4.860 Matahari

253 6 0
                                    

Pagi ini, keinginan Aldi terus menggebu menginginkan Salsha kembali ke pelukannya. Ia nekat menuju ke rumah Salsha.

Tok,, tok, tok..

"Iya, ada yang bisa saya ban.., Aldi!"

"Salsha, saya tau saya telah melakukan kesalahan besar! Tapi, saya harus jujur. Saya masih mencintai kamu!"

"Aldi, saya udah mau menikah"

"Katakan pada saya sekarang bahwa kecupan itu tidak ada artinya bagi kamu!"

"Aldi, ciuman itu tidak ada artinya apa-apa bagi saya!"

"Ok, saya ngerti. Ini buat kamu. Untuk terakhir kalinya"

Aldi meninggalkan Salsha. Namun, betapa terkejutnya Salsha ketika mengetahui bahwa ternyata Naufal berdiri di depan pintu rumahnya ketika Aldi pergi.

"Jadi memang ini yang buat kamu aneh sama saya? Aldi yang sudah melegendaris dalam hatimu itu kembali lagi ke kehidupanmu?"

"Dia hanya ingin menjelaskan sesuatu pada saya, Fal"

"Jelasin sesuatu? Iya, tapi selepas itu kalian jalan bersama. Bahkan, seharian saja belum cukup. Hingga selepas shubuh kalian baru pulang. Lalu bercumbu pula? Wow, kejadian apa ini? Pergi tanpa berpamitan. Jangan kamu fikir saya tidak tau. Saya mengikuti kamu kemarin. Betapa romantisnya lelaki brengsek itu! Menyihir kamu dengan bualan kata-katanya itu. Bahkan, kulihat senyum kamu yang belum pernah kulihat dari wajahmu sebelumnya. Senyum yang sangat manis, yang hanya dapat terukir karena lelaki itu! Tadi kamu bilang apa? Ciuman itu tak berati apa-apa? Bahkan kemarin, kamu benar-benar terlihat sedih saat harus meninggalkannya. Dan tadi, mata kamu berair, kamu menangis hanya karena dia! Salsha, jawab pertanyaan saya dengan sejujur-jujurnya, kamu masih mencintai lelaki itu?"

"Iya,, saya memang masih mencintainya! Dari dulu hingga sekarang kamu berada di depan saya, perasaan saya tak pernah hilang untuknya! Dan saya tidak pernah mencintai kamu barang sedikitpun!"

"Salsha, kamu tau.. Dalam kisah romantismu itu, aku yang menderita!, sakit! Padahal Kamu Bukan Sinta, Aldi bukan Rama dan aku bukan Rahwana. Salsha, sore itu aku berpapasan dengan Rangga yang legendaris itu, hatiku berdesir. Aku paham itu saatnya aku kehilangan kamu. Yang kamu lakukan padaku itu kejam, Salsha. Setelah belasan purnama aku berusaha menarikmu dari kesedihan lalu aku mengobati hatimu yang luka, membuatmu bisa tersenyum melupakan dia yang meninggalkanmu, Kamu anggap itu apa? Salsha, aku mapan sejak lahir Cinta, dan percayalah, di dunia nyata, intuisi dan koneksiku dalam bisnis jauh lebih berguna untukmu dan anak-anak kita kelak, daripada sekedar bualan mulut manis belaka. Kini semua selesai sudah. Aku dan kamu akan tetap menjadi aku dan kamu. Aku paham, separuh jiwamu tertinggal bersama Aldi, menahanmu lebih lama hanya membuatmu menderita, kembalikan cincin pertunangan kita dan pergilah ke London. Aku akan mencari gadis yang pikirannya tak terbelenggu asmara masa lalu! Cukup sudah aku denganmu!

Naufal pergi meninggalkan Salsha. Salsha kembali menatap kertas yang sedari tadi ia genggam. Membuka dan mencoba membaca.

Jiwaku yang teduh disana,

Masihkah kau simpan cinta?

Masih adakah rindu yang dulu?

Lihat lah sekali lagi kedua tanda tanya itu

Untuk siapa ia tercipta?

Saat ini, aku pun tau bahwa itu hanya tercipta untuk diriku sendiri

Tercipta untuk kebodohan dan ketidakwarasanku

Ingin memilikimu, sekali lagi.

Salsha mengambil kunci mobilnya mencoba menahan tangisnya. Bergerak cepat menyusul Aldi ke Bandara.

Aldi yang diam. Menatap foto perempuan yang ada di dompetnya kini membuang nafasnya. Melipat dompetnya, dan mengembalikan pada saku celananya. Menggiring kopernya, bersiap.

"Aldi!! Apa kebodohan dan ketidakwarasanmu itu untukku?"

Aldi menengok kebelakang dengan cepat, Salsha. Kejadian lalu kembali terjadi.

"Saya pernah bilang, tidak pernah ada perempuan lain. Lalu, untuk siapa saya tujukan itu jika bukan untuk kamu?"

"..."

"Kamu disini?"

"Apa pembatalan penerbangan kamu buat aku masih ada?"

"Maksud kamu? Kamu mau menikah kan? Ciuman itu tidak ada artinya juga kan?"

"Aldi, saya minta maaf. Saya bodoh sekali. Saya, saya hanya berbohong pada diri saya. Ciuman itu masih sama seperti dulu. Saya membatalkan pertunangan saya dengan Naufal."

"Saya mencintai kamu" Aldi memeluk Salsha mesra

"Saya juga mencintai kamu. Kamu gak akan pergi lagi kan?"

"Saya akan ikuti kemauan ayah kamu. Will you marry me?" Aldi mengeluarkan sebuah kotak berbentuk love bewarna merah.

"Yes, I will!" Aldi pun memasangkannya pada jari Salsha, lantas menciumnya mesra. Mereka pun kembali bercumbu dan berpelukan.

"Dalam kisah romantismu itu, aku yang menderita!, sakit! " Batin Naufal yang hanya melihat dari belakang.

TAMAT

Dear My Sweet HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang