Part 12

79 3 0
                                    

Baru saja Zifa selesai membantu Umi menyiapkan sarapan pagi. Saat ia ingin keluar rumah ia sudah melihat beberapa santri yang seperti mengurubungi sesuatu. Mereka ada yang rela berlari-larian dari lantai satu demi bisa ikut melihat apa yang menjadi tontonan mereka pagi itu. Adiknya Annisa saja ikut keluar rumah karena kerumunan para santri itu membuatnya penasaran. Annisa menarik tangan Zifa dan mengajaknya untuk ikut melihat bersamanya. Baru saja kakinya menapaki lapangan basket. Mata Zifa langsung tertuju pada sosok laki-laki yang berada di ujung lorong pesantren. Rupanya dia yang menjadi pusat perhatian santri pagi itu. Dandanannya sangat modern. Namun ia bahkan tak terlihat seperti anak metal atau anggota geng motor. Ia tampil dengan peci hitam legam dengan hiasan berwarna emas di sisi kiri dan kanannya serta setelan baju koko putih dengan celana hitam pekat masih dengan saputangan berada di kantong depan celananya. Sebuah ciri khas yang tak mampu dihilangkan dari sosok Zaky. Sejenak, Zifa dibuat terpana melihat penampilannya yang berubah drastis. Subhanallah. Hanya kata itu yang mampu keluar dari bibir perempuan berjilbab merah muda itu. Annisa pun tak kalah dibuat terpananya dengan penampilan baru Zaky.

"Mbak, Mas Zaky ganteng banget. Subhanallah! Allah menciptakan dia dengan begitu luar biasanya. Sejak awal Nisa memang yakin kalau dia pasti bisa berubah walau membutuhkan waktu yang lama. Dan sekarang adalah pembuktiannya kepada seluruh orang kalau dia benar-benar sudah bertaubat. Sungguh beruntungnya wanita yang bisa memilikinya." Annisa tertawa ringan. Sekilas ia melihat adiknya yang sedang tersenyum jahil ke arahnya. Benarkah dia sudah bertaubat nasuha? Pertanyaan itu terngiang-ngiang di pikiran dan benak Zifa. Mendadak ia meragukan perubahan Zaky yang sedemikian singkat itu. Meski begitu, Zifa memang bersyukur atas perubahan itu.

Zaky kini tidak lagi berjalan di hadapan kerumunan santri yang sibuk menyorakinya dengan nada mengelu-elukan dirinya. Ia justru membelokan arah dan berjalan mendekati Zifa. Tapi tidak sedekat biasanya. Zaky berhenti tepat pada jarak tiga meter di hadapan Zifa. Dalam jarak yang cukup jauh saja Zifa bisa merasakan jantungnya kembali berdegub kencang, peredaran darahnya seolah berjalan sangat lancar. Namun itu membuat lututnya bergetar. Kakinya mendadak lemas. Untungnya, Annisa masih berdiri di sampingnya. Tangan Zifa menggenggam erat jemari Annisa agar ia tak kehilangan keseimbangannya.

"Hey cantik, gimana penampilanku sekarang? Sudah mirip Ustadz belum?" ujarnya dengan nada bergurau. Senyumnya yang khas itu kembaliia tunjukkan. Manis sekali. Bahkan membuatnya lebih kelihatan cool.

Zifa tertawa kecil. "Hmm, mungkin lebih kelihatan mirip Ustadz Hasan."

Zaky pun tertawa. Wajahnya menampilkan bias-bias keceriaan dan kesenangan. "Iyalah, aku kan anak satu-satunya. Anak yang paling ganteng." Tawa Zaky terdengar lebih keras. "Yah, setidaknya aku bisa menunjukkan bahwa aku juga bisa berubah seperti yang kamu inginkan. Jadi aku sudah tidak takut lagi bersaing dengan si Imran itu. Dan setelah semua ini selesai, aku akan datang untuk melamarmu." Zaky mengatupkan jari telunjuk dan jari tenganya pada bibirnya sebagai tanda perpisahan. Ia pun berlalu pergi. Menjauh dan masih dengan tawanya yang khas. Zifa justru takut mendengar niat yang Zaky inginkan. Aku akan datang untuk melamarmu. Kalimat itu terus berputar-putar di ingatannya. Zifa seolah terjebak dalam kalimat yang baru saja Zaky katakan. Kalimat itu seolah menjadi beban selanjutnya bagi Zifa.

^^^

"Ustadz Hasan sudah menghubungi Abi saat Abi sedang berada di Semarang. Beliau mendesak supaya kamu memberikan jawaban secepatnya." Abi memandang Zifa dengan wajah ingin tahu. Malam itu ia seolah menjadi pusat semesta di antara ribuan planet yang ingin menyerangnya. Umi, Abi dan Annisa semuanya berkumpul di ruang makan. Setelah melaksanakan shalat isya berjamaah, Abi memutuskan untuk membahas lamaran yang diajukan Ustadz Hasan untuk keponakannya, Imran.

Malioboro Ana UhibbuhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang