MAAF

110 3 1
                                    

Hari yang sangat menakutkan bagi Salshabilla. Hari dimana dia harus kembali mengemban pendidikannya tapi, bukan itu masalahnya. Ia hanya takut akan bertemu dengan pria yang telah mewarisi hari-harinya selama beberapa hari lalu. Pria yang sempat membuatnya mabuk kepayang. Namun, karena pria itu pula ia harus kehilangan waktu untuk sahabatnya. Mungkin, bukan waktu lagi. Tetapi, benar-benar kehilangan sahabat yang dulu, selalu ada untuknya.

KIni Salsha sedang menyusuri koridor sekolah. Sendirian, tanpa satupun insan yang dulu selalu bersarang dengannya. Ia sedikit menundukkan kepalanya, berharap Aldi tak menemukannya.

"Salsha!" Suara itu, kenapa harus datang kali ini? Disaat dia tak mau memperdulikannya lagi, disaat dia ingin pergi dari segala hal yang membuatnya selalu merasa dihantui. Pria yang kini menatap lamat-lamat wajah cantiknya itu.

"Hai, kamu kenapa sih, kok kaya murung gitu?"

"..."

"Ini, aku mau ngumpulin puisi aku. kumpulin ke kamu kan?"

"Maaf, bukan saya. Tetapi teman-teman saya yang bekerja di bagian mading."

"Kamu juga anak mading, kan? Ini, jangan menghilang dari tanggung jawab! Kalo ada masalah itu di selesaikan bukan menghindar! Dengan kamu seperti itu, kamu itu gak lebih dari sekedar pengecut! Kayak anak kecil!"

"Maaf, Aldi. Saya benci kamu hari ini, hari esok dan hari-hari selanjutnya! Cukup kamu menghina saya kali ini. Saya ingin kamu pergi dari hidup saya dan berhenti mendekati saya!"

"Mendekati kamu? Maksudnya apa sih? Kayanya ada yang salah, deh"

"Cukup, DI! Saya benci kamu!"

***

"Moya, ini saya mau kumpulkan puisi saya."

"Ouh,, ternyata bapak osis bisa bikin puisi juga?"

"Haha, bisa aja. Moy, boleh saya tanya sesuatu?"

"Tanya apa?"

"Kamu tau, kenapa Salsha sering murung?"

"Salsha.. Oh, kamu udah denger tentang Milly?"

"Milly? Saya gak tau"

"Pasti lo tau tentang kondisi keluarga Milly, ayahnya yang sering mukulin dia, marahin nyokapnya, banyaklah. Milly itu paling deket sama Salsha, pokoknya dia cerita apapun itu pasti sama Salsha. Kemarin itu, aslinya gw sama sahabat-sahabat gw lainnya punya jadwal nonton konser. Tapi, gak tau kenapa, si Salsha tiba-tiba nelfon gw dan bilang kalo dia sakit dan harus ke dokter! Pas, Salsha udah mau berangkat si Milly nelfon ke rumahnya Salsha, katanya dia pengen cerita ke rumah Salsha. Tapinya lagi, Salsha bilang kalau taksi nya dia udah dateng dan dia mau ke dokter. Milly sempet maksa Salsha sih, tapi ya gitu.. Salsha nya ngetet gabisa, tapi dia bilang mau ke rumah Milly selepas dia ke dokter. Karna Salshanya kelamaan akhirnya si Milly ngelakuin percobaan bunuh diri di kamar mandi kamarnya. Nah, pas gw coba telfon rumahnya Salsha, nyokapnya bilang Salsha keluar sama temen cowoknya dan Salsha gak sakit apa-apa. Yang pasti gw sama yang lain sedih lah, gimana bisa dia nge boongin gw sama sahabat-sahabat gw? Aneh tau gak sih lo dia sekarang."

"Ok. Cukup, saya ngerti"

"Eh, kok main pergi-pergi aja sih? Aneh deh, sama kaya Salsha!"

Dear My Sweet HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang