Begin

162 10 3
                                    

"Lo tu bego apa gimana si? Masa moto cewek aja ga bisa!"

Nick menatap Ben dengan alis terangkat, sambil terus menyeruput ice coffee yang baru saja ia pesan.

"Emangnya lo ngapain aja? Lo kira foto bola basket bisa dimuat di rubrik Student's Profile, hah?"

Nick tertawa kecil. Menurutnya itu sama sekali bukan salahnya. Dia hanya mengambil foto dari objek yang membuatnya tertarik, it means, this girl, Kenzio Vermet, cewek yang akan dimuat di rubrik profil siswa berprestasi kali ini, tak cukup membuatnya tertarik, besides the fact that she's pretty enough to be in Teen Vogue cover.

Nick meletakkan ice coffee nya, berdehem sebentar sebelum berkata dengan enteng,"gini bos, itu kan emang bukan pekerjaan gue, yang bertugas kan si Pandu. Dan lo cuma nyuruh gue untuk ngambil kerjaannya, tanpa menanyakan pendapat gue, lo tau sendiri gue ga bisa ngambil foto dengan fokus ke satu orang,"

"Bola basketnya lebih menarik si daripada yang main, dan gue sempet sekali mau foto dia pas lagi break time, yah walaupun gue asal jepret aja, tapi dia kayaknya langsung nyadar dan spontan nutup mukanya,"

"And then?"

"And then... That's it, gua ga berusaha ngambil foto dia lagi,"

"Just once?"

Nick mengangguk,"Yup, you told me it must to be candid, well i'm a photographer, not a stalker,"

Ben menghela napas, selagi pikirannya dipenuhi beban sebagai seorang ketua klub jurnalistik yang sebentar lagi akan bertemu titik deadline, sepertinya kepalanya akan meledak hanya gara-gara menghadapi juniornya yang keras kepala, "oke, kalo lo ga bisa, lo take aja kerjaan Pandu, biar dia yang ngambil foto Zio,"

Nick bertanya,"Kenapa ga dari kemaren?"

"Okay, cool, it means you must to take pictures of..." Nick mengerutkan alis saat melihat Ben menghitung sesuatu dengan jarinya," fourty five rooms of this school,"

Nick hampir menyemburkan ice coffee yang ada di mulutnya,"What the heck?! The entire school?"

Ben nyengir,"yup,"

"Buat apa?"

"Here's the reason why i give this job to Pandu, it's for the annual book, handsome, biasanya anak kelas dua belas yang ngerjain, tapi kalo lo dengan senang hati bersedia melakukan pekerjaan ini untuk senior lo yang kece-kece ini, ya gapapa," Ben tersenyum lebar.

"Nah, sekarang gue cabut dulu bro, masih banyak yang harus diurusin," Ben berdiri dari duduknya, mengangkat setumpuk dokumen di atas meja.

Nick melemparkan senyum kesal kepada Ben, yang hanya ditanggapi dengan tawa tanpa dosa. Sekarang, ia harus menghabiskan kamera film untuk memotret seluruh sudut sekolah yang kosong. Great, fourty five rooms, five floors, many stairs, and...

"The deadline is tomorrow, cool guy!"

Shit!

-----

First of all, very sorry for the short chapter and the bad grammar. I'm not good in grammar lesson, really, that's not a secret.

So... It's my first wattpad's story, instead i've made Nick since i was in 7th grade. Well, what do you think? Please leave your comment, and vote, just let me know are you guys enjoy the story or not.

Thank you! ;)


Look At YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang