Sequel - Reuni

3.6K 241 43
                                    

Disclaimer: J.K Rowling

Summary: Berharap agar suatu saat minyak dan air dapat bercampur dan menjadi suatu cairan yang baru, cairankunci kebahagian yang selama ini tak pernah didapat. Dengan sedikit tetesan takdir, segenggam cinta dan keinginan untuk bersama, akhirnya minyak dan air akan menjalani takdir baru yang mungkin kali ini akan memihak atas penebusan kesalahannya selama ini, kesalahan karena telah membuat benih cinta itu tumbuh./Sequel Takdir yang Menyebalkan

WARNING!!! Rated: M

Ritsune R
mempersembahkan...

Reuni


Namaku Hermione Granger, salah satu dari tiga anak emas Gryffindor, sahabat Harry Potter yang berperan penting dalam peperangan mengalahkan Voldemord. Sesuatu yang harusnya dibanggakan tapi ada sedikit rasa janggal di hatiku.

Dua tahun telah berlalu setelah musnahnya Voldemord untuk selamanya. Dua tahun telah berlalu menyisakan berbagai macam serpihan kenangan, dari sekian banyaknya ada satu hal yang selalu tersimpan dalam benakku, yaitu bagaimana takdir mempermainkan cintaku yang sampai sekarang masih belum sirna, cintaku pada seseorang yang salah, cinta yang baru kusadari ketika waktuku untuk bersamanya telah mencapai batasnya.

Aku selalu berusaha mengubur rasa itu tapi semakin aku berusaha semakin itu pula aku mengingatnya. Aku hanya ingin mengatakan padanya bahwa aku mencintainya dari lubuk hatiku yang terdalam. Aku tak akan meminta hal lebih, cukup beri aku waktu untuk mengatakannya. Cukup beri aku kesempatan sekali lagi untuk melihat wajahnya, tatapan sinisnya, sentuhan hangat dan manis kecupannya.

Ah, lagi-lagi aku membicarakan hal itu dan lagi-lagi aku membuka album lama yang makin menyayat hatiku. Kira-kira bagaimana kabarnya? Di mana dia sekarang? Apa dia masih seperti yang dulu? Apa senyum licik masih terpajang pada wajahnya? Apa sifatnya yang sering berubah-ubah itu tetap ada?

Hei, kau tahu, aku sedang berada di Tokyo, Jepang. kenapa aku di sana? Sejak setahun yang lalu aku sering berpindah-pindah daerah, kota bahkan negara, aku ingin pergi ke berbagai tempat, mungkin bisa disebut sedang lari dari sesuatu hal dan aku bahagia hidup seperti ini, sudah dua minggu semenjak aku tinggal di Tokyo, aku tinggal disebuah apartment sederhana di tengah kota, daerahnya cukup ramai oleh hiruk pikuk muggle.

Tidak hanya berpindah-pindah di dunia muggle tapi aku juga sering berpindah-pindah dunia sihir dan tentunya terkadang aku akan kembali untuk bertemu dengan sahabat-sahabatku. Bicara tentang mereka, Harry Potter telah menikah dengan Ginny dan memiliki seorang anak laki-laki yang tampan, sementara Ron Weasley, dia masih saja menanti jawabanku untuk menerima lamarannya. Aku sudah sering mengatakan padanya bahwa aku belum mau menikah tapi tetap saja seakan dia masih berharap padaku dan itu juga alasan mengapa aku mengambil cukup jarak dengannya.

BRUGH!
"Aw..." ringisku.

"G-gomenasai! Gomenasai!" orang yang menabrakku membungkuk beberapa kali lalu pergi dengan tergesa-gesa.Hari ini aku tengah berjalan-jalan mengelilingi daerah sekitar aku tinggal, saat ini sedang musim salju dan dengan merapatkan jaketku, aku kembali meneruskan perjalanan.

Suasananya sangat tenang, meskipun banyak yang berlalu lalang, meninggalkan jejak disetiap langkah mereka pada pijakan yang tertutupi salju. Ada beberapa anak yang asik bermain bola salju, membuat boneka salju dan ada pula muda mudi yang asik berduaan. Suasana yang terlihat membahagiakan. Hal itu membuatku terus melangkah dengan senyum yang selalu terpampang di wajahku.

Setelah melewati sebuah taman kota aku berjalan di sebuah gang kecil, jalannya hanya muat untuk dua orang dewasa, baru beberapa meter aku berjalan, tiba-tiba saja ada seseorang yang mennyengol bahuku dari belakang, kulihat dia berjubah merah bata dan bisa kupastikan dia adalah penyihir. Tanpa sepengetahuannya aku mengikutinya dari belakang, kurasa di daerah ini ada pintu menuju dunia sihir dan benar saja, setelah melewati beberapa tikungan hingga ke ujung gang, yang kulihat adalah sebuah jalan buntu tapi apa yang dilakukan orang berjubah merah bata tadi memperlihatkan padaku bahwa kami sudah berada di pintu masuknya.

Takdir yang Menyebalkan √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang