BAM-7

1.7K 121 3
                                    

Prilly mematut dirinya di depan cermin memandang tubuh mungilnya yang terbalut dress berwarna putih sebatas lutut, tangannya dengan lihai memolesi wajahnya senatural mungkin, sesekali ia menggerutu mengingat lelaki yang akan mengajaknya entah kemana?

"Dasar cowo bunglon! Bisa-bisanya dia maksa gue jalan, kalo karna gak di ancem gak akan gue mau ikut tuh cowo ngeselin!" gerutu Prilly mengerucutkan bibirnya

Prilly membuang nafasnya kasar, mengambil tas slempang menempatinya di bahu miliknya yang tak tertutupi dress tanpa lengannya, ia menghentakan kakinya menuruni anak tangga dengan wajah yang tentunya masih sangat di tekuk.

"Heii, kamu udah rapi aja, semangat banget ya mau pergi sama si ganteng"

Goda bunda Uli yang tiba-tiba saja menghadang Prilly di pertengahan tangga yang menjuntai panjang itu

"A-apaan sih Bun, kalo dia gak maksa juga akunya gak mau kali! Lagian bunda ngomongnya ganteng-ganteng aja, kaya udah pernah liat dia aja sih?"

"Emang bunda udah liat, kamu aja yang belum" Prilly mengerutkan dahinya heran sesaat kemudian ia berlari kecil menuruni anak tangga menuju ruang tamu

"Semangat banget sih Prill" seru Bunda Uli terkekeh Prilly hanya mendengus kesal

Sesampainya di tangga terakhir ia mengatur nafasnya yang sedikit memburu, mata hazelnya membelalak tak percaya melihat lelaki yang kini tersenyum ke arahnya

"A-ali, Lo kol udah dateng sih?"
Tanya Prilly menghampiri Ali yang tengah duduk di sofa

Prilly menempati dirinya di samping Ali ia mengerucutkan bibirnya kembali mengingat sikap pemaksa lelaki di hadapannya kini

"Kenapa gue dateng cemberut sih?"
Tanya Ali masih dengan senyumannya, Entah kenapa rasanya ia selalu ingin tersenyum dengan gadis di hadapanya kini

"Gue kesel lah! Udah ngajakinnya maksa  terus gak mau ngasih tau mau bawa gue kemana!" protes Prilly melipat kedua tangannya di depan dada

"Sorry..tapi lo tenang aja gue gak akan macem-macem kok gue juga masih waras, nanti juga lo tau" lagi-lagi Ali tersenyum membuat Prilly memutar matanya malas

"Yaudah ayu" ajak Prilly berdiri dari duduknya memandang Ali penuh antusias

"Semangat banget buk, mana bonyok lo? Gue mau pamit dulu kali Prill" ujar Ali terkekeh

"Laki kaya lo bisa juga bersikap ramah" cibir Prilly melihat Ali dengan sinis

"Siapa itu Pril..?" Tanya sebuah suara bariton itu mengagetkan Prilly yang sangat mengenali suara tersebut, papah Izal

Ali yang melihat lelaki yang setengah baya itu namun masih dengan tubuh bugarnya jadi teringat ayahnya, sesekali Ali memandang Prilly yang masih terlihat tergagap, tanpa menunggu Prilly, Ali menghampiri Papah Izal menyalaminya dengan sesantun mungkin

"Malam om, saya Ali teman sekolahnya Prilly"
Jelas Ali tersenyum lembut
Papah  izal membalas senyuman Ali tak kalah lembut

"Oh Ali.. saya Papahnya Prilly, mari duduk dulu Li minum dulu" ajak Papah izal dengan dirinya yang mulai duduk di sofa

"Udah kok om tadi sama tante Uli, gapapa kan om saya ajak anak gadis om pergi sebentar"

"Silahkan aja Li, tapi ingat jangan pulang larut malam dan jaga anak gadis om yang sangat manja itu"

Prilly menggerutu tak jelas mendengar ucapan Papahnya itu, Ali melihatnya tersenyum mengambil tangan Prilly untuk di genggamnya

"Apaan sih lo pegang-pegang" bisik Prilly mendengus kesal

Betapa Aku Mencintaimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang