Nick baru saja menutup pintu rumah saat ia mendengar suara berisik dari ruang kerja ayahnya. Penasaran, ia membuka pintu ruangan tersebut. Mendapati seorang perempuan dengan rambut sebahu sedang sibuk membuka-buka lemari yang berisi dokumen keluarga. Nama perempuan itu Stalia."Ngapain, kak?" Tanya Nick sambil menghampiri Stalia yang sekarang sedang membongkar sebuah album foto.
Stalia hanya melirik Nick sekilas sebelum kembali sibuk membuka-buka map yang lain.
Melihat respon kakak perempuannya yang sudah sangat mudah ditebak, Nick menghela napas sebelum bertanya lagi,"yakin kak ga mau dibantuin?"
Stalia langsung melempar tatapan tajam sambil berkata,"gue ga pernah butuh bantuan lo,"
Sepertinya kehadiran Nick langsung merusak mood Stalia yang memang sudah buruk. Beberapa saat setelah itu, Stalia kembali memasukkan dokumen-dokumen ke dalam lemari secara acak-acakan. Cewek itu melangkah keluar ruang kerja dan menutup pintu, meninggalkan adik lelakinya terduduk diam di atas lantai.
Cowok itu menarik nafas seakan ada beban menindih dadanya. Ia melangkah keluar ruangan dan mendengar suara motor, menandakan Stalia baru saja pergi. Nick sudah lelah bertanya-tanya apa yang salah dari dirinya. Naif. Sebenarnya, dia tahu dia memang sepenuhnya salah. Tapi bukankah keadaan bisa lebih baik dari ini?
Nick sedang melangkah menaiki tangga saat melihat sebuah kertas di atas meja makan. Dilihat dari tulisan yang rapih, jelas itu milik Stalia. Nampaknya kertas catatan tugas.
'Menceritakan sebuah foto masa kecil di depan kelas, hari Selasa,'
Selain kalimat tersebut, Stalia menulis banyak sumpah serapah di sekitar kertas. Terlihat sekali ia kesal dengan tugas seperti itu. Mungkin Nick juga akan kesal jika ia jadi kakaknya.
Nick memasuki kamarnya, mulai mengerti kenapa Stalia membuka lemari dokumen-dokumen keluarga dan berkutat lama dengan sebuah album foto. Cewek itu tak menemukan apa-apa tentunya. Nick ragu kapan terakhir kali orangtuanya membahas tentang masa kecil mereka. Mungkin sudah bertahun-tahun yang lalu.
Nick mengambil sebuah kotak dari bawah kasur, tempat ia menyimpan berbagai benda yang terlalu memakan tempat tapi enggan untuk dibuangnya. Saat menggeser kotak itu, ia melihat sebuah buku bersampul hijau tergeletak di sudut. Ia mengerutkan alis sambil meraih buku itu. Nick tidak pernah ingat ia mempunyai buku seperti itu. Tapi sepertinya ia ingat buku itu milik orang lain.
Nick bersender di pinggir kasur sebelum membuka buku hijau yang hampir berdebu. Tidak ada nama atau identitas pemilik di sepuluh halaman pertama. Tidak pula ada catatan atau coretan, hanya kertas kosong. Kemudian ia menemukan sebuah paragraf di halaman tengah buku.
'i dont get it. I just dont get why someone can leave a person who they claimed was their 'world', their 'everything', their 'true love' like they never meant anything to them just for another person they hardly know,'
Sangat berbeda dengan tulisan tangan Stalia. Nick terdiam sebentar sebelum membuka halaman selanjutnya.
'Do you not fucking understand how much i've been trough for you? I was the one who dealt with your bullshit not her, got that? I was the one who was there for you when nobody else was not her, got that? It was always me, she was never there for you. I was your world, huh? 'i cant live without you' my ass. How the fuck are you alive then right now? It seems like its the other way around because whilst you living your life perfectly with your new girl, im the one who struggling to breath, im the one with broken heart and clearly i won the 'i love you more' fights. And im so bloody ashamed to say this but i love you and i miss you. I miss you. I miss you. I miss you,'
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At You
Teen FictionKenzio Vermet terkenal sebagai cewek tomboy bintang basket yang lumayan kasar dan seringkali membuat para cowok segan berada di dekatnya. Tapi apa jadinya, kalau seorang Nick, si cowok fotografer cuek jadi penasaran setengah mati dengannya sampai be...