EMPAT

197K 12.4K 297
                                    

BAGIAN TIGA

"LA,"

"Iya bu,"

"Jadi, bisa kan kamu pulang sayang?"

Aku menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Pagi ini, tiba-tiba saja ibuku menelepon. Dan berkata bahwa ia ingin aku berkunjung kesana bersama Shawn.

"Bu, Shawn sangat sibuk. Mungkin gak bisa ikut."

"Sesibuk apa sampai gak bisa berkunjung ke rumah mertua nya?"

"Perusahaan Shawn bukan perusahaan kecil—"

"Ibu gak mau dengar alasan penolakan kamu. Pokoknya, dia harus ikut. Titik."

"Bu," belum sempat aku menyelesaikan penjelasanku. Ibu lebih dulu mematikan panggilan.
Aku bangkit dari tidurku, untuk mandi, dan bersiap-siap kerja.
Aku akan menemui Shawn hari ini. Memintanya untuk ikut bersamaku.

Setelah setengah jam aku mengendarai mobilku, aku akhirnya tiba di parkiran gedung perusahaan.

Keluar dari mobil, aku memutuskan untuk langsung keruangan Shawn. Mumpung masih pagi, tak akan ada yang melihatku masuk ke lift khusus menuju ruangan Shawn.

Lift berhenti, aku melangkahkan kakiku dengan cepat menuju ruangan nya.

Ku lihat meja seketarisnya masih kosong, aku melanjutkan langkahku untuk masuk.

Setengah gugup, aku membuka pintu berwarna silver itu.

Shawn sudah duduk di kursi kebesarannya saat aku benar-benar masuk. Dia menolehku sekilas, kemudian kembali memperhatikan laptopnya.

"Aku ingin bicara."

"Bicaralah."

"Ibuku ingin kau ikut denganku, kerumahku."

Dia melihatku, dan tampak sedang berpikir.

"Kapan?"

"Akhir pekan ini."

"Aku tak bisa." Shawn kembali melihat laptopnya, kemudian.
Jawabannya sudah ada di kepalaku sejak tadi. Aku sudah menerka dia akan mengatakan tidak.

"Aku tahu, permisi."

***

AKHIR pekan tiba, aku memasukkan pakaianku ke dalam tas ranselku untuk segera pergi pagi ini. Selesai dengan persiapanku, aku kemudian turun kebawah untuk sarapan.

"Kau sudah selesai?"

Aku hampir tersedak makanan yang ada di mulutku, saat tiba-tiba melihat Shawn berjalan dengan santainya dari pintu masuk rumahku.

" Untuk apa kau pagi-pagi kesini?"
Aku memutuskan menyudahi makanku,

"Pergi bersamamu."

"Tapi, kau menolaknya."

"Aku sudah berubah pikiran."

Aku memakai tasku kemudian keluar rumah, untuk naik ke mobil Shawn, dan segera pergi.

Rasa heran masih merayap di hatiku, melihat Shawn berada disini. Dia ikut denganku, padahal kemarin dia bilang tak akan ikut.

"Ceritalah tentang kehidupanmu."

Aku menoleh padanya, dia yang tengah menyetir, mengecilkan volume tape. Mempersilahkanku bicara.
Mungkin dia bosan dari tadi kami hanya diam.

"Aku?"

Dia menaikan alisnya,

"Kau mau aku cerita tentang apa?"

When Miss Ugly Married Mr. Perfect (SUDAH TERBIT) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang