Jangan sedih. Ada gue.
💦💦💦
Masih di tempat yang sama, dengan orang yang sama, dan perasaan yang sama. Gabi masih menangis di pelukan Nath. Gabi sudah sempat tenang dan sudah memulai ceritanya. Tetapi, baru saja memulai cerita, Gabi nangis lagi.
"Lo kenapa, sih." tanya Nath lelah.
"Mama papa gue.. Cerai, Nath.." lirih Gabi meneteskan sebutir air matanya.
Nath tertegun. Matanya menatap mata hitam Gabi yang memancarkan kesedihan dan kekecewaan.
"Mama sama papa gue besok kesini, ngurus perceraian mereka. Dan gue harus nentuin gue mau ikut mama atau papa.. Gue bingung.." ucap Gabi dan kembali terisak.
Nath menegakkan badannya lalu mengelus kepala Gabi.
Aneh, kenapa gue ngelakuin ini? batin Nath heran.
"Mama ketahuan selingkuh sama temen kantornya dan papa.. Papa stress mikirin mama. Papa gue kesel, marah, stress, dan lain lainnya.. Dan papa ngelampiasin kekeselannya ke perempuan lain.. Dan lo tau? Papa gue bakal punya anak dari cewe lain.." lirih Gabi.
Gabi mengacak-acak rambutnya dan memukul apasaja yang ada di sekitarnya, termasuk lengan Nath.
"Lo gaperlu bingung. Kalo lo gamau milih, lo bisa tinggal sendiri dan gak usah bareng mereka lagi." ucap Nath menahan tangan Gabi yang memukul lengannya.
"Tapi gimana bisa? Gue gamau sendirian. Gue benci sendiri," lirih Gabi.
Nath menarik Gabi lagi kedalam pelukannya, membuat tangisan Gabi pecah seketika.
Gabi merasa kecewa karena tindakan papa dan mamanya. Yang selama ini Gabi pikirkan adalah kehidupan mama dan papanya di sana baik-baik saja.
Dan Gabi tidak bisa memilih antara papa, atau mama. Gabi membutuhkan mama dan juga papa. Gabi tidak bisa meninggalkan mereka. Gabi terlalu menyayangi mereka berdua.
"Gue harus apa, Nath.." lirih Gabi terisak.
"Kalo lo gak bisa milih, ya gausah milih lo mau ikut siapa. Lo punya banyak temen yang bisa nemenin lo setiap saat." dan lo punya gue. Batin Nath.
Gabi mulai berenti menangis. Ia melepas pelukannya lalu mengusap wajahnya. Ia memperhatikan sebagian seragam Nath yang basah terkena air matanya.
"Maaf gue lancang.." lirih Gabi.
Nath tersenyum tipis lalu menyenderkan lagi kepalanya di sofa. Sedangkan Gabi, ia membetulkan kunciran rambutnya yang tidak beraturan sekarang.
"Hidup tanpa mama sama papa itu emang susah. Tapi lama kelamaan, lo bakal terbiasa." ucap Nath tiba-tiba.
Untuk pertama kalinya, Nath menasihati seseorang. Dan satu hal yang baru saja Gabi ketahui tentang Nath adalah, Nath jauh lebih dewasa dari yang Gabi pikir.
"Dari kecil, gue sama Karen hidup tanpa mama. Bisa dibilang juga kita hidup tanpa papa. Papa selalu sibuk kerja dan jarang punya waktu buat kita. Bahkan waktu Karen sakit, yang tau pertama kali itu lo sama Dodit kan? Harusnya orang yang pertama kali tau itu papa." lanjut Nath.
Karen mengidap penyakit leukemia kronis yang mengharuskan Karen tidak terlalu aktif. Terlalu susah untuk Karen hanya diam di rumah dan tidak melakukan hal-hal yang biasa di lakukan anak super aktif seperti Karen.
"Gue suka sedih setiap kali Karen ngeluh sakit atau tiba-tiba mimisan parah. Tapi ego gue selalu menang, dan gue tau gue salah. Papa selalu marahin gue setiap kali Karen drop. Entah karena apa. Papa lebih sayang Karen. Semua orang lebih sayang sama Karen dan gue selalu tersingkirkan. Gue selalu ngerasa sendiri. Awalnya emang susah, tapi lama kelamaan, lo bakal terbiasa." ucap Nath lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SUDAH DINOVELKAN DAN SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA] [Complete story✔] [Highest rank : #5 in Teenfiction] ●●● "Gue tau gue bodoh, dan gue gamau ngulang kesalahan yang sama lagi." -Nathanael Gabriel Alexander. "Ya emang lo bodoh. Lo t...