one.

100 8 3
                                    

"Heyyo Nick! Guess what? I'm in the main soccer team for the next match! Woohooo!" Kevin, cowok itu terlihat sangat bahagia saat menghampiri Nick yang sedang membereskan lokernya.

"Great, good luck" ucap Nick tanpa repot-repot memaksakan senyum atau menghapus raut wajahnya yang kusut, "sementara lo bisa ikut latihan match dan perlahan-lahan mengejar impian lo menjadi MVP internasional yang bisa mandi uang, gue bakal mengisi kamera film gue dengan hal-hal tidak berguna,"

Kevin langsung terkekeh dan menyerngit saat Nick menutup pintu lokernya, "kenapa?"

"The annual book. Side of School page. Ben nyuruh gue ngambil gambar dari semua ruangan di sekolah ini. Deadline-nya besok. And as you know, sekolah kita ini luasnya melebihi Bundaran HI, gue mungkin bakal nemenin si Jennifer malem ini, siapa tau dia bisa digebet,"

Jennifer. Hantu cewek penunggu sekolah yang konon kabarnya selalu berkeliaran di sepanjang koridor saat matahari telah turun. Rambut pirang kuncir dua, mulut setengah dijahit, air mata darah, anak-anak cewek di kelasnya pasti langsung menjambak siapapun yang membahas Jennifer di depan mereka.

Kevin tertawa,"saking jomblo karatan gini, jadi mau gebet setan juga lo?"

Jomblo karatan. Nick sebenarnya tak setuju dibilang begitu. Tapi jika dibandingkan dengan Kevin yang punya gebetan dan 4 mantan, Nick kadang merasa pantas juga dengan julukannya. Minus wajahnya yang keturunan blaster Indonesia-Belanda, otaknya yang SEDIKIT pintar (author needs to capatalize that word tho), dan setengah lusin cewek yang tak pernah bosan menunggu Nick untuk melirik mereka, cowok itu merasa tak pernah jago soal mendekati kaum hawa.

Nick menendang tulang kering Kevin sebelum berjalan melewati cowok itu, mengacuhkan suara meringis di belakangnya sambil berkata,"siapa tau setan bisa lebih setia daripada manusia,"

Kevin langsung tahu Nick sedang menyinggung soal mantannya yang beberapa tahun lalu mencampakannya lewat telepon dengan alasan LDR yang tidak berhasil, padahal semua orang sudah tahu cewek itu telah selingkuh beberapa minggu sebelumnya. Itu pertama kalinya Kevin diputus sepihak oleh cewek. Saat itu Nick sudah greget setengah mati, kenapa Kevin tak langsung memutuskan cewek itu saja begitu dia tahu kalau cewek itu tidak setia?

"Terus, kenapa lo bisa dapet kerjaan annual book? Bukannya itu tugas anak kelas 12, ya?" Kevin dengan cepat menyusul langkah Nick, membenarkan jam tangannya dengan wajah datar.

Nick yang mengerti bahwa Kevin masih sensitif dengan topik itu, langsung berkata,"Iya, emang, itu kerjaan Pandu awalnya, terus..."

"Pasti gara-gara kerjaan lo yang ga selesai," Kevin langsung menebak,"seharusnya lo nge take foto si Kenzio, kan?" Tak bisa di-elak, cowok satu ini memang suka cenayang kalo soal Nick. Well, mereka berdua sudah bersahabat sejak keduanya masih memakai popok, mustahil menyimpan rahasia dari orang yang sudah sangat sangat mengenalmu seperti itu.

"Yup, i've told you..." Nick berjalan ke arah kafetaria.

"You can't take a picture of something you're not interest to," ucap Kevin sambil memutar bola mata. Sesampai di kafetaria, mereka berdua mengambil lunch box masing-masing sebelum menghampiri salah satu meja yang sudah terisi dengan beberapa cowok kelas mereka.

"Hai Kevin,"
"Yo, Nick,"
"Hey, guys," balas keduanya sebelum duduk. Kevin menyadari hampir setiap cewek di ruangan itu melirik ke arah Nick saat mereka masuk, sedangkan cowok itu hanya sibuk dengan makan siangnya. Terbiasa dengan suasana seperti ini, Kevin hanya menggeleng. Ia kembali berbicara kepada Nick dengan sedikit berbisik,"but, c'mon man, that's Kenzio girl, was really attractive, don't you see it?"

Look At YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang