"Kukira waktu 2 putaran bumi lebih dari cukup untuk mengenalku, ternyata tak ada satupun yang kau tau.", mulaiku ke dirinya yg duduk di depanku."Apa maksudmu?", tanyanya cepat tanpa terselip rasa tersinggung dengan kataku.
"Kau dan aku bertemu hari ini, kukira sebagai ganti kesempatan yang tak kita miliki 2 hari yang lalu. Namun pikirku ternyata salah", jawabku tersenyum miris.
'Ganti kesempatan 2 hari lalu?Apa memangnya yang kita lewatkan?", lagi tanya itu terlontar darinya.
Tawa kecilku menghiasi di tengah bola mata yang mulai tergenang.
"Benar, tak ada yg kita lewatkan. hanya dirimu yang tidak berada di sisiku saat aku mengharapkan ucapan pertama di tanggal itu berasal darimu. Tenang, smua salahku yang tidak memberitaumu tentang hariku. Tapi pernahkah kau bertanya padaku? Haruskah kata pertama itu selalu berasal dariku?", paparku yang tidak tahan lagi dengan tanyanya.
"Ah, maaf. Sungguh aku tidak tau. Selamat..", ujarnya yg kupotong dengan gelengan kepala.
'Tidak usah. Terimakasih. Sekarang bukan hariku lagi", tutupku yang dengan cepat meraih tas kecil di sampingku dan meninggalkannya sendirian termangu.
* Depok, 28 - 02 - 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau Dan Dia
Short Story"Dan kau membuang waktu 2 tahun untuknya?", sindir teman bicaraku. "Ya. Kau pikir berapa tahun yang pernah aku buang sebelum bertemu dengannya? 4 tahun waktuku terbuang percuma, 2 tahun belum seberapa!", sindiranku membuatnya terdiam. "Aku menertawa...