Jangan pernah bermain-main dengan yang serius dan jangan pernah serius dengan yang bermain-main karena lukanya akan sama besar.
Maaf, sebagian part sudah dihapus. Temukan Billionare's Wife di toko-toko buku kotamu! Terima kasih :)
Aku dan Randon berjalan santai ditengah taman kota yang begitu luas. Tidak begitu ramai, mungkin karena sekarang masih jam kerja dan sekolah.
Dulu, aku selalu kesini Saat pulang kantor. Aku menghabiskan waktuku untuk duduk sendiri dibangku taman. Biasanya, aku memperhatikan anak-anak kecil yang sedang bermain disekitarku atau terkadang juga melamunkan hal-hal gila yang telah terjadi dihidupku. Sebenarnya, satu alasan yang membuatku dulunya tak pernah absen ketika pulang kerja selalu ketaman ini, itu karena aku ingin menghindari suasana rumahku yang begitu sunyi dan menyedihkan.
Randon mengeluarkan ponsel canggihnya dan mengetik sebuah pesan.
Aku menatapnya bosan, aku menghela napasku. Setelah makan, kami malah kebingungan mau melakukan apa, pasalnya kami memang sedang tidak ingin melakukan apa-apa.
Tanganku menyelip pelan, memeluk lengan kanannya dan menyenderkan kepalaku pada bahunya.
"Bosan," gumamku.
"uhmmm," gumam Randon menimpaliku dan kami kembali terdiam.
Lalu, suara tawa Randon membuyarkan suasana hening kami tadi.
"Ada apa?" tanyaku bingung. Dan Randon hanya menyengir lebar padaku. Tangannya menyodorkan ponselnya didepan mataku dan disana terpampang jelas wajahku yang sedang manyun, dan terlihat sangat jelek.
"Aku akan mepostingnya," ujarnya masih dengan tawa geli.
Aku membelalakkan mataku. "Jika kau siap mati," balasku.
Randon menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi dan jarinya siap mengetuk ponselnya untuk segera menyebar luaskan wajah memalukanku itu.
"Jangan Randon."
Aku mengatakannya dengan penuh penekanan. Tetapi Randon tidak menggubris. Aku dengan cepat mengeluarkan ponselku. Tetapi terlambat, Randon malah sudah mempostingnya dan membuatku geram.
"Aku akan menelpon ayahku," ancamku dan berhasil membuatnya terdiam membatu.
"Baiklah, sayang. Aku akan menghapusnya sekarang," ujar Randon cepat.
Aku menggeleng dan Randon berusaha meraih ponselku, tetapi aku dengan gerak yang cukup gesit berhasil menghindari dirinya dan berlari menjauh.
"Jangan, Val. Aku tak mau ayahmu membunuhku."
Aku tertawa sambil terus berlari dan sesekali menoleh kebelakang melihat keberadaan Randon yang semakin dekat padaku. Randon begitu cepat.
BUGGGHHHH
"Awwww"
Ringisku, ketika bokongku sudah mendarat sempurna pada rumput taman.
Aku mendongak ingin segera memaki siapapun yang sudah membuatku jatuh. Apa dia buta? Jalanan begitu luas, kenapa dia malah membiarkan dirinya menabrakku?
Dia menatapku dalam dengan mata hitam pekatnya. Dia masih tetap sama. Apa aku sedang berhalusinasi saat ini?
"Sayang, kamu tidak apa-apa?"
Randon dengan secepat kilat memegang pundakku dan membantuku berdiri. Mata biru lautnya bertubrukkan dengan mata hitam kelam milik pria itu.
"Maafkan calon istri saya, dia memang ceroboh," ujar Randon.
Rahang pria itu mengetat, matanya memancarkan ketidak sukaan yang sangat dalam.
Dan pria itu adalah Adrian.
||..||..||..||
Yang dukung Adrian sama Valencia siapa?????
Yang dukung Randon sama Valencia siapa?????
||..||..||..||
Thanks for read this. Dont forget to vote and comment.
(Done)
KAMU SEDANG MEMBACA
Billionare's Wife (COMPLETED)
Romansa{1 forced love} Aku Valencia Revano. Menikah dengan bosku sendiri karena kepentingan masing-masing. Terjebak dalam pesonanya, membuatku tak bisa menahan diri. Dan setelah aku jatuh pada dekapnya. Semuanya malah dirampas begitu saja. Hidup memang ker...