Unpredictable

821 115 5
                                    

Waktu terasa berjalan dengan sangat lambat. Suara detik mulai terasa menganggu saking jelasnya terdengar. Tangannya bertaut, mulai saling merusak satu sama lain yang selalu menjadi kebiasaannya disaat seperti ini

Namun sebuah kehangatan dari tangan seseorang menghentikannya. Tangan seputih susu itu meraup kedua tangannya dengan lembut

"Hentikan, semuanya akan baik baik saja" ucap namja sang empunya tangan itu

"Tapi kenapa nenek belum juga bangun?" Kerutan muncul di wajahnya

"Hey, bahkan kau harus memerlukan waktu yang lama kan untuk terbangun daei tidurmu?" Ujar sehun mencoba mencairkan kekhawatiran yang sangat kentara di wajah seulgi yang duduk di sampingnya itu

Seulgi kembali memandang neneknya yang masih menutup matanya. Entah apa yang di lakukan dokter kepada neneknya. Yang ia tahu dokter telah menanganinya dan kini neneknya masih dalam keadaan tak sadarkan diri.

Di dalam hati seulgi terus saja berdoa. Hanya ada neneknya semata di dalam otaknya. Ia bahkan mulai menghiraukan keberadaan teman teman sekolahnya.

^_^

Duduk di tempatnya dalam diam. Semuanya berdoa dalam hati masing masing, berharap yang terbaik. Namun ada secuil peradaan yang terus saja muncul ke permukaan

Matanya tak bisa berhenti memandang yeoja yang dicintainya. Duduk bersebelahan dengan namja lain yang ia tahu pasti lebih bisa membuatnya nyaman, dan lebih mengenalnya dengan baik

Apakah dia yang hanya bisa mencintainya tanpa mengatakan apapun. Ia hanya bisa berharap jika yeoja itu mengerti dan dapat membaca perasaannya

Tapi apa yang ia harapkan sepertinya terlalu muluk. Keadaan tak bisa berjalan seperti yang ia inginkan. Ia belum pernah sesusah ini mendapatkan seorang yeoja. Karena entah mengapa semua kepercayaan dirinya hilang setiap kali ingin mengatakan perasaannya pada seulgi

Ia hanya takut jika seulgi tak dapat membalas cintanya, dan membuat keadaan mereka menjadi canggung. Yang terburuk baginya bukanlah tak dapat memiliki seulgi, melainkan tak bisa melihat seulgi tersenyum lagi bersamanya

Apakah ini saat baginya untuk menyerah?

^_^

Entah apa yang bisa ia ucapkan lagi selain bersyukur. Melihat neneknya yang kini sudah membuka natabya kembali membuatnya langsung memeluk yeoja tua itu dengan erat

"Aigoooo cucu cantikku kenapa tenagamu sangat kuat huh?" Kekeh neneknya sambil membalas memeluk tubuh ramping seulgi

"Nenek jahat, kenapa nenek melakukan ini padaku. Aku sudah bilang berapa kali. Kalau nenek tidak boleh terlalu lelah bekerja. Apa yang terjadi sekarang kan? Bagaimana jika... Jika..." seulgi tak dapat melanjutkan kata katanya

"Aigoo kau mulai mengomel lagi. Orang orang akan bingung siapa neneknya disini" kekeh neneknya "dan tenang saja, aku belum bisa pergi sebelum aku menyerahkanmu pada seseorang yang aku percaya" ia.membelai rambut seulgi yang masih mendarat di arad tubuh neneknya

Perlahan seulgi bangun lalu duduk di samping ranjang neneknya. Bibirnya mem-pout "apa maksud nenek?"

"Maaf karena anak nenek, ibumu, tak dapat mengurusmu dengan baik. Kau harus tumbuh sendirian dibawah tekanan yang sangat banyak" ujar neneknya sambil memandang seulgi dengan lembut

"Aku kan ada nenek" sahut seulgi langsung

"Kau pikir aku akan hidup sampai unur berapa huh?" Kekehnya "kalau aku bisa hidup sampai ratusan tahun itu bagus. Tapi tidak mungkin kan? Kau juga akan tumbuh besar, dan aku memastikan kau berada di tangan yang benar. Yang menyayangimu, yang bisa merawatmu dengan penuh cinta, menerimamu apa adanya" lanjut neneknya "setidaknya itu yang bisa kulakukan untuk menebus dosa ibumu"

Between The Cliff ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang