BAM-9

1.8K 122 3
                                    

Sedari tadi pandangan Prilly terus terfokus pada Ali yang tengah fokus menyetir, Pikiran Prilly melayang mengingat betapa rapuhnya lelaki di sampingnya kini, ia merasa iba pada Ali, tentu Prilly bersungguh-sungguh rela menjadi tempat keluh kesah lelaki ini yang kini sudah menjadi Sahabat, walaupun ada perasaan mengganjal dihati Prilly yang Prilly yakini rasa sayang lebih dari seorang sahabat.

"Ngapain ngeliatin?" tanya Ali melirik Prilly sesaat membuat Prilly tersadar dari lamunannya

"Eng..siapa yang ngeliatin"

Ali terkekeh menanggapi elakan Prilly yang jelas-jelas sudah tertangkap basah olehnya

"Kita cari tempat makan dulu ya? Gue yakin lo udah laper kan?" tebak Ali yang di balas anggukan antusias Prilly membuat Ali tersenyum

Sesaat mau Ali maupun Prilly memandang kesekeliling pinggir jalan yang mereka lalui mencari tempat makan yang cocok, sampai akhirnya mata Prilly berbinar ketika melihat pedagang Bakso di pinggiran jalan, makanan favorite Prilly terbukti setiap harinya ia selalu memesan Bakso jika di kantin.

"Li, makan di sana aja ya?" pinta Prilly memandang Ali dengan tatapan memohon

Ali menggangguk seraya tersenyum lembut, gadis ini benar-benar berbeda dengan wanita lain, ia sunggu sederhana sekali, tidak seperti kebanyakan wanita di luar sana yang lebih memilih tempat yang wah! Sepeti halnya Kanya, Si Mantan. Pikir Ali tersenyum melihat kepolosan gadis di hadapannya kini

"Yaudah ayu keluar, ngapain masih duduk?"

Prilly tersenyum kikuk mendengar petanyaan Ali, ia juga bingung dengan dirinya? Ali yang mengerti langsung saja keluar terlebih dahulu membukakan pintu untuk Prilly, mungkin ini yang Prilly mau, Ya.. kebiasaan manis yang selalu membuat perasaannya menghangat

"Ngode banget sih Lo" Cibir Ali tersenyum menggoda

Prilly tersipu seraya mencubit pinggang Ali membuatnya mengadu sakit

"Gue gak ngode ya! Cuman itu gue cuman bingung" elak Prilly sesaat kemudian melangkah menuju gerobak penjual Bakso meninggalkan Ali yang menggerutu kesal

****

"Makannya yang bener dong,"
Tangan Ali mengambil tissu yang tersedia di meja tempatnya menyantap bakso di hadapannya kini, mengarahkannya pada sudut bibir Prilly yang sedikit terlihat terkena saus

Prilly membeku menatap Ali, menerima perlakuan manis darinya , sungguh bukan kepribadian Ali yang dulu. Ya dulu..

"Thanks" ucap Prilly tersenyum lembut sesaat setelah Ali membuang tissu tsb.

"Lo cewe pertama yang ajak gue makan di pinggiran jalan kaya gini, lo bener-bener unik ya,"

Prilly sejenak menghentikan aktivitas menyeruput kuah baksonya menatap Ali dengan dahi berkerut

"Emangnya kenapa ada yang salah? Apa lo gak suka gue ajak makan di tempat kaya gini?"
Ali menggeleng cepat

"Bukan gitu, gue suka kok makan di tempat terbuka kaya gini, tapi lo beda aja dari cewe-cewe yang pernah deket sama gue selama ini, mereka lebih suka tempat yang terkesan mewah" jelas Ali membuat Prilly mengangguk mengerti

"Ya.. kalo menurut gue sih yang sederhana-sederhana aja yang penting kita nyaman, dan yang paling utama makanannya halal" ujar Prilly di akhiri kekehannya membuat Ali ikut tertawa

"Gue suka cara lo yang apa adanya, gak jaim!"
Ujar Ali seraya mengusap rambut Prilly yang lagi-lagi membuat hati Prilly menghangat

"Gue sayang deh sama lo, lo satu-satunya cewe yang bikin hati gue luluh di saat sikap gue yang dingin dan kasar itu" ucap Ali memandang Prilly intens membuat Prilly tersipu

Betapa Aku Mencintaimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang