sampai sekarang aku masih tak mengerti kenapa bocah aneh ini mengajakku ke SMA kami yang dulu, dia hanya bilang bahwa dia merindukan sekolah ini. Dan dia ingin aku juga kesana melihat-lihat SMA yang sudah 5 tahun tak pernah kulihat.

Aku memasuki tempat ini bersama Ryo sahabatku dan dia adalah seseorang yang selalu bersamaku selama 7 tahun ini, kami menjalin hubungan persahabatan.

Sebenarnya aku juga memiliki aldi dan aldo yang juga sahabatku sejak kuliah dulu, kami bersahabat sudah hampir 5 tahun dan mereka berdua itu kembar. Kembar yang sangat menyebalkan.

"Eh kakak alumni baru keliatan." -padahal yang manggil juga alumni- Ucap Nai alumni osis yang sedang membina adik asuhnya disekolah itu.

Dia dulu adalah adik kelasku dan Ryo sewaktu kami kelas 12. Dia baru menginjak kelas 10 entah mengapa dia masih mengingat kami berdua, oh iya kami dulu terkenal karna selalu dihukum dibawah tiang bendera karna selalu membuat keributan dikelas, entah berebut buku tugas teman, perang penghapus papan tulis, yang paling parah adalah aku tak sengaja melempar sepatu ryo dan sepatu itu mengenai kepala yayasan.

"Eh iya kamu apa kabar?" Ucap Ryo sambil mengusap lembut kepala gadis itu.

"Baik, dan aku bukan bocah lagi kak." Ucapnya cemberut, aku hanya terkekeh melihat mereka berdua.

Seperti itu lah sifat Ryo sahabatku, dia terlalu baik dengan semua orang, sifatnya sangat lembut dan penyayang walaupun dia seorang laki-laki. Terkadang dia juga sangat pintar bertingkah konyol, humoris dan jenius. Jenius disini bukan karna bidang jurusan yang diminatinya oke, dia jenius dalam game dan sangat pintar dalam bermain game.

Terkadang kami bermain bersama, ketika kami mulai bosan dengan pekerjaan kami diluar apartment. Aku heran kenapa dia selalu menolak wanita yang ingin menjadi kekasihnya, padahal sekarang dia sudah mapan dan sudah seharusnya dia mencari pendamping hidupnyakan?

Dia kembali mengajakku berkeliling sekolah itu padahal ini sudah sore tapi sekolah itu juga belum sepi karna banyak yang mengikuti pelajaran tambahan atau sekedar club olahraga dan yang lainya,

Kami berhenti ditaman belakang sekolah dibawah pohon rindang, tempat ini masih sama seperti dulu tak ada yang berubah sama sekali bahkan batang pohon tempat biasa Ryo tidur tidak terlihat rapuh sama sekali

"Kau ingat tempat ini?" Ucap Ryo.

Aku hanya mengangguk pasti, aku masih asik menikmati pemandangan ditempat ini. Kami duduk dibawah pohon itu, ku lihat ryo berbaring disampingku lalu memejamkan matanya perlahan-lahan.

"Aku mengingat semuanya disini Rin, awal pertemuan kita." Ucapnya pelan, dia masih menutup matanya.

"Saat itu aku sedang membaca novel, sampai akhirnya aku mendengar suara seperti nangka jatuh dibelakang pohon yang sedang kusandari ini." Ucapku dengan nada sedikit mengejek.

"Itu aku yang jatuh dari pohon karna tidur dibatang pohon ini." Ucapnya sambil menunjuk batang pohon diatasnya. Aku hanya terkekeh pelan mengingat awal pertemuan itu.

"Dan dengan bodohnya kau tak bangun sama sekali haha apa tubuhmu berbuat dari batu ?” Ucapku masih dengan tawaku.

Bagaimana tidak saat itu aku sedang asik membaca novel dan sampai akhirnya aku mendengar suara seperti nangka jatuh. Saat aku melihat kesisi belakang pohon, aku melihat ryo yang sedang tertidur pulas. Dia benar-benar tidur mati, bahkan ketika jatuh dari pohon dengan ketinggian 1 meter lebih dia tak bangun sama sekali.

Awalnya kupikir dia pingsan, tapi saat aku mendekatinya aku memastikan bahwa dia tertidur bukan pingsan. Akhirnya aku memilih duduk lagi sambil melanjutkan membaca novelku , dan saat dia terbangun dia menatapku aneh lalu bertanya dengan polosnya.

OUR STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang