tiga

238 8 5
                                    

prila pov:
"maaf kami tidak membutuhkan kariyawan baru"........

"hahh.... aku menggeram frustasi bagaimana tidak aku sudah lebih dari seminggu dijakarta, tapi aku belum dapat pekerjaan sama sekali.
uangku semakin menipis ku pakai untuk isi perut

bagaimana ini, aku tidak mungkin pulang ke kampung aku malu tanpa membawa apa-apa. lagian kalo aku pulang uangku tidak akan cukup untuk ongkos taksi, tau jakarta begini lebih baik aku tetap dikampung bantu-bantu ibu sama bapa disawah.....

flasback on:
"pak bu prila pengen kerja dijakarta biar bisa dapat banyak duit, prila pengen kayak mba lela, pulang dari jakarta bisa punya mobil, bisa beli sawah luas, punya banyak duit lagi" ujarku waktu itu

"aduh.... ndukk bapa nda mau kamu kejakarta lagian kamu ini anak kami satu-satunya ndukk...." kata bapa

"iya ndukk lagian kami ini sudah tua masa kamu tega tingalin ibu sama bapa mu ini lo" ibu ikut menimpali,,,,,,"

"ayolah bu pak ijinin prila ke jakarta yo pa bu prila janji setelah prila berhasil, prila bakalan pulang ke kampung kita bakalan sama-sama lagi, prila gak bakalan lupa sama ibu sama bapa dikampung. ijinin prila kejakarta ya!!!....." waktu itu aku setengah memaksa.

setelah berdebat cukup panjang sama ibu dan bapa akhirnya mereka mengijinkanku untuk kejakarta.......

setelah mendapat wejangan-wejangan dari bapa dan ibu aku pun berangkat kejakarta dengan diiringi tangis oleh ibuku. karna memang dari kecil aku tak pernah berpisah dari ibu.

flasback off:
brakkk..... "awww rintihku saat aku menabrak seseorang,
"maaf...." ujarku
aku tak berani menatap orang itu aku takut dia akan marah.
"makanya kalo jalan  pake mata!..!" ahhh orang itu membentaku aku takut ibu bapa tolong anakmu.
"maaf" ujarku tergagap.
ku beranikan mengangkat wajahku.
kesan pertama yang aku lihat adalah tampan.
"Ooh.... tuhan mengapa kau ciptakan manusia setampan dia ohhh..... benar-benar sempurna ciptaanmu dengan rahang yang kokoh, hidung macung, matanya ohhh.... indah sekali mata dengan warna coklat madu. dengan tubuh tinggi tegap, kulit putih. sempurna, tuhan.....
jika kau berkenan sisakan satu untukku lelaki seperti ini,,,,,,, ahhh..... sial mengapa ada mahkluk setampan ini"bantiku

"hei...... berhenti menatapku seperti itu...." suata bariton itu menyadakan ku seketika dari hanyalan gilaku......

"ah emmm" aku langsung menundukkan kepala ku berusaha menyembunyikan wajahku. huhh...... pipi ku pasti sudah merah seperti kepiting rebus.........

kulihat dia menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki, apa ada yang aneh dengan penampilanku,

"ehmmm maaf saya tidak sengaja tadi" aku memberanikan diri untuk bicara

namun bukanya menjawab dia masih terus menatapku.
tanpa berkata-kata lagi aku langsung pergi dari pria itu.

sesampainya ditempat kos aku langsung mengunci kamarku. dan langsung rebahan ditempat tidur tanpa terasa bulir bening mengalir dari sudut mataku kian lama kian deras, yahhh.... aku menangis, menyesali semuanya, andai waktu itu aku mendengar pekertaan bapa sama ibu aku tidak akan terlunta-lunta seperti ini. biarlah aku hidup susah dikampung. namun percuma aku menangis nasi sudah menjadi bubur. percuma di sesali, ibu bapa aku rindu, apa bapa sama ibu juga kangen sama prila.

aku terus menangis tanpa peduli aku belum makan sejak tadi siang, tanpa peduli aku yang belum mandi, tanpa peduli aku belum mengganti bajuku...... tohhhh............      juga tidak ada yang perduli.

tok.... tok..... tokk........
prila

aku mengusap air mataku, ganggu orang  aja nih orang.

tok.... tokkk.... prila woy buka woy

"iya sebentar"....

clek.....

"sandra ayo masuk"

"lama banget sih buka pintunya...." omel sandra                      "ehhh...... lo habis nangis ya ujar sandra menyelidik"

"engga" jawabku cepat....

"lo cerita aja lagi sama gue, kita ini anak kos sama-sama jauh dari orang tua, gak usah sungan lo sama gue...." kata sandra.

akhirnya karna sandra terus mendesak, aku pun menceritakan keadaanku yang sebenarnya. mulai dari aku harus meninggalkan kampung halaman sampai aku yang sejarang belum dapat pekerjaan.

"yah beginilah jakarta kota yang dipandang indah oleh sebagian orang, jangan lo yang cuma tamatan sma bahkan sarjana sekalipun banyak yang menganggur dijakarta" kata sandra
"kalo mau gue bisa bantu lo kerja di cafe tempat gue kerja kebetulan disana lagi kekurangan pelayan, yah tugasnya cuman ngantar pesanan doang sih..... gajihnya emang gak gede tapi cukup lah buat lo bayar kos sama buat lo hidup dijakarta, lagian kerja disana juga dapat jatah makan........ gimana lo tertarik?........"

"iya iya aku mau......" jawabku cepat

"besok pagi lo ikut gue..... kalo mau karja..... yaudah gue mau balik kekamar gue..........   tidur lo entar bangun kesingan lagi....."

setelah sandra pergi aku pun lansung memejamkan mataku berusaha untuk tertidur tak sabar rasanya aku nenunggu besok.

dia jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang