sepuluh

305 11 0
                                    

Sebelumnya aku mau ngucapin terimakasih dulu buat kalian yang udah mau baca cerita aku.

prila pov:
huh.... kesel awas tu orang kalo sampai bohong, aku terus menggerutu dari tadi apa sich maunya tu orang.
kalo bukan karna rasa penasaranku yang udah nyampe tingkat dewa mana mau aku nemuin dia.

aku memutuskan untuk duduk dibangku taman menunggu orang itu.

sudah setengah jam aku menunggu namun tidak ada tanda-tanda orang itu akan datang, uuh.... sial dengan kesal aku bangkit dari dudukku aku memutuskan untuk pulang namun ketika aku hendak melangkah ada seseorang yang memegang tanganku.

repleks aku segera menoleh, Ooh tuhan tampan sekali, ini manusia atau malaikat ehh tapi rasanya aku sudah tidak asing lagi dengan wajah ini tapi dimana aku pernah melihatnya.

"hei berhenti memandangku seperti itu"

repleks aku segera menundukan kepalaku berusaha menyembunyikan wajahku ahh.... sial pasti pipiku sudah semerah tomat.

"kau cantik tapi akan lebih cantik lagi jika kau mengangkat wajahmu itu dan tersenyum"

Ooh.... dia bilang apa tadi aku cantik yang benar saja, bahkan aku tidak tau kalo selama ini aku cantik.

dengan lembut tangannya menyentuh daguku

"hei jangan terus menunduk tatap aku"

dengan ragu aku mengangkat wajahku ahhh.... matanya indah sekali.

"hei kita belum berkenalankan aku dimas" katanya sambil mengulurkan tangannya dengan ragu aku membalas uluran tangan itu.

"prila...." jawabku

"apa kau pengirim bunga dan surat misterius itu" tanyaku.

"iya itu aku maaf jika sudah membuatmu penasaran selama ini" ujarnya sambil tersenyum.

ahh.... senyuman itu senyuman yang mampu membuatku melayang terbang kelangit ketujuh, sial dengan segera aku menepis pikiran gilaku.

"kenapa kau melakukan itu selama ini"

"aku menyukaimu saat kita pertama kali bertemu aku jatuh cinta padamu aku tau mungkin ini akan kedengaran aneh bagimu, tapi asal kau tau aku selama ini terus memperhatikanmu tanpa kau sadari"

"apa sebelumnya kita pernah bertemu" tanyaku

"kau lupa kita pernah bertemu sebelumnya saat itu kau menabrakku"

"Oo..."

"apa kau mengingatnya"

"aku tidak mengingatnya, maaf aku mudah lupa akan hal-hal seperti itu" jawabku jujur yahh... inilah kelemahanku aku begitu mudahnya melupakan suatu hal.

"tidak apa kau melupakannya" jawabnya

"maaf aku ingin pulang" pamitku

"aku akan mengantarkanmu"

"tidak usah aku bisa pulang sendiri" dalam hati aku bersorak kegirangan, tapi karna aku merasa gengsi aku menolaknya.

"jangan menolakku kau tau ini jakarta, bisa bahaya kalau gadis cantik sepertimu pulang selarut ini"

"baiklah" jawabku sambil tersenyum manis kearahnya dan ternyata dibalas oleh senyuman yang tak kalah manis olehnya repleks aku langsung mati kutu.

dia jodohku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang