Complicated→3 : Pingsan

174K 12.8K 583
                                    

Ternyata lo gak sedingin yang gue kira. / Ternyata lo gak segalak dan sejutek yang gue kira.

🚗🚗🚗

Pagi ini, Nath terpaksa berangkat sekolah menggunakan mobil bersama Karen. Opa memaksa Nath untuk berangkat bersama Karen sebagai permintaan maaf karena semalaman Karen menangis.

Dan disinilah mereka. Duduk dalam keheningan. Nath sibuk dengan pikirannya sendiri, dan Karen juga sibuk dengan pikirannya sendiri. Karen merasa canggung duduk bersebelahan dengan Nath.

Rasanya gue sama dia kayak strangers yang duduk bareng di mobil. Kadang gue pengen tukeran sama Dodit, Rama, atau Kenny. Biar gue bisa rasain gimana rasanya main bareng sama Nath.. batin Karen sedih.

Karen dengan susah payah menahan air mata yang sudah terkumpul di pelupuk matanya. Dan Nath tau itu.

Beberapa menit kemudian, mobil mereka berhenti di pinggir jalan yang tidak begitu ramai. Karen mengernyitkan dahinya bingung.

"Turun." ucap Nath tanpa menoleh sedikitpun kepada Karen.

"Jalan sana." ucap Nath lagi.

"Tapi ini masih lumayan jauh, 3 menit lagi bel masuk, Nath.." lirih Karen menahan air matanya.

Nath tetap diam. Tangannya mencengkram kuat stir mobil. Matanya memerah.

"Oke gue turun. Lo emang malu kan punya adek lemah kayak gue? Gapapa kok. Asal lo tau, gue gapernah malu punya kakak yang suka cabut kayak lo." ucap Karen dibarengi dengan setitik air mata yang jatuh begitu saja.

Karen turun lalu matanya menatap sendu mobil Nathan yang menjauh dengan kecepatan tinggi. Dan tanpa Karen sadari, setitik air mata juga turun dari pelupuk mata Nath.

♿♿♿

Nath duduk di salah satu bangku penonton di lapangan bersama Dodit, Rama, dan juga Kenny. Mereka membolos jam pelajaran pertama, atas kemauan Nath. Dan disinilah mereka. Duduk sambil memperhatikan siswa-siswi yang berlalu lalang.

"Eh eh, itu bukannya Karen sama Gabi ya? Mereka ngapain diri di depan tiang bendera gitu coba? Hormat lagi," ucap Dodit menyadari kalau daritadi ada dua gadis yang sedang berdiri di depan tiang bendera.

"Itu namanya mereka lagi di hukum, bego." jawab Kenny.

"Gabi telat? Seriously Gabi telat? Waaaw." ucap Dodit dengan nada yang tak bisa di artikan.

"Katanya tadi lo berangkat bareng Karen, kok dia telat sih?" tanya Rama kepada Nath yang sedang memperhatikan Gabi.

Nath menggedikan bahunya tidak perduli, lalu mengeluarkan handphonenya dan asik dengan handphonenya.

Sementara di sebrang sana, Karen sedang berusaha menahan sakit kepala dan perutnya yang melilit akibat dia belum sarapan. Terlebih lagi matahari bersinar sangat terik pagi ini.

"Ren, lo mending duduk deh. Muka lo pucet banget, Ren." ucap Gabi melihat wajah Karen.

Karen menggeleng lemah dan tetap keukeuh untuk berdiri.

"Ren, nurutlah sama gue. Muka lo udah pucet, Ren. Nanti kalo lo sak-- ASTAGA KAREN?!" jerit Gabi saat Karen jatuh ke pelukannya.

Karen pingsan.

Dodit yang mendengar teriakan Karen langsung heboh mengguncang bahu Nath yang sama sekali tidak berkutik melihat adiknya yang pingsan di pelukan Gabi.

"NATH ISH ADEK LO PINGSAN ASTAGA BEGO BANGET SIH LO!" ucap Dodit dan detik selanjutnya, ia sudah berlari menghampiri Gabi dan Karen.

"Bawa ke UKS, Dit. Geeeceeee!" ucap Gabi panik.

Complicated [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang