Pandanganku kosong..
Setiap kata-katanya, geraknya, membuatku tergagu karena kekhilafan mata..
Bagaimana bisa kulihat dirimu saat di depanku bukanlah kamu?
Menertawakan kebodohan diri atas hilangnya kontrol hati di dua tahun ini..Tuhan, benarkah aku yang tak pernah tunjukkan diriku di depannya?
Ataukah dia yang terlalu bodoh merangkai setiap kata dan sikapku padanya?
Mungkin benar kata mereka, kau hanya tidak menganggapku berbeda seperti yang slama ini aku sangka..
Walau berulang kali aku ingatkan tentang waktu yang sudah kita habiskan bersama, benang merah yang sengaja aku bentangkan tak mampu kau lihat dengan kedua mata..Hari ini adalah akhir untuk kamu dan aku..
Maafkan ketidakmampuanku untuk mengucap salam perpisahan secara langsung padamu..
Cukup kamu tahu satu..
Jika mulai detik ini tidak akan ada lagi balasan dan kabar dariku, jangan kau coba untuk mencari tahu..Lebih dari satu putaran bumi aku menunggumu disini dalam bisu dan rindu..
Berharap tanganmu
terulur saat luka hatimu sudah tak lagi membiru..
Dan sudah habis waktuku untukmu..Bila saja kau tahu bahwa dia yang selalu aku bagi denganmu tak lain adalah dirimu..
Berikan aku waktu untuk membiasakan hatiku tanpamu..
Tidak akan lama hingga aku mampu kembali tersenyum saat menatapmu..Terima kasih untukmu dan semua kenanganmu..
Aku yang detik ini masih disini dan berharap padamu dalam kelabu karena kebisuanku..
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kau Dan Dia
Short Story"Dan kau membuang waktu 2 tahun untuknya?", sindir teman bicaraku. "Ya. Kau pikir berapa tahun yang pernah aku buang sebelum bertemu dengannya? 4 tahun waktuku terbuang percuma, 2 tahun belum seberapa!", sindiranku membuatnya terdiam. "Aku menertawa...