Heyhoo!
Itu di mulmed ada main cast Joe yaa
Tebak ini siapa? Pasti udah pada tau semua ^^
Jangan tanya kenapa aku pilih dia>< Kalau imagine yang lain juga boleh
Siapa yang ingin mempunyai banyak tugas di hari libur? Pasti tidak ada satupun, begitu juga dengan Anne. Entah mengapa, dosen-dosen di UHS senang sekali melihat mahasiswanya menderita. Kali ini kelasnya diminta untuk membuat tugas yang membuatnya harus menuju perpustakaan ataupun toko buku untuk mendapatkan sumber referensi yang tepat. Anne dan Emily satu kelompok dalam hal ini. Berhubung mobilnya masih dalam masa perbaikan jadi mereka menggunakan mobil milik Emily.
Sesampainya mereka di toko buku, mereka berpencar mengelilingi toko buku ini. Anne menuju susunan buku tentang bisnis dan pemasaran. Menurutnya, diskusi tentang bisnis tidak akan ada habisnya, dengan beberapa strategi dalam diskusi ia jamin akan mendapatkan nilai A dalam presentasi nanti.
Matanya tertuju pada satu buku yang cukup tebal, bersampul gold mengkilat. Ia mencoba meraih buku itu yang memang berada di rak tertinggi kedua. Ia menjinjitkan kakinya serta kembali mengulurkan tangannya. Tiba-tiba ada satu tangan lagi yang menyentuh buku itu. Itu tidak mungkin tanganku, besar sekali, pikir Anne.
"Yak! Ini milikku."
"Kamu ini tidak tau caranya berterima kasih ya?" kata sosok tangan besar itu dengan nada menyindir.
"Maksudmu?" Anne mengernyitkan keningnya.
"Ck. Kamu ini selalu berburuk sangka. Aku menyentuh buku ini untuk membantu seseorang yang kurang tinggi namun nekat untuk mengambilnya," ujar lelaki yang ternyata Joe sambil memberikan buku tebal itu.
"O..oh begitu ya."
"Well, karena aku sedang berbaik hati, untuk saat ini aku tidak membutuhkan kata terima kasihmu. I'll go....hmm.. Anne," Joe berlalu ke kasir karena ia sudah mendapatkan buku yang ia mau.
Emily menghampiri Anne, "Hei, sudah dapat buku yang bagus?"
"Bagaimana ia bisa tau namaku?" ujar Anne pelan.
"Kamu mengatakan sesuatu, An?"
Anne tersadar dari lamunannya "Em, sejak kapan kamu disini?"
"Sejak beberapa detik yang lalu dan aku bertanya apakah kamu sudah dapat buku yang bagus?"
"Umm, yah, sudah," kata Anne sambil menunjukkan buku tadi.
"Baiklah. Ayo kita ke kasir."
***
Waktu presentasi pun tiba saat Mr. Robert memulai kelas. Satu per satu kelompok maju. Kelompok pertama, mereka tampak kurang menguasai materi sehingga sering terbata-bata dalam penyampaian presentasinya. Kelompok kedua, orang yang mempresentasikan tugas begitu pemalu. Saking pemalunya sampai suaranya tidak terdengar oleh telinganya sendiri. Mr. Robert memarahinya, tapi tetap saja suaranya seperti kasih tak sampai, terlalu kecil frekuensinya. Sampai sini, Anne masih percaya diri kalau kelompoknya akan tetap unggul.
Kelompok tiga pun maju. Itu adalah kelompoknya Irene. Seperti biasanya, ia tampil dengan baik dan memukau. Menurut Anne, Irene merupakan saingan terberatnya di kelas dalam hal prestasi. Kelompok Irene berhasil menyelesaikan presentasi dengan nilai cukup tinggi.
Kelompok empat maju, kelompok Anne. Mereka yang terdiri dari lima orang maju ke depan untuk mempresentasikan tugasnya. Emily sebagai moderator, Anne dan ketiga orang lainnya menjadi pencatat dan penjawab pertanyaan. Beberapa pertanyaan dilontarkan untuk kelompok mereka dapat dijawab dengan baik meskipun terkadang Anne menjawabnya hanya dengan logika tanpa kepastian dari sumber bukunya. Presentasi selesai, Anne dan teman kelompoknya mendapat nilai A.
Kelas Mr. Robert selesai, ia melangkahkan kaki keluar namun terhenti sejenak dan berbalik menghadap kelas.
"Anne Caroline." Ada apa ia tiba-tiba memanggil namaku, pikir Anne.
"Yes, sir." jawabnya.
"Kamu diminta untuk menghadap ketua sekarang," ujar dosen berkumis tebal itu.
"Kalau boleh saya tau ad—" ucapan Anne terhenti karena Mr. Robert sudah berlalu keluar kelas.
Dia menyuruh bersopan santun tetapi dia sendiri yang tidak sopan. Untung saja dia dosen disini, kalau tidak...
***
Disinilah Anne berada, dalam ruangan yang cukup besar beserta interior yang tidak bisa dikatakan murah. Sudah ada beberapa orang di dalam yang sedang duduk di sofa panjang itu sambil menyesap teh. Apakah ada jamuan teh siang ini? Tidak mungkin.
Ketua mempersilahkan Anne untuk duduk seperti beberapa orang yang lainnya dan dibalas anggukan olehnya. Anne mengedarkan pandangannya untuk mengetahui siapa saja yang ada di ruangan ini.
Ketua UHS, check. Ia tentu saja ada disini karena ia orang yang sangat berpengaruh dalam kelangsungan UHS.
Beberapa mahasiswa berprestasi, check. Mereka tentu saja disini karena otak-otak encer mereka selalu dibutuhkan.
Anne. Blank. Ia sama sekali tidak tau mengapa ia bisa ikut hadir dalam pertemuan ini. Anne bukan termasuk orang pintar disini, ia termasuk kategori biasa saja. Ia juga bukan orang berduit disini.
Dan satu lagi.... orang itu? Kenapa orang itu ada disini?
"Baiklah, karena disini sudah lengkap. Saya akan membagi tugas untuk acara hari jadi UHS," kata ketua membuka pembicaraan ini.
Ooh... Hari jadi UHS toh.
Tunggu... UHS?
Kenapa event terpenting ini ada dia di dalamnya?
"Anne, saya mengikutsertakan kamu karena saya tau kamu termasuk salah satu panitia acara bulan lalu. Menurut saya pribadi, saya suka dengan konsep dan susunan acara yang kamu buat. Jadi, saya berfikir untuk kembali memintamu untuk menjadi ketua panitia acara untuk hari jadi UHS nanti."
"Baik, Pak."
"Nanti kamu akan mempunyai anggota. Beberapa dari mereka sudah ada disini juga," ujar ketua sambil menunjuk beberapa orang pintar tadi dan dibalas anggukan oleh Anne dan yang lainnya.
"Dan... ini Pak Joe selaku penanggungjawab acara ini yang akan memberikan sedikit arahan untuk kalian nantinya. Kemungkinan besar Pak Joe dan Anne akan mencari sponsorship bersama."
Setelah itu Anne hanya teringat satu kalimat terakhir yang diucapkan tadi.
Kemungkinan besar Pak Joe dan Anne akan mencari sponsorship bersama.
Om itu dan dirinya? Bersama?
***
Nah, ada yang tau kenapa di part ini Joe bisa tau nama Anne lebih awal? :D
Oke, aku tau ini pendek. Tapi entah kenapa aku pengen TBC disini haha.
Vomment juseyoo~
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Two [Slow Update]
RomansaTerbiasa bersama dalam menyukseskan suatu acara sehingga menimbulkan beberapa perasaan yang dirasakan oleh mereka