three.

38 4 0
                                    


"Nick?"

Apakah lebih baik Zio menitipkan fotonya ke Kevin saja? Dengan begitu mungkin ia tak perlu bertemu Nick lagi.

"Lo kenal Nick?"

Tapi pasti Kevin akan bertanya, dan kalau Zio tidak menjawab, ia akan bertanya pada Nick. Mungkin itu bukan ide yang bagus. Belum pernah ada yang tahu akan hal ini.

"Zio?"

Zio mengangkat kepalanya,"iya. Umm... itu, gue baru nyadar cowok mata hijau yang suka bawa kamera tu ternyata deket sama lo ya?"

"Sahabat gue dari kecil," Kevin berjalan mendekati Zio,"and, seriously? Baru nyadar?"

"Mereka kan emang selalu keliatan bareng loh, Zi" ucap Cindy.

"Gak, bukan itu," ucap Kevin sebelum kembali bertanya kepada Zio,"how long you've been notice him?"

Zio bingung,"maksud lo?"

"You said he has green eyes."

Zio mengerutkan alisnya, sama sekali tidak mengerti maksud Kevin.

"Eh bentar, emangnya mata Nick warna hijau ya?" Tanya Cindy,"kok gue ga pernah nyadar,"

"Emang matanya hijau, Cin. Turunan ayahnya yang asli Belanda." Jawab Kevin,"Jarang banget ada yang nyadar kalau matanya hijau karena emang kurang kelihatan,"

Zio melebarkan mata begitu Kevin menatapnya, menunjukkan senyum penuh misteri.

Damn.

"So... how could you know that?"

Zio hanya mengangkat bahu.

---

"Nicholas,"

Cowok itu menunduk, mengotak-ngatik kamera di bawah meja.

"Nicholas, kenapa kamu tidak perhatikan saya?"

Masih sibuk, Nick bahkan tak menyadari seluruh anak di kelas mulai menoleh ke arahnya.

"Nicholas!" Pak Vino berjalan ke meja Nick, terlihat jelas di wajahnya ia sudah mulai kesal dengan anak itu.

Kevin yang duduk di belakang anak itu, menegur Nick dengan menendang kakinya.

Nick akhirnya mengangkat wajah saat Pak Vino sudah sampai di depan mejanya, "ya, pak?"

"Simpan kamera kamu atau keluar dari kelas saya sekarang." Ucap Pak Vino tegas.

Nick terdiam sebentar sebelum tersenyum kecil, menjawab gurunya, "saya keluar kelas aja deh pak,"

Semua anak di kelas seketika terpaku, tak terkecuali Pak Vino. Nick dengan entengnya berdiri dari kursi, lalu hendak berjalan ke pintu sambil mengalungkan kamera di lehernya. Kevin menjatuhkan kening di atas telapak tangan, tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya kali ini. Sebut saja Nick benar-benar sulit ditebak, atau mungkin, benar-benar bodoh.

Nick benar-benar melangkah keluar kelas dengan wajah santai. Tak peduli dengan tatapan Pak Vino yang pada akhirnya kembali melanjutkan materi pelajaran tanpa keberadaan Nick di kelas.

Cowok itu bersandar di tembok samping pintu dan kembali menyibukkan diri dengan mengotak-ngatik kameranya. He's totally in love with it.

"Nih,"

Nick mengangkat kepala saat melihat Zio sudah berdiri di sebelahnya, menyodorkan hasil foto kelas terakhir yang sudah ia cetak, lengkap dengan disc-nya.

Nick mengerutkan alis sebelum mengambil foto tersebut,"makasih,"

Zio mengangguk lalu beranjak pergi dari hadapan Nick sebelum cowok itu bertanya sesuatu yang menghentikan langkahnya.

Look At YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang