Ayana dan Beby

858 28 2
                                        

Belum benar - benar berakhir kok. Kalau alurnya agak aneh, maaf ya. Ini benar - benar cerita dari awal ku buat seperti ini dan untuk akhirnya baca saja terus.

Selamat membaca
Jangan lupa vote^^
Terima kasih.

------------------------------------------------------

"Nju kalau aku pikir, kamu seharusnya ngomong langsung sama Beby. Jangan hanya diam saja begini. Nanti dia makin ngelunjak". Ayana sekarang berada dikamarku. Dia langsung datang saat aku bilang sudah dirumah.

"Aku nggak mau bahas itu lagi". Aku sudah cukup dengan perasaanku.

"Ya walaupun kamu udah nggak suka, cinta, sayang atau apalah itu sama Bobby, kamu harus tetap ngomong sama Beby. Seharusnya dia itu mengerti perasaan sahabatnya. Terserah dia mau rebut pacar orang lain, gebetan orang lain. Tapi bukan milik sahabatnya. Itu pengkhianat namanya". Ayana menjadi sewot seperti ini karena dia tahu alasanku menyuruhnya untuk pulang duluan tadi.

"Ay, aku sudah tidak masalah lagi dengan apa yang kamu katakan tadi. Dan perlu kamu ingat, Bobby bukan milikku. Lagian aku hanya menyukainya, mengaguminya nggak lebih". Aku memberi alasan pada Ayana.

"Aku tahu kamu Nju, awalnya kamu memang hanya kagum. Aku tahu sekarang kamu benar-benar suka sama Bobby. Dan kamu berusaha untuk menolak perasaan kamu sendiri".

"Aku tidak tahu aku harus apa. Aku tidak mau Bobby tahu tentang rasa sukaku. Aku mohon sama kamu bantu aku untuk menyimpan ini atau setidaknya menutup rahasia ini rapat-rapat. Biarkan ini jadi rahasia hati aku". Kali ini aku benar-benar memohon pada Ayana.

"Aku pasti bantu kamu Nju, pasti". Ayana memelukku erat.

"Tapi aku tetap kesal dengan Beby".

Aku melepas pelukannya dan merengut  menatapnya.

"Dia itu benar-benar tega, nggak punya perasaan, pengkhianat. Pokoknya aku kesal". Ayana balas merengut menatapku.

"Lupakan". Kataku menatapnya tajam.

"Aku lupakan. Tapi tidak dengan rasa kesalku padanya". Ayana tetap bersikeras pada pendapatnya.

Aku hanya mendesah pasrah.
Dasar Ayana.

"Nju, kamu bisa nggak sih ngomong sama Ayana nggak usah ikut campur sama hubungan aku dan Bobby. Nggak usah nyebut-nyebut aku pengkhianat". Sekarang giliran Beby yang ada dikamarku.

Saat melihat Ayana keluar dari rumahku, Beby yang baru sampai dari rumah Bobby langusung menarikku masuk menuju kamarku.

"Apa maksudmu Beb? Aku nggak ngerti". Apa sih, dia datang-datang bahas Ayana.

"Lihat nih, dia itu ikut campur. Sejak dia tahu aku pacaran sama Bobby, dia sering sms aku. Da bilang aku pengkhianatlah, ungkit-ungkit masalah aku rebut pacar temannya lah, rebut gebetan temannya lah, dan apalagi ini dia bilang aku rebut Bobby dari kamu. Maunya apa sih dia?" Beby marah sambil menunjukkan pesan singkat dari Ayana.

Aku tidak tahu kalau semenjak Ayana tahu Beby dan Bobby pacaran dia sering mengirim pesan singkat seperti itu pada Beby. Aku baru saja berkata 'cukup' aku mau simpan saja semua ini.

"Aku tidak tahu tentang ini. Ayana tidak pernah bilang padaku".

"Maka dari itu aku beritahu kamu. Bilang sama dia jangan lagi ikut campur. Aku juga tidak masalah dengan ini kenapa dia yang masalah. Membuatku kesal saja".

"Akan ku beritahu dia. Maaf".

"Seharusnya aku yang minta maaf. Aku tahu aku salah, tapi aku juga tidak tahu kenapa aku seyakin ini pada Bobby. Aku merasa aku nyaman, aku merasa bisa bertahan lama dengan dia". Beby meminta maaf dan membuatku hampir tidak percaya.

"Sudahlah, aku tidak mau membahas ini lagi. Sudah cukup. Aku sudah simpan dan tutup semua ini. Aku bahkan bersyukur karena kamu tidak mengatakan apapun pada Bobby tentang ini".

"Aku tidak akan katakan ini pada Bobby. Aku minta maaf, Shanju". Dia menangis sambil memelukku.

"Kumaafkan, karena memang tidak ada yang salah". Aku balas memeluknya.

"Tapi aku tetap kesal dengan Ayana. Jangan pernah dengarkan ucapannya tentangku Nju, anggap saja suara ghaib".

Aku melepas pelukan Beby. Membalasnya dengan memutar kedua bola mataku.
Dasar Beby.

Aku mulai bosan dengan ini. Mereka sama saja. Sama-sama membuatku pusing.

Rahasia CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang