Hoshi, namja tampan bermata sipit yang di gilai yeoja di sekolahnya. Suka berganti- ganti pasangan, bukan karena dia yang playboy melainkan karena dia yang tak tega ketika harus menolak seseorang yang menyatakan perasaan padanya.
Hoshi merasa hidup...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#----------#
"Apa aku harus ke toko bunga sekarang dan... bertemu dengan Woozi?"
Hoshi menatap pantulan dirinya di depan cermin. Wajah yang terlihat kacau dan badan yang lebih kurus dari satu minggu yang lalu.
Begitu besarkah pengarus seorang Lee Jihoon terhadap Kwon Soonyoung hingga separah ini?
"Aissh... Pergi saja lah. Tak ada gunanya terus menghindari Woozi, kalau pada akhirnya perasaanku tetap sama padanya."
Tanpa berpikir dua kali, Hoshi langsung membuka lemari pakaiannya dan mengambil hoodie putih dan celana jeans hitam panjang. Setelahnya, dia pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.
.
"Eomma, aku berangkat dulu ne."
Hoshi menghampiri sang ibu yang terlihat duduk santai di ruang tengah, dia kecup sekilas pipi yeoja yang melahirkannya itu dan setelahnya berlalu pergi dari sana.
"Hati- hati di jalan sayang."
"Ne!"
Hoshi berjalan dengan santai ke garasi yang berada di samping rumahnya, dia langsung menaiki motornya dengan tak lupa memasang helm terlebih dahulu. Sebelum dia benar- benar pergi, Hoshi sempat menenangkan jantungnya yang entah kenapa jadi berdetak tak normal.
'Ayolah... ini tidak lucu. Aku ke sana untuk membeli bunga, bukan mengajaknya berkencan. Kenapa kau harus berdetak secepat itu?! Bahkan, dia saja masih marah padaku.'
Hoshi memegang dada kirinya yang sekarang menjadi berdenyut sakit, tidak seperti tadi lagi. Dia merasa di permainkan perasaannya sendiri, setelah ingat bagaimana hubungannya sekarang dengan Woozi yang sangat jauh dari kata 'baik- baik saja'.
Hoshi menarik nafas sebentar, sebelum menghidupkan motornya.
"Baik Hoshi, kendalikan dirimu dan perlihatkan padanya kalau kau baik- baik saja tanpa bertemu dengannya seminggu terakhir ini. Kau pasti bisa!" Hoshi mengepalkan tangan kanannya dan mengangguk singkat dengan semangat. Setelah itu, dia pun melajukan motornya menuju toko bunga milik Woozi.
.
.
.
"Hah..."
Padahal baru beberapa menit yang lalu Hoshi menyemangati dirinya, tapi sekarang semangatnya itu sudah hilang entah kemana ketika berada di depan toko bunga Woozi. Dapat dia lihat namja manis itu yang sedang sibuk merangkai bunga lily di pojok toko.
'Bahkan hanya dengan melihatnya dari jauh seperti ini saja sudah berhasil membuatku lemah.'
Hoshi menumpukan kepalanya di atas helm yang dia taruh di motornya. Dia bentur- benturkan pelan kepalanya dengan terus merutuki kelemahannya tersebut.