Secret Admirer (2)

852 37 1
                                    

Part 6.

Selamat membaca~

------------------------------------------------------

"Nju, kamu kenapa sih? Kita kan bisa ngobrol dulu sama Bobby." Tanya Ayana saat kami berjalan menuju kelas.

"Nggak kuat aku Ay." Jantungku serasa ingin copot.

"Kapan lagi, Nju?" Ayana masih tidak rela meninggalkan Bobby.

"Tadi kan di bis juga ngobrol."
Aku tetap berjalan menuju kelas.

"Itu cuma sebentar, Nju. Kita juga jarang ngobrol kan?" Ayana menghentikan langkahku.

"Nggak apa-apa Ay. Walau cuma sebentar, makin meletup-letup rasa suka ku ke dia." Jawabku masih menetralisir degup jantungku.

"Apa sih, kayak jeketi aja kamu. Seperti popcorn yang meletup-letup kata-kata suka menari-nari oi oi oi oi." Ayana kenapa jadi begini?

"Ay kamu ngapain? Nari-nari gitu, dilihat orang tuh." Agak risih juga diperhatikan seperti ini.

"Nggak jelas banget ya aku, Nju. Hahahahaha." Tawa Ayana menggelegar.

"Aku ambil buku di loker dulu, ya." Kataku lalu menuju loker yang ada di samping kelas.

"Ikut. Aku juga mau ambil buku." Katanya yang sudah berada didepan lokernya.

Aku kaget saat membuka pintu lokerku.
Apa ini?
Bunga lagi?
Ada coklat juga?
Dan kartu ini lagi?

"Wah, dapat bunga dan coklat. Ada kartu ucapannya juga." Ayana langsung mengambil kartu ucapan itu.

"'Untuk Shanju, gadis impianku' ciyeeee punya penggemar." Goda Ayana dengan suara keras.

"Ayana! Jangan keras-keras." Aku langsung membekap mulutnya.

"Njuuuuuu," Ayana melepaskan tanganku dari mulutnya.

Ayana!

"Habisnya baru kali ini kamu dapat coklat dan bunga, Nju. Ya ampun lucu ya kartu ucapannya. Bentuk spongebob, kesukaan kamu, Nju." Kagum Ayana sambil memperlihatkan kartu itu padaku.

"Sama kayak kemarin."

"Maksudmu?" Aduh, aku keceplosan.

"Ayo masuk." Aku mengunci lokerku dan membiarkan Ayana berdiri dengan tetap memegang kartu ucapan itu.

"Nju, kamu harus ceritakan semuanya ke aku." Teriak Ayana dari luar kelas.

"Ayana berisik." Komentar Frieska, salah satu teman kelas kami.

"Biarin bweeek." Balas Ayana sambil menjulurkan lidahnya.

"Jadi?" Teriaknya saat sampai dihadapanku.

"Nggak usah teriak." Aku menutup telingaku. Bisa tuli aku.

"Hehehehe. Aku semangat sekali Nju, kalau kamu punya secret admirer seperti ini." Katanya dengan mata berbinar dan menunjuk-nunjuk kartu itu.

"Jadi begini, "

Aku menceritakan semuanya pada Ayana.

"Ya ampun. Itu manis sekali, Nju." Tanggapannya dengan suara yang tetap saja keras.

"Ay!" Aku menegurnya.

"Iya-iya, terus kamu sudah tau siapa pengirimnya?" Tanyanya sambil berbisik.

"Aku nggak tau. Tapi kupikir ini orang yang sama. Karena kartu dan isinya juga sama."

"Siapa ya? Aku jadi penasaran, Nju." Ayana meletakkan jari telunjuk didagunya.

"Entahlah. Aku juga tidak tau." Aku hanya menggeleng.

"Kok bisa ya, dia taruh coklat dan bunga itu dilokermu? Padahal kan, kamu kunci. Apa jangan-jangan dia yang ambil kunci lokermu yang hilang waktu itu? Atau dia sengaja buat duplikatnya? Atau-"

"Ayana, jangan mikir yang aneh-aneh. Kunciku memang hilang saat aku dirumah membersihkan kamarku. Dan sekarang juga sudah ketemu kan, kamu sendiri yang nemuin." Aku cepat-cepat memotong ucapannya.

"Iya juga ya. Tapi kan Nju, bagaimana caranya coba?" Ayana nyengir dan masih saja bertanya.

"Itu rahasia dia, Ay. Itu usaha dia supaya aku penasaran."

"Jadi kamu penasaran juga?" Haduh Ayana.

"Siapa yang tidak penasaran? Dapat bunga dan boneka. Sekarang coklat dan bunga. Kartu ucapan yang sama juga." Ayana hanya manggut-manggut mengiyakan.

Tiba-tiba bel masuk berbunyi dan semua siswa memasuki kelasnya masing-masing.
Ayana juga sudah duduk ditempatnya dengan benar. Aku baru sadar dari tadi dia duduk dimeja.

Aku melihat Bobby menjadi siswa terakhir yang masuk ke kelasku. Aku melihatnya masih memakan coklat dan membawa secarik kertas.

Tunggu.
Coklat itu seperti yang ada dilokerku. Tapi kan coklat itu tidak hanya diproduksi satu buah.
Tapi kertas yang dia bawa mirip dengan?
Kuning.
Kotak.
Berkaki.
Spongebob?
Jangan-jangan?

Tidak tidak.
Tidak mungkin dia pengirimnya.
Dia bukan tipe pengagum rahasia.
Aku tau jika dia menyukai seseorang pasti dia langsung bilang.

Bagaimana ini?
Aku malah berharap dia pengirimnya.

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang