Menyebalkan

867 40 5
                                    

Part 7

Terimakasih sudah vote.
Selamat Membaca~

------------------------------------------------------

Aku terus saja memikirkan coklat dan kartu yang Bobby bawa tadi pagi.
Kenapa aku benar-benar berharap semua ini pemberian Bobby?

Tidak.
Kamu tidak bisa seperti ini Shanju.
Dia milik orang lain.

"Hai, Nju." Sapa seseorang membuyarkan lamunanku.

"Eh, hai Beb." Jawabku setengah kaget.

"Temani aku beli sesuatu yuk." Ajaknya sambil menarik tangan dan berjalan menuju gerbang sekolah.

"Tapi Ayana?" Kataku sambil menunjuk Ayana yang masih mengembalikan bukunya diloker.

"Biarkan saja." Jawabnya tetap masih menarikku keluar sekolah.

Aku melihat Ayana mencariku bingung.
Aku harus mengirim pesan padanya.

Sesampainya di halte, Beby langsung memaksaku menaiki bis yang memang sudah menunggu.

"Kamu ngapain Nju?" Tanya Beby yang melihatku sibuk dengan ponselku.

"Aku sms Ayana dulu, biar nggak nyari aku." Kataku masih menatap layar ponsel.

"Ngapain sih? Dia nggak bakal nyasar kan, pulangnya? " Tanya Beby dengan nada tidak suka.

"Iya, tapi tadi dia berangkat denganku, Beb. Tidak mungkin aku meninggalkannya begitu saja." Aku sudah mengirim pesan. Semoga Ayana mengerti.

"Kamu sering ya, sama dia. Kamu lupa sama aku? Kamu lupa kita sahabatan dari kecil?" Beby memang tidak menyukai Ayana kurasa.

"Nggak, Beb. Aku satu kelas dengannya, aku duduk dengannya, mana mungkin aku tidak sering dengan dia?" Aku mulai sewot.

"Sudahlah. Sekarang pokoknya kamu harus temani aku cari hadiah." Dia bersemangat sekali.

"Untuk?" Bobby?

"Bobby." Benar, kan. Memangnya dia ulang tahun?
"Ulang tahunnya masih lama kan?" Seingatku Juli.

"Emangnya harus saat ulang tahunnya, ya?"

Aku hanya menggeleng.

"Kira-kira dia suka apa, ya?" Tanya Beby antusias.

"Dia suka sneakers. Jam tangan juga suka. Jaket juga sepertinya." Jawabku mengingat-ingat apa yang dia suka.

"Tau banget kamu tentang dia." Aku kan menyukainya.

Aku diam saja.

"Oh iya, kamu kan suka sama Bobby. Pantas tau semuanya. Berarti aku nggak salah orang kan?" Dia seperti menyindirku.

Aku hanya menggumam tidak jelas.
Maksudnya apa coba?
Sudah tahu aku menyukainya, masih saja dia ambil.
Menyebalkan.

"Kenapa? Nggak suka ya kalau aku sama Bobby?"

Aku tetap diam dan memandang keluar jendela bis. Beruntung sekali kali ini aku duduk disamping jendela.

"Mau gimana lagi? Sejak aku lihat foto dia waktu dikamarmu, aku sudah suka. Langsung saja aku curi kontaknya dari ponselmu. Nggak sulit kan? Apalagi kamu menyukainya. Aku chat dia, dan dia respon dengan cepat. Ya sudah, aku putusin aja si Angga. Toh waktu aku bilang suka ke Bobby, dia langsung balas 'gimana kalau kita jadian?' Tandanya dia juga suka aku kan?"

Jadi begitu caranya mendapatkan Bobby?
Kukira Bobby menyukai perempuan yang polos.
Aku harus cepat-cepat menghilangkan perasaan bodoh ini.

"Ayo turun, kita harus cepat dan mengantarkan ini langsung kerumahnya." Beby langsung menarikku turun dan berjalan kesebuah toko sneakers.

Dia membeli dua pasang sneakers berwarna maroon, sesuai saranku, dengan ukuran berbeda tentunya.
Couple-an?
Oh iya, mereka kan pacaran.

Kami sudah sampai di rumah Bobby.
Sepertinya Beby sudah sering kesini karena satpam rumah sudah mengenalinya.

"Hai, Beb. Kesini lagi?" Tanya seorang lelaki yang membuka pintu rumah. Dan dia sedikit terkejut saat melihatku. Kenapa?

"Iya dong, aku mau kasih sesuatu ke Bobby. Dia ada kan?" Beby berkata sembari mendudukan dirinya di kursi ruang tamu. Tentunya aku juga.

"Ada, dia baru saja sampai. Aku panggilkan ya." Lelaki yang kutahu adalah kakak sulung Bobby ini menaiki tangga menuju kamar Bobby, kurasa.

"Dia Brandon, kakak Bobby. Kamu pasti tau kan?" Nadanya terdengar menyindirku.

"Hai, Beb. Ada Shanju juga." Sapa Bobby saat melihat kami. Dia tersenyum padaku.
Aku membalas senyumnya.

"Hai sayang." Langsung deh, cipika cipiki.

Tiba-tiba disini panas sekali.

"Aku bawa sesuatu buat kamu. Coba tebak apa?"

Apa-apaan itu?
Bergelayut manja seperti itu?

"Kamu bawa apa?" Tanya Bobby sambil membuka kotak yang Beby berikan.

"Wow, sneakers. Kamu tau aja aku suka sneakers. Makasih, ya." Ucapnya lalu mengacak rambut Beby.

Dia tahu dari aku Bobb, sadar.

Huh, Semakin panas saja disini.

"Sama-sama. Aku juga punya. Sama dengan milikmu." Kata Beby lalu mengeluarkan sneakers miliknya.

"Couple?"

"Iya dong. Kita kan, belum pernah punya barang couple." Beby tersenyum sangat manis. Namun sangat menjengkelkan bagiku.

Bobby hanya tersenyum sebagai balasan. Dan mencoba sneakers pemberian Beby.

"Bagus, kan? Itu juga aku terima saran dari Shanju, sih." Beby melirikku sekilas.

"Makasih Shan, seleramu bagus juga." Bobby tersenyum lagi padaku.

Aku hanya mengangguk.

"Seleranya memang bagus, Bobb." Ucapan Beby seolah-olah mengatakan bahwa 'Seleranya kan kamu, Bobb. Tapi sayang sekarang kamu punya aku.'

Hari ini menyebalkan sekali!

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang