Dua Sisi

347 17 1
                                    

Luna Pov

Saat sedang menunggu sesi pemotretan, seorang staff nampak heboh dan pada akhirnya menarik perhatian banyak orang.

"Hey! Coba lihat ini, berita kematian Adriana Cruz!"

Beberapa orang staff pun menghampirinya dan tak lama mereka mengecek berita online di hp masing2, dan semuanya memekik terkejut.

Aku pun membaca berita yang dimaksud setelah, Claire, asistenku menunjukannya padaku.

Model Cantik Adriana Cruz Tewas akibat Kecelakaan

Jumat pagi sekitar pukul 5 tadi, model yang bernaung di agensi Star! ini mengalami kecelakaan setelah mobil yang ia kendarai menabrak bahu jalan hingga terguling ke dalam jurang dan meledak. Saat dievakuasi jasad korban telah hangus menjadi abu, diduga korban mengendarai mobilnya dalam keadaan mabuk. Sebelumnya korban terlihat mengunjungi sebuah klub malam, seorang bartender pun mengakui hal tersebut, ia menyatakan bahwa korban memesan sebuah private room seorang diri dan memesan aneka minuman keras........

Aku tidak membaca secara tuntas karena aku sudah mengetahui apa yang terjadi selanjutnya mengingat aku dan mama yang merencanakan ini. Aku tersenyum dalam hati, tentu saja bartender itu telah kami sogok untuk memberi kesaksian palsu.

Adriana memang mengunjungi klub itu, namun tidak lama. Didalam private room yang ia pesan sudah ada Chris yang bersembunyi. Saat Adriana lengah, Chris pun menyuntikan obat bius dengan cepat dan Adriana langsung tak sadarkan diri. Bartender tersebut membuat kesaksian seolah2 Adriana baru keluar klub pukul 4, padahal dari jam 11 malam, hahaha! Dan selanjutnya, kalian sudah tau kan apa yang terjadi pada Adriana? Hihihi...

Aku harus memberi Chris bonus karena ia berhasil merekayasa kematian Adriana dengan menaruh mayatnya dimobilnya lalu membuat mobil itu jatuh ke jurang dan meledak... Boom!!!

Dan saatnya aku berakting kembali~

"Ti..tidak mungkin.." Air mataku mengalir, tanganku gemetar memegang handphone hingga hp tersebut jatuh. Badanku pun merosot.

"Adriana.. Tidak! Baru dua hari yang lalu aku bersamanya! Ini tidak mungkin... Hiks.. Hiks..." Aku menangis sambil terisak2, menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku.

Untuk menyembunyikan senyum lebarku~

Claire merangkulku sembari ikut menangis melihat drama kesedihanku, semua staff pun menghampiriku mereka memandang iba diriku, bahkan beberapa staff perempuan ikut berlutut sambil mengusap punggungku dan menenangkanku.

Lalu Kent bersimpuh dan memelukku sambil mengusap kepalaku.

"Luna..."

"Kent, aku... Aku tidak pernah membencinya, sungguh.. Hiks.. Aku ingin dekat dengannya.. Hiks..hiks.. Aku.. Merasa bersalah padanya, aku pasti sering menyakiti perasaannya tanpa sadar.. Aku belum sempat menjadi temannya yang baik, dia... Dia telah pergi terlebih dahulu..huhuhu...."

Aku menangis tersedu2, bisa kulihat semua orang turut bersimpati padaku. Kent berusaha menghiburku, padahal aku sedang senang, hahaha!

"Jangan menyesalinya Dear... Selama ini kau sudah berusaha menjadi teman yang baik bagi Adriana, aku yakin walaupun ia bersikap kasar padamu, didasar hatinya ia merasa beruntung memiliki teman sepertimu. Kau gadis yang baik Luna, kau selalu bersikap baik padanya, aku yakin Adriana tidak sungguh2 membencimu, ia pasti menganggapmu sebagai temannya juga"

"Itu benar Luna, kita doakan saja semoga arwahnya damai di atas sana"

"Jangan menangis lagi Luna, tak apa2, Adriana pasti mengerti"

Luna LovebloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang