Hoshi, namja tampan bermata sipit yang di gilai yeoja di sekolahnya. Suka berganti- ganti pasangan, bukan karena dia yang playboy melainkan karena dia yang tak tega ketika harus menolak seseorang yang menyatakan perasaan padanya.
Hoshi merasa hidup...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#----------#
Hoshi mengendarai motornya dengan perasan yang campur aduk. Di tangan kirinya tergenggam setangkai bunga hyacinth ungu yang dia ambil dari tangan sang ibu tadi. Sesekali dia menatap bunga itu dengan senyuman kecil menghiasi wajahnya.
'Woozi, kau –'
'Juga mencintaiku kan?'
.
CKITTT!
Hoshi kembali memarkirkan motornya di depan toko bunga Woozi. Melepas helmnya dengan cepat dan mulai berjalan menuju toko.
"Aku tak mau tau! Dua jam lagi pesananku harus selesai! Kau sudah berjanji akan menyelesaikannya hingga petang dan sekarang dengan gampangnya kau bilang belum selesai! Kau ingin bermain- main dengaku ya?!"
"Ma- maaf tuan. Hari ini banyak pesanan dari orang lain dan saya tak bisa hanya mengerjakan pesanan anda. Saya juga hanya sendiri mengerjakan semuanya. Saya mohon tuan, maafkan saya."
"Aku tak perduli semua itu! Dua jam lagi dan kau harus menyelesaikan semuanya! Atau aku akan menutup toko bungamu ini secara paksa!"
"Satu jam dari sekarang dan semua pesanan anda akan selesai. Apa itu masih kurang?!"
Woozi menatap kaget kearah pintu tokonya. Terlihat di sana Hoshi yang berdiri sembari menggenggam erat pegangan pintu. Sangat terlihat jelas, bocah SMA itu sedang menahan amarahnya.
Namja yang tadinya memarahi Woozi berbalik dan menatap tajam Hoshi yang masih berdiri di ambang pintu.
"Aku pegang kata- katamu bocah! Jika dalam satu jam pesananku belum selesai. Bersiap- siaplah mengucapkan selamat tinggal pada toko bunga ini."
Bruk!
Tubuh Hoshi langsung menghantam pintu ketika namja yang berbicara tadi keluar dengan sebelumnya sempat menyenggol keras pundaknya. Dia meringis kecil sembari memegangi pundaknya itu. Menatap kearah Woozi yang terdiam kaku di tempatnya.
"A-apa kau bercanda? Satu jam! Itu waktu yang sangat sedikit Kwon Soonyoung?! Kau benar- benar ingin menghancurkan bisnisku?!"
Untuk yang kedua kalinya Hoshi meringis, tapi yang sekarang karena mendengar suara Woozi yang melengking hingga membuat gendang telinganya berdengung sakit.
Dia usap pelan kedua telinganya bergantian dan mulai melangkahkan kedua kakinya menghampiri Woozi yang masih menatapnya penuh amarah.
"Hei, jangan marah dulu. Aku akan membantumu nanti mengerjakan semuanya. Kau tenang saja, tak perlu memberi bayaran padaku. Bagaimana?"
Hoshi menaikkan alis kanannya sembari tersenyum kecil kearah Woozi. Dan membuat yang di tatap menjadi langsung salah tingkah.
Tapi dasar dari sananya Hoshi yang tak pekaan, jadi dia menganggap itu sebagai cara Woozi untuk mengendalikan dirinya agar tak marah padanya lagi.