BAM-11

2.1K 111 5
                                    

"Prill, Dia kembali"

Prilly memandang Gritte nanar dengan wajah pucatnya, membuat Gritte mencengkram bahu Prilly kuat, sedari tadi lelaki murid baru tersebut terus memandang Prilly lekat dengan senyum devilnya

"Gue harap lo tenang, kali ini gue gak akan biarin dia memperlakukan lo seenaknya!" ucap Gritte meyakinkan membuat Prilly mengangguk kecil

Lelaki berwajah bule tersebut mulai membuang pandangannya dari wajah gadis yang selama ini di dambakannya, pandangannya menelusuri murid yang akan menjadi teman sekelasnya ini.

Sedari tadi pula awal wali murid mereka masuk membawa lelaki bule tampan ini, pandangan dan sorakan riuh wanita di kelasnya ini tidak pernah surut untuk bersorak memujinya, membuat seorang lelaki yang sedari tadi memandangnya tajam makin di buat geram sejak awal masuk murid baru itu yang terus saja memandang Prilly, membuat rahang kokoh pria itu mengeras, tentu saja Ali.

"You're so Handsome!" pekik salah satu wanita dengan centilnya yang di hadiahi berbagai sorak wanita lainnya

"Alah! Masih gantengan Prince di sekolah kita ini, Ali.. ya kan Li?" ujar salah satu wanita lain memandang Ali genit membuat Ali mengeram balas menatapnya tajam, yang tentu saja membuat wanita itu tertunduk takut.

"Lo semua bisa gak, gak usah heboh! Dia mau memperkenalkan diri, kapan selesainya kalo lo semua pada centil kaya gini?! Norak tau gak lo pada?!" sentak Ali membuat para wanita di kelasnya memandangnya takut

Lelaki bule itu memandang Ali terlihat tidak suka dengan ucapan sok-sokan menurutnya

"Baik anak-anak benar kata Ali, saya harap kalian bisa lebih tenang!" ujar Pak didit tegas

"Oke guys, may I introduce my self to you, my name is Gabriel, I'm from Australian, I'm glad to meet you" ujarnya dengan logat bahasa inggrisnya yang tentunya sangat fase, Ucapan terakhirnya ia melirik ke arah Prilly dengan senyuman menyeringainya membuat Prilly geram

Pak didit mempersilahkan murid baru yang mulai di kenal dengan nama Gabriel ini untuk duduk di tempatnya, yang tepat berada di depan bangku Ali membuat mereka sama-sama menatap tajam satu sama lain.

"Ternyata ini sekolah, punya Most-wantednya"
gumamnya melirik Ali yang ada di belakang tubuhnya tentunya, setelah ia memposisikan dirirnya untuk duduk.

Ali mengepalkan kuat tangannya, merasa ada yang tidak beres dengan murid baru ini, pasalnya tentu belum ada yang berani mencibir Ali di sekolah ini, terlebih lagi gabriel yang notebad nya adalah murid baru, yang sepertinya terlihat menantang Ali.

"Gue rasa nih anak, songong bener dah" bisik Kevin pada Ali

"Kalo sampe dia berbuat onar di sekolah ini, kita lihat aja nanti, gue bakal bikin perhitungan sama nih anak" balas Ali tersenyum mengejek

****

Ali terus menelusuri setiap kelas, toilet, dan kantin, pandangannya terus meneliti murid yang berlalu lalang, kemana Prilly? Sejak pelajaran Pak didit selesai ia izin ke toilet dan sampai jam istirahat pun ia tidak kembali ke kelas, tentu membuat Ali khawatir terlebih lagi Gritte yang tidak tahu pula di mana Prilly pun ikut mencarinya.

Ali menepuk dahinya saat mengingat tempat yang belum ia injak hari ini, tentunya tempat favorite Ali dan Prilly, Ali mulai melangkahkan kakinya menuju taman belakang sekolah, Entah kenapa perasaan Ali merasa menggebu perasaan yang di landa ke khawatiran.

Sesaat kemudian Ali mengepalkan tangannya kuat-kuat menghentikan langkahnya sejenak, memgatur nafasnya yang makin memburu melihat Prilly yang tengah di kurung dengan tubuh lelaki yang ia kenali itu, Prilly terlihat memberontak walau tenagannya tak bisa melawan lelaki di hadapnnya yang terus menghimpitnya hingga punggung Prilly tertubruk pada pohon besar

Betapa Aku Mencintaimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang