Berbanding terbalik dengan kondisi Karen di UKS, upacara hari itu meriah karena ada pembagian penghargaan dan piala pemenang lomba antar sekolah akhir bulan lalu. Nath dipanggil sebagai perwakilan tim basket yang menjuarai cup di salah satu sekolah ternama. Para murid—terutama para siswi—bersorak penuh sukacita saat Nath maju menerima piala. Sorakan mereka tidak kunjung berhenti karena Dodit— yang sama terkenalnya dengan Nath untuk urusan wajah tampan—juga dipanggil untuk mewakili tim futsal.
Tapi, kemeriahan itu berlangsung singkat bagi Nath. Meski baru saja menerima piala dan dielu-elukan seisi sekolah, Nath tidak bisa lolos dari hukuman karena terlambat ikut upacara. Tiap murid yang ketahuan terlambat diberikan punishment yang berbeda-beda. Sial bagi Nath karena dia mendapatkan sanksi yang sama dengan Karen. Membersihkan kapel sekolah saat jam istirahat.
Nath diam saja saat menemukan Karen di depan kapel.
"Sori, Nath. Gara-gara gue..." Ucapan Karen diacuhkan oleh Nath. Cowok itu langsung membuka pintu dan masuk duluan ke kapel. Ekspresinya tidak terbaca.
Karen menghela napas panjang sambil mengikuti Nath. Tubuhnya masih belum benar-benar pulih, tapi sejak tadi Karen memaksakan diri karena tidak ingin ketinggalan pelajaran lagi. Saat sudah masuk ke dalam kapel, mendadak penglihatan Karen seakan berputar. "Gue duduk dulu ya, masih pusing," ucap Karen.
Emosi Nath langsung naik. Ia menatap Karen tajam. "Manja, lebay, aneh," cibir Nath.
Demi Tuhan, tubuh Karen sedang benar-benar lemah. Perkataan kakaknya itu malah membuat situasi semakin buruk. Karen sedang tak bisa berpikir jernih. Gadis itu langsung menukas, "Lo itu kenapa sih, Nath? Gue capek diginiin. Lo nggak pernah peduli sama kondisi gue. Gue kenapa-napa juga kayaknya lo bodo amat. Jangan-jangan kalau gue mati, lo seneng, ya?"
Kedua alis Nath terangkat. Ya, dia tahu kalau tubuh adiknya lemah. Dilihat dari wajah Karen yang pucat saja, Nath sebenarnya paham kalau Karen tidak berpura-pura. Cowok itu juga sudah dengar tadi kalau Karen sempat mimisan.
Tapi kenapa Nath tidak bisa menghentikan rasa kesal yang terlanjur menggelegak di dalam dirinya ini? Nath tidak suka melihat Karen sakit. Tapi kenapa rasa tidak suka itu selalu muncul dalam bentuk kebencian terhadap Karen, bukan kasih sayang seperti seorang kakak terhadap adik kandungnya? Apalagi setelah mendengar pertanyaan Karen barusan, Nath merasa seakan ditantang. Egonya langsung mengambil alih.
"Iya." Ucapan Nath terdengar lugas. Dingin.
Napas Karen tercekat oleh ucapan Nath yang memicu keheningan di dalam kapel itu. Gadis itu tak tahan lagi. Ia segera bangkit berdiri dan lari keluar dari kapel.
Sementara itu, Nath masih berdiri mematung. Tatapannya jatuh ke ruang kosong tempat Karen duduk tadi. Dadanya sesak, tapi ia tak bisa menjelaskan perasaan apa yang berputar di dalamnya. Apa suatu saat gue bakal menyesal karena ngomong begini?
Rahang Nath mendadak mengeras. Tidak. Dia tidak akan menyesal. Ini bukan salah Nath. Badan Karen memang lemah, tapi gadis itu tidak berhak untuk bersikap seakan-akan dialah yang paling lemah. Gadis itu tidak berhak mendapat perhatian dari semua orang hanya karena kondisi fisiknya.
Gimanapun juga, gara-gara dia...
***
Gabi menemukan Karen di taman belakang. Katanya tadi ada yang melihat Karen berlari keluar dari kapel menuju taman belakang. Gabi khawatir terjadi sesuatu pada Karen, makanya dia berusaha mencari Karen. Dan benar saja. Karen sedang menangis tersedu-sedu. Saat Gabi menyentuh pundak Karen, sahabatnya itu langsung memeluknya.
Air mata Karen deras mengalir. Hati Karen benar- benar sakit. Beban yang ia pendam sudah terlalu banyak dan perlu dikeluarkan. Perkataan Nath di kapel tadi membuat hati Karen hancur berkeping-keping. Entah Nath serius mengatakannya atau tidak, tapi itu merupakan bukti tak terbantahkan bahwa Nath memang membenci Karen. Apa yang lebih menyakitkan, daripada dibenci saudara kandung yang paling kamu sayangi?
![](https://img.wattpad.com/cover/77799096-288-k483294.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated [SUDAH TERBIT]
Novela Juvenil[SUDAH DINOVELKAN DAN SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA] [Complete story✔] [Highest rank : #5 in Teenfiction] ●●● "Gue tau gue bodoh, dan gue gamau ngulang kesalahan yang sama lagi." -Nathanael Gabriel Alexander. "Ya emang lo bodoh. Lo t...