EPISODE KEDELAPAN: PERASAAN

85 7 2
                                    

"Sudah kuduga, pasti kalian akan cocok," ucap Waskito.

"Cocok apa?"

"Kau ini, tidak mengerti juga? Kau dan Nisya."

"I...I...tu, te...terima kasih."

"Sudah jangan malu-malu." Dia menepuk punggungku cukup keras. "Dan jangan murung seperti itu," ucapnya karena melihatku hanya duduk dengan memasang wajah bingung.

"Iya."

(Di rumah Kiki)

"Apakah ini tidak apa-apa?"

"Hei, Iki!" tegas Kak Reza membangunkanku dari mode Nin.

"Ada apa?!"

"Dari tadi Kakak memanggilmu, tapi enggak nanggapin."

"Maaf."

"Kau kenapa?"

"Bukan apa-apa, hanya saja tadi aku mendapatkan bekal dari Nisya."

"Itu bagus! Itu adalah perkembangan yang baik!"

"Iya, kalau saja..."

"Jangan-jangan..."

"Begitulah."

"Masakannya tidak enak!"

"Bukan itu masalahnya."

"Lalu?"

"Kakak tahu sendiri, kan?"

"Oh... yang itu, ya?"

"Benar."

"Kenapa kau tidak mengatakannya saja?"

"Aku tidak mau menyakiti perasaannya."

(Keesokan, di sekolah)

"Tumben kau datang sepagi ini?" ucap Waskito.

"Begitulah, aku hanya ingin me..."

"Aku tahu, kau ingin bermesraan dengan Nisya, ya?"

"Kurang tepat. Tapi benar, aku ingin bertemu dengan Nisya." Aku menyimpan tasku, dan pergi ke luar.

"Selamat bersenang-senang," ucapnya dengan nada aneh.

"Bersenang-senang apanya?" Aku berjalan menuju kelas Nisya. Tapi, selama di perjalanan, aku merasakan ada kekuatan yang gelap sedang mengintaiku. Walau, yang kumaksud adalah tatapan dari para siswa-siswa kelas satu. "Apakah mereka menyimpan dendam kepadaku?" Sampailah aku di depan kelasnya.

"Ada perlu apa, Kak?" ucap seorang siswi saat aku hendak memasuki kelas ini.

"Ah, itu... Aku hanya ingin bertemu dengan Nisya."

"Nisya? Oh... Dia belum datang."

"Begitu, ya. Baiklah, maaf mengganggu." Lalu aku pergi mencari Nisya di berbagai tempat di sekolah. "Di mana dia, ya?" Aku sudah mencari di berbagai tempat, tapi ada satu tempat yang belum aku kunjungi. Yaitu perpustakaan.

Aku pun sampai di perpustakaan. "Ternyata kau ada di sini."

"Kak Iki, kenapa Kakak kemari?" Dia sedang duduk sambil membaca buku.

"Aku hanya ingin menemuimu."

"Begitu ya, ternyata ada juga yang menyadari kehadiranku."

"Apa maksudnya?"

"Bukan apa-apa. Lalu, ada perlu apa Kakak mencariku?"

"Aku hanya ingin mengatakan sesuatu. Ini soal makananmu yang kemarin."

BUNGA KEHIDUPAN DALAM ARTI BUNGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang