Anne, Joe, Sherly, Erin, David, Andrean, serta anggota panitia lainnya berkumpul untuk berdiskusi tentang konsep dan alur acara yang akan dikemas secara apik.
"Nah, karena kita semua sudah berkumpul semua disini. Ayo masing-masing dari kalian memberikan ide yang kalian punya," ujar Joe.
"Dari yang sering aku lihat, kebanyakan acara menggunakan konsep ala Disney. Mengapa kita tidak mengikuti konsep itu?" usul Erin.
"Kamu mau kami menderita? Apa kami perlu bergaya The Beast untuk menemukan Belle? No way," ujar David menolak sambil menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.
Mereka yang ada di ruangan itu tertawa melihat tingkah David yang selalu memperhatikan rambut klimisnya.
"Ala Disney tingkat imajinasinya terlalu tinggi, sedangkan ini adalah acara hari jadi UHS, menurutku kurang cocok," tambah Joe.
"Konsep Disney memang menarik, tetapi poin kurangnya yaitu sudah banyak yang menggunakan. Lagipula, bisa kalian bayangkan jika dosen-dosen kita turut menggunakan dresscode itu?" balas Anne menengahi mereka.
"Jadi, maaf Erin. Apa ada ide dari yang lain?" giliran Joe bertanya.
Sherly mengangkat tangannya, "Bagaimana dengan konsep masquerade? Menyenangkan jika kita bisa menemukan pasangan kita dengan tepat. Oh ya, dan mungkin saja aku bisa mendapatkanmu..ehm.. Pak Joe?" kata Sherly sambil mengedipkan matanya ke arah Joe.
"Benarkah begitu? Sayang sekali..." ujar Joe sambil menyilangkan kedua tangannya lalu menggeleng tanda tidak setuju.
"Hahaha, ada yang ditolak sebelum berperang nih," celetuk Andrean.
"Bagaimana denganmu? Ada ide, Ibu Ketua?" tanya David kepada Anne.
"Apa aku juga bisa mengusulkan ide?" tanya Anne.
"Tentu saja, kamu kan ketua di sini," kata Erin.
"Aku mengusulkan konsep futuristic untuk dekorasinya dan dresscode nya seperti biasa, gaun dan jas," jawab Anne.
"Apa hanya aku yang baru mendengar konsep dekorasi itu?" tanya Erin yang dibalas gelengan semua orang disana.
"Jadi, futuristic ini bisa mengangkat hal-hal yang ada pada masa depan, bisa juga menggunakan sentuhan IPA," kata Anne.
"Maksudmu kita menggunakan alien dan sejenisnya?" tanya David.
"Tentu saja tidak, David. Kita lebih mengarah pada poin kedua." Anne kembali menatap mereka satu-persatu yang memasang wajah bingung.
"Jadi, dalam bayanganku, mulai dari awal membuka pintu kita menggunakan labirin buatan, lalu sisi-sisi ruangan kita sulap menjadi langit penuh bintang dengan bantuan LED. Untuk tamu kita susun 6 kursi per meja. Bagian panggung bisa kita gantung bola-bola menyerupai planet."
"Idemu boleh juga," kata Sherly.
"Andrean, kamu berbakat menjadi lighting kan? Nah, ajak anggotamu untuk menyulap isi aula. Sherly dan David yang mengatur tata panggung, Erin mengatur konsumsi dan undangan. Semuanya dibantu anggota masing-masing."
"Terakhir, Pak Joe dan aku akan mengkoordinasikan semuanya dan membantu beberapa hal yang diperlukan," jelas Anne.
"Oke, semuanya, kita akan melaksanakannya mulai hari ini," kata Joe memutuskan dan dituruti oleh yang lainnya.
***
Bulan sudah menampakkan dirinya di langit gelap sana, Joe mempercepat langkah kakinya untuk segera pulang karena UHS sudah sepi dan hanya tersisa satpam saja.
Sayup-sayup terdengar suara nyanyian kecil yang membuat Joe merinding. Ia melangkahkan kaki mendekat pada sumber suara, yaitu aula UHS. Ia memperjelas pandangannya pada sosok perempuan yang ada di sana.
Joe menghembuskan napas lega, karena yang ia lihat sekarang adalah manusia. Dapat dilihat dari kakinya yang masih menapak di lantai.
Ia menepuk bahu perempuan itu, "Kenapa masih di sini?"
Perempuan itu terlonjak kaget hingga membuat kuas yang ia pegang tidak pada arah yang benar, "Joe, kamu merusak karyaku!"
Anne menatap nanar bola buatan yang sudah hampir selesai polesan catnya.
"Sorry, aku nggak tau kalau kamu sebegitu kagetnya. Lagipula, warna itu bisa ditutup dengan warna yang lebih gelap. Dan hasilnya nggak akan mengubah ekspetasi awalmu," kata Joe sambil memegang kuas yang sedang dipegang juga oleh Anne. Ia menggerakkan kuasnya menutupi coretan yang tadi.
"Nah, selesai kan?" kata Joe.
"Wah, aku nggak tau kalau hasilnya tetap bagus meskipun warnanya sedikit berbeda," kata Anne senang.
"Makanya, sesekali pelajari gradiasi warna. Lagian, kenapa harus malam ini menyiapkannya? Kan masih ada hari esok," ujar Joe.
"Nggak enak rasanya meninggalkan pekerjaan yang sudah hampir selesai," jelas Anne.
"Ya sudah. Ayo cepat bereskan peralatannya. Sebentar lagi aula ini akan ditutup oleh satpam."
Dan benar saja, baru setengah Anne membereskan peralatan itu, lampu aula dimatikan dan pintu sudah ditutup.
"Tch, lamban," desis Joe pelan.
"Joe, jangan bercanda. Ayo hidupkan lampunya," kata Anne.
"Siapa yang bercanda. Ini karena kamu lamban sekali gerakannya. Kita keduluan satpam," ujar Joe menyalahkan Anne.
"Bisakah kamu mengambil ponselku di meja sana? Aku mau menyalakan flash."
Joe meraba-raba mejanya yang ada di sampingnya, " Di mana, An?"
"Kamu ini, sedekat itu masa' nggak ketemu?" ujar Anne kesal. Ia melangkahkan kaki berniat mencari ponselnya sendiri. Namun, belum sampai ia ke meja itu, kakinya terselip kabel yang melintang panjang di bawah sana, membuat Anne kehilangan keseimbangan. Sebelum Anne benar-benar jatuh, Joe menahan gerakan Anne dengan cara mendekapnya ke dalam pelukan Joe.
Mereka masih dalam posisi itu hingga pintu aula kembali terbuka, "Excuse me," kata Andrean.
Anne dan Joe kembali ke posisi semula yaitu berdiri di tempat masing-masing. Joe pura-pura sibuk merapikan kemejanya.
"Maaf, aku cuma mau ambil kunci motor. Tadi aku lupa meletakkannya dimana. Nggak disangka, malah disuguhkan acara live
di sini," kata Andrean yang membuat Anne menunduk menahan malu."Oh ya, sebaiknya kalian cepat keluar. Setelah aku mengambil kunci motor ini, pintu akan dikunci lagi."
"Umm...oke. Makasih ya, Ndre," kata Anne.
"Sama-sama, An."
Anne berlalu keluar aula yang disusul Joe. Saat Joe melewati Andrean, ia mengatakan sesuatu padanya.
"Kamu mengganggu." Kalimat itu dibalas kekehan ringan oleh Andrean. Andrean menepuk bahu Joe, "Sorry, bro."
Gagal sudah niat Joe ingin pulang bersama Anne.
***
Short part muncul 👋
Sedih ngebaca adegan klise diatas bhaks :'v
Budayakan vomment ya gaess
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Two [Slow Update]
RomanceTerbiasa bersama dalam menyukseskan suatu acara sehingga menimbulkan beberapa perasaan yang dirasakan oleh mereka